PERTENGKARAN

41 7 0
                                    

Akhirnya sayapun pergi, enggk lama sampai sana nenek menelpon paman untuk memberitahukan bahwa ibuku ngamuk karena saya pergi ke Makassar. Dan saya cemas saya takut disaat itu saya rasanya ingin sekali pulang kembali bersama ibu tetapi paman bilang bahwa besok kami mau kembali sudah. Keesokaan harinya akhirnya saya pulang bersama keluarga pamanku.

"Paman, kaya mana ini ibu marah," ucapku sedih kepada paman.

"Enggk ibumu gak akan marah sama Dul kana da paman" ucapnya menenangkanku.

Disitulah saya tertidur dipangkuannya walapaun paman mempunyai anak tetapi sayalah yang dipentingkan dulu, begitulah bahagianya saya. Tiba sampainya di Rumah paman agak malam saya pulang kerumah ibu dan hasilnya sama yang saya bayangkan yaitu bajuku sudah di depan pintu dan alhasil saya diusir dari rumah.

"Ibuu Assalamualaikum," terikku memanggil ibuku agar pintu rumah dibukakannya.

"Iya, ooooo bagus ya sudah kubilang jangan ikut pamanmu itu masih aja kau ikut sama mereka gak pernah mau dengarin apa yang saya bilang," ucap ibu meninggikan suaranya.

Sayapun gak berani karena semua orang di rumah itu memarahiku.

"Ya udah kau susun semua baju kau ini jangan pernah kau anggap nenek sini nenek kau lagi jangan pernah kau anggap ibumu atokmu atau siapapun yang ada di rumah ini kelurga kau lagi, keluarga kau hanya keluarga dari pamanmu dan jangan bawa barang yang udah pernah ibu belikan," ucap nenek memarahiku. Saya membawa semua barangku dan saya meninggalkan semua barang yang dibelikan oleh ibuku termasuk baju sekolah, tas semua dan semua peralatan sekolah. Sayapun menangis begitu teganya mereka membuang saya gitu saja. Saya memang salah tetapi apakah pantas saya diperbuat seperti ini? Sayapun membawa semua barangku yang sudah dibeli dari Ayah.

Life With Family & FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang