3. ♡ Preparation

2K 474 34
                                    

"Nah, inilah yang kumaksud. Kau mengerti 'kan? Ini adalah permasalahan kita sejak awal!"

"Wajahku adalah masalahnya?" Lisa benar-benar berniat untuk mencolok kedua mata Donghyuck setelah segala sesi shooting ini selesai. "Aku akan berusaha untuk tidak tersinggung, tapi untuk jaga-jaga, apa kau punya asuransi rumah sakit, Haechanie?"

Mark, yang kini berdiri di tengah-tengah keduanya, hanya dapat meringis. Baru sepekan bekerja sama, ia sudah mendengar banyak ancaman brutal dari perempuan di sampingnya itu.

"Tidak, wajahmu bukan masalahnya. Dan ya, aku punya asuransi jiwa." Donghyuck menyilangkan tangan. "Ekspresimu, noona. Ekspresimu. Kau tahu kenapa anak-anak selalu ketakutan di dekatmu? Kau sangat kaku dan—astaga, aku bertaruh guru mereka bahkan tidak semenyeramkan ini!"

"Tidak ada yang salah dengan ekspresiku," kata Lisa gusar. "Memangnya kau masih bisa tersenyum saat para monster kecil itu menjatuhkan es krim ke kepalamu? Menyandungmu di jalan? Merobek dokumen-dokumen pentingmu ke tong sampah setelah menggambarinya dengan doodle payah?!"

"Hei, jangan menyebutnya doodle payah."

Lisa mendelik pada Mark.

"My bad. Silahkan dilanjut."

"Poinku adalah," Donghyuck menarik napas, menatap Lisa serius. "Kesabaran. Kau sangat temperamental jika berurusan dengan anak kecil, kau tahu itu, noona?"

Lisa membuang muka. Tentu saja dia mengetahui hal tersebut. Jika dia memiliki hubungan yang baik dengan anak-anak, tentu saja sekarang dia tidak perlu mengikuti briefing ala-ala milik Donghyuck dan Mark saat ini.

"Baik semuanya, masih dengan Haechan dari Haechan Cam dengan viewer rating 37.5%, dapat kita lihat Lisa-noona masih sepayah kemarin." Haechan menggerakkan kameranya.

"Unggah video itu dan kuremukkan kameramu."

"Oh, noona!" Mark tersentak, seperti baru saja menyadari sesuatu. "Saat aku menonton video Haechan kemarin, sepertinya aku melihat sesuatu yang menarik."

Lisa menaikkan alis, menunjuk Donghyuck yang masih berbicara sendiri dengan kameranya. "Temanmu bertingkah konyol?"

Mark mendengus. "Ya, itu juga. Tapi, hei, aku menemukan sebuah titik terang!" Mata Mark tampak bercahaya.

"Aku punya solusi agar noona tidak terlalu kaku di dekat anak-anak!"

•••

"Aku?" Taeyong menunjuk dirinya sendiri.

Mark dan Donghyuck mengangguk penuh antusias. "Mark benar. Setelah kulihat-lihat, Lisa-noona tampak lebih rileks saat berada di sekitar hyung."

Lisa mengangkat tangan, memotong. "Klarifikasi, agar tidak ada kesalahpahaman canggung." Dia menoleh pada Taeyong. "Maaf karena menjadikanmu tameng, sunbae. Tapi jika ada kau, pusat perhatian anak-anak itu otomatis langsung mengarah padamu. Jadi aku bisa lebih santai."

Taeyong tertawa. "Kau memanfaatkanku?"

Berhari-hari setelah shooting, barulah Lisa dan Taeyong dapat mencairkan atmosfer dingin di antara mereka. Keduanya memang tampak profesional di depan kamera, tapi ketika di backstage, Lisa bahkan tidak berani menegur sapa Taeyong.

Perfect Teammates Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang