PROLOGUE

319 49 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi itu, seperti biasa Cecil bangun kesiangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi itu, seperti biasa Cecil bangun kesiangan. Seperti biasa pula Mark, kakak Cecil, membangunkannya dengan siraman 1 gayung air. Lalu seperti hari-hari biasanya lagi, Cecil akan bangun dan protes pada Mark, namun akan diabaikan oleh kakaknya. Kemudian dia akan berlari ke kamar mandi namun akan kembali keluar karena lupa membawa baju ganti.

"Bunda, sampai kapan sih Abang bangunin aku kayak gitu? Lama-lama nanti air rumah habis loh. Bunda nggak ada niatan gitu marahin kakak? Bunda enggak kasihan sama anak cewek satu-satunya yang paling cantik ini?" Adu Cecil, memprotes perlakuan kakaknya pada dirinya.

Mark diam saja. Ia fokus ke piringnya tanpa melirik ke arah Cecil. Bahkan kedua telinganya sudah tersumpal earphone. Cecil yang tahu bahwa kakaknya tidak akan membalas ucapannya, tertunduk sedih.

"Iya mau gimana lagi, kamu kalau enggak digituin enggak akan bangun," jawab bunda sambil melirik kedua anaknya.

Cecil cemberut. Ia memakan sarapannya dengan hati yang dongkol, baru kali ini dia merasa kesal dengan perlakuan kakaknya padahal biasanya dia diam saja kalau diguyur air oleh Mark. Yah, sebenarnya hari ini dia marah-marah hanya karena ingin berdebat dengan kakaknya. Seperti dulu. Entah sejak kapan sifat Mark tiba-tiba berubah padanya.

"Kak," bisik Jinan.

"Apa?"

Jinan melirik ke arah ayah dan bundanya, lalu melirik ke arah Mark. Setelah merasa mereka tidak mengetahui apa yang akan dilakukannya, Jinan membisiki Cecil, "Boleh minta uang jajan nggak?"

"Bun-"

Baru saja Cecil hendak mengadukan perlakuan Jinan padanya, suara teriakan dua manusia di luar sana membuat fokusnya teralihkan.

"Pagi Bunda!" Dua cowok tampan seumuran Cecil masuk dan langsung menyalami Ayah dan Bunda, tak lupa mereka berjabat tangan akrab dengan Mark dan Jinan.

"Lu berdua ngapain kesini sih?" Tanya Cecil.

"Loh, kan rumah Ecan di depan situ."

"Apartemen gue jauh sih, tapi masa nggak boleh jemput lo?" Tanya Naga.

[2] Fantasy : La La Love - NCT DREAM [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang