01

517 105 8
                                    

"Kita pisah di sini lagi nih?" Lisa menghentikan langkah ketiga gadis cantik dengan setelan baju kasual itu.

"Gue bukan babu lo yang mau nganterin lo ke gedung sospol ya," balas Chaeyoung.

"Lagian gue sama Chaeyoung kan gedungnya sebelahan, wle..." Jisoo memeletkan lidahnya.

"Dih, sombong amat mentang-mentang anak farmasi," balas Lisa.

"Udah ah, gue buru-buru nih! Masih harus singgah perpus, belum lagi ngapalin pasal KUHP," keluh Jennie sambil mengganti kacamata hitamnya dengan kacama minus lalu melanjutkan langkahnya, tidak lupa dengan beberapa buku di tangannya.

"Eh, Jen! Tungguin kali! Gedung kita kan deketan!" Lisa berlari menyusul Jennie.

Chaeyoung dan Jisoo menggeleng-geleng kepala, tidak habis pikir dengan tingkah temannya yang satu itu. Bahkan Jennie saja berubah drastis semenjak kuliah di jurusan hukum, tapi kok tingkah Lisa yang abstrak itu masih melekat pada dirinya?

"Eh iya, lo makein adek gue pelet apaan? Kok tumben dia gak ngintilin lo lagi sampe kampus," ucap Jisoo saat mereka berdua sudah berjalan beriringan ke gedung fakultas masing-masing.

Chaeyoung tertawa mendengar pertanyaan dari Jisoo, "Ada deh..."

"Oh gitu, main rahasiaan lo ya sekarang,"

Chaeyoung kembali tertawa.

"Lo gimana? Udah move on belum?" tanya Chaeyoung.

"Ya udah lah! Lo pikir gue sebucin itu sama kak Seokjin? Yakali udah setahun belum move on,"

Chaeyoung ngangguk-ngangguk mendengar ucapan Jisoo, "Ya kan dulu elo yang nangis-nangis karena putus sampe gak niat belajar buat UN,"

"Masa lalu itu mah, gak usah diinget-inget lagi,"

"Gue masuk ya Chaeng," ucap Jisoo saat gadis itu sudah berada di depan gedung fakultasnya yang tepat di samping gedung fakultas kedokteran.

"Oke, gue juga mau masuk dulu,"

Begitulah keempat sahabat itu berpisah tiap hari senin, karena di hari-hari lainnya jam kuliah mereka tidak bersamaan.

Chaeyoung melanjutkan langkahnya memasuki gedung fakultas kedokteran. Yap, adik dari Chanyeol itu akhirnya memutuskan untuk melanjutkan studinya di bidang kedokteran setelah meminta nasihat dari guru-guru dan orangtuanya. Padahal Chanyeol sendiri mau adiknya menyusulnya ke London, tapi apa daya adiknya yang lagi di masa bucinnya saat itu langsung menolak mentah-mentah usulannya.

Baru saja memasuki lobi, seseorang berlari dari arah yang berlawanan dan tidak sengaja menabrak Chaeyoung yang sedang melihat buku di tangannya. Chaeyoung merasa tubuhnya terdorong ke belakang, untung saja orang itu menarik tangannya sebelum dia terjengkang ke belakang.

"Sori sori," ucap orang tersebut lalu meninggalkan Chaeyoung yang masih shock. Kelihatan sekali orang itu sedang buru-buru.

Masih setengah shock, seseorang memanggil namanya yang membuatnya kembali tersadar, "Chaeng!"

Mata Chaeyoung menangkap sosok Jihyo yang sedang berjalan ke arahnya. Jihyo ini teman Chaeyoung dari awal semester satu ini. Awalnya Chaeyoung kira dia tidak akan mendapat teman di kuliah, untung saja Jihyo juga mengambil jurusan yang sama dengannya. Meskipun awalnya mereka tidak terlalu dekat, tapi berkat OSIS dua tahun lalu setidaknya mereka saling mengenal. Perkuliahan Chaeyoung sudah hampir jalan satu bulan mengingat sekarang sudah berada di penghujung bulan Agustus. Untungnya sampai sekarang Chaeyoung masih belum merasa terlalu berat tentang perkuliahannya, tidak tahu kedepannya.

"Ke kelas yuk," ucap Jihyo.

"Yuk,"

Kedua gadis itu berjalan beriringan menaiki tangga menuju kelas mereka. Sesampainya di kelas mata kuliah pertama, Chaeyoung dan Jihyo langsung menduduki kursi yang masih kosong di barisan tengah.

Baru beberapa menit Chaeyoung mendudukkan bokongnya di kursi, seseorang memanggil namanya, "Woi, Chaeng!" Chaeyoung menoleh ke arah lelaki yang baru masuk itu.

"Apa?"

Lelaki itu mengeluarkan sebuah gantungan kunci koala dari sakunya lalu menyodorkannya ke arah Chaeyoung yang membuat mata gadis itu membulat terkejut melihat benda itu ada pada lelaki ini.

"Lo nyuri barang gue?!" tanya Chaeyoung ngegas sambil merebut gantungan kunci dari tangan lelaki itu. Gadis itu langsung memeriksa resleting tasnya tempat ia biasa menggantungkan gantungan kunci itu dan benar saja gantungan kunci pemberian dari Junkyu tidak ada di resleting tasnya.

"Enak aja lo! Gue gak nyuri ya!" balas Taeyong tidak kalah ngegas. Yap, lelaki yang memberikan gantungan kunci Chaeyoung adalah Lee Taeyong. Adakah di sini yang masih mengingat lelaki itu? Sepupu Jennie sekaligus teman Jaehyun dan anggota tim basket SMA Tunas Bangsa selama tiga tahun. Siapa sangka lelaki itu akan menempuh studi kedokteran, padahal saat SMA kerjanya hanya main basket, basket, dan basket. Kalau bukan basket palingan mengerjai sepupu tersayangnya.

"Terus ini apa kalo gak nyuri?" Chaeyoung mengangkat tinggi-tinggi gantungan kunci koala yang ada di tangannya, menunjukkannya pada lelaki itu.

"Itu jatuh di lantai pas gue nabrak elo tadi di bawah. Masih baik gue ambilin! Dasar, cantik-cantik galak!" cibir Taeyong.

"Oh! Jadi elo yang tadi nabrak gue?!" Chaeyoung semakin naik pitam, sudah tahu kalau pagi mood gadis itu selalu jelek, eh si Taeyong malah cari masalah. Sebenarnya Taeyong tidak cari masalah sih, memang Chaeyoungnya yang sudah berburuk sangka duluan.

"Ya kan gak sengaja maemunah! Gue udah bilang sori kok tadi, budek lu ya?"

"Eh! Elo tuh yang gak punya sopan santun, gue hampir kejengkang malah ditinggalin,"

"Eh! Udah gue pegangin ya tadi biar lo ga kejengkang, kalo engga gue pegangin udah nahan malu kali lo di bawah,"

"Kalo gue nahan malu di bawah itu juga karena lo!"

"Lah? Kok gua? Salah lo lah, kan elo yang kejengkang,"

"Dih! Pantes aja Jennie selalu misuh-misuh kalo nyeritain elo, sekarang udah ngerti gue,"

"Ngapain bawa-bawa sepu-" ucapan Taeyong terpaksa harus teputus karena dosen kesayangannya sudah masuk ke dalam kelas.

"Itu yang di tengah ngapain berdiri begitu?" tanya dosen itu yang ditujukan kepada Taeyong, karena hanya lelaki itu yang masih berdiri.

"Eh? Maap Pak," Taeyong langsung mengambil duduk tepat di sebelah Chaeyoung. Untung saja kursi itu masih kosong.

"Ngapain lo duduk di sini? Ngajak berantem lu?" bisik Chaeyoung ke arah lelaki di sampingnya.

"Eh, jangan kegeeran lu. Bangku yang kosong tinggal ini," balas Taeyong sambil berbisik juga.

"Cih," Chaeyoung mebuang mukanya lalu fokus melihat ke arah dosennya itu yang sedang menjelaskan di depan.

***

Ternyata masih ada yg nungguin cerita ini, makasih yang udah nungguin padahal sequel ini dah lama gak ada kabar😀
Semoga bisa sesuai ekspektasi😊

Last TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang