DISAAT SEKOLAH TIBA

86 7 0
                                    

Waktu masuk sekolah pertama kali semua teman-teman diantar dengan orang tuanya tetapi hanya sayalah yang tidak diantar dengan orang tuaku kupikir tidak apalah saya kan anak yang kuat dan hebat jadi tidak perlu ditemani lagian sekolah SD ku dekat dengan rumahku sendiri. Sayapun ikut dengan guru, saya mengikuti dia belakang nama guru itu adalah bu haji entah kenapa dipanggil bu haji sayapun tidak tahu yang jelas semua guru dan murid lainnya manggil dia bu haji, sesampai di dalam kelas saya binggung mau duduk meja mana karena saya merasa malu lagipun saya tidak mengenal siapa pun di kelas ini. Ketika guru masuk kelas saat itu guru memanggil saya karena saya tidak duduk. Tiba-tiba saya disusuh untuk memperkenalkan terlebih dahulu.

"Baik anak-anak, sekarang kita memperkenal diri dulu supaya kita semua saling mengenal, silahkan kamu pertama perkenal dirimu," bu haji berkata

"Baik bu, Nama saya Abdullah," ucapku

Dan bu haji mempersilahkan duduk untukku

"Abdullah duduk di dekat udin ya?" ucapnya

"Iya bu" jawabku

Akhirnya duduk lah saya dengan si udin tersebut

"Hai" ucapnya.

"Hmm, hai "jawabku seadanya.

Kami tidak banyak omong karena saya tidak suka basa basi pada orang tidak dikenal apalagi semenjak ayah pergi ke papua dan kakaku saya jadi malas untuk berbicara.

Tetapi tidak disitu aja, saya disekolah itu bersama kakakku yang umurnya beda satu tahun denganku, saya juga bingung kenapa dia bisa masuk SD saat itu padahal umurnya masih 6 tahun sementara anak SD masuk umurnys 7 tahun mungkin, karena dia tinggi dan tidak kelihatan bahwa dia berumur 6 tahun dan alasan lainnya sih katanya dia biar bisa menjagaku di sekolah nanti.

Pada saat itu saya merasa hidupku sedikit mulai sedikit kembali berwarna tapi saya merasa kehilangan keluarga yang utuh. Saya iri dengan temanku yang selalu bersama keluarganya tetapi saya ingat apa yang ayah pernah ucapkan kepadaku

"jangan iri karena jika kita iri tandanya kita tidak mampu dengan apa yang mereka punya."

Dan saya mulai senyum mengingat ucapan ayahku

Sungguh rindunya saya dengan sosok seorang ayah yang selalu saya peluk jika saya tidur

"Mungkin ini takdir yang dibeli Allah untukku, Allah sedang mengujiku." Ucap bathinku.

Pulang sekolah saya cerita semua apa yang saya alami saat masuk ke sekolah SD pertamaku kepada mama

Dan saat itu tiba-tiba temanku memanggilku Riski namanya dia memang sahabatku dari kecil mungkin dari kami belum lahir hhhhhehhe

"Abdul," panggilnya.

"saya kenapa Ris?" jawabku

"Maen yok tempat Aco, ucapnya.

Dan yah Aco itu adalah sahabat kami juga tetapi kami dengan Aco beda sekolah.

Dan dia juga sahabat dari kami belum lahir kami memang selalu bertiga adapun yang masuk dalam persahabatan kami, itu pasti tidak akan lama karena ya memang ginilah kami ceplas ceplos yang suka buat orang sakit hati hahahaha.

Dan sebelum saya menjawab pertanyaan dari Riski mama datang dan berkata" Gak bisa Ris, Abdul mau tidur dulu nanti sore aja ya mainnya."

Disitulah saya merasa bersalah sama Riski.

"Ris maaf ya gak papakan" ucapku.

"Iya gak papa dul kita main sore aja," ucapnya

Disitulah saya tersenyum. Pada saat itu saya merasa hidupku sedikit mulai sedikit kembali berwarna tapi saya merasa kehilangan keluarga yang utuh. Saya iri dengan temanku yang selalu bersama keluarganya tetapi saya ingat apa yang ayah pernah ucapkan kepadaku, "Jangan iri karena jika kita iri tandanya kita tidak mampu dengan apa yang punya."

Life With Family & FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang