[2] Fantasy : La La Love - NCT DREAM [✓]

FINAL LEVEL #1 : GAME

Aku susah payah bangun dari tempat tidur. Kakiku melangkah ke meja rias, melihat keadaan wajahku di cermin. Astaga, rasanya aku bisa menyimpan beberapa koin di bawah mataku ini.

Dari cermin aku bisa melihat kasurku yang berantakan. Rasanya malas sekali untuk merapikannya. Tapi harus kurapikan sebelum mama datang dan menjewer telingaku sampai putus. Ponselku ada di balik selimut kala aku mulai merapikan kasur. Layarnya masih menyala, namun tidak tampak apa-apa. Seingatku, tadi malam aku bermain game sampai ketiduran dan waktu ceritanya mencapai klimaks tiba-tiba ponselku mati.

Sial, padahal tinggal bagian terakhirnya.

"Cil, bangun!"

Huh, dasar. Mereka masih saja memanggilku dengan sebutan 'bocil' padahal aku sudah kelas 2 SMA. Iya, sih, aku tidak terlalu tinggi. Tapi bukankah memanggilku seperti itu terkesan sangat kejam?

"Udah bangun! Bentar mau siap-siap."

Sepertinya Bang Mahes terkejut mendengar aku sudah bangun. Biasanya dia harus meneriakiku tepat di telinga dan adikku bertugas memukuli wajahku dengan bantal.

Aku berjalan ke ruang makan. Di sana sudah ada papa, mama, abang, dan juga adik durhaka sedunia. Kalau di lihat dari lirikan mata mama, habislah sudah pasti aku akan diceramahi.

"Tidur jam berapa tadi malem?"

"Jam…."

"Jam 3 pagi, Ma!"

"Andy!"

Dasar. Bocah satu ini tidak bisa menjaga mulutnya. Padahal kemarin sudah kubelikan model mobil mainan yang ia mau.

"Serem, Ma. Main game sambil ketawa-ketiwi, kadang teriak."

Bang Mahes tidak mau kalah. Dia menjulurkan lidahnya sambil menjulingkan mata. Rasanya ingin kupatahkan kacamatanya sekarang juga supaya dia tidak bisa melihat jalan. Dosa apa aku punya saudara seperti mereka.

"Kan udah Mama bilang jangan begadang. Kalau kamu begadang ngerjain tugas, Mama masih bisa ngerti. Kalau cuma main game, masa nggak bisa ditunda? Kamu pegang hape dari buka mata sampai nutup mata lagi apa masih belum puas?"