" Pamannn " panggilku sambil menangis sejadinya dan langsung memeluk paman.
"Kenapa Dul kok semua barang dibawa "ucap paman cemas kepadaku.
"Paman, saya diusir sama ibu karena ikut ke Makassar" ucapku kepada paman sambil menunduk.
"Ya udah Dul tinggal sama paman aja nanti semua paman belikan untuk Dul ya," ucap paman kepadaku.
"Tapi yah semua baju sekolah gak boleh dibawa sama ibu karena ibu yang belikan" ucapku kepada paman.
"Loh kok gitu sih, kok tega kali ibumu sama Dul" ucap paman dengan muka yang sudah merah karena menahan emosinya.
"Iya yah, Nenek bilang jangan anggap mereka keluarga lagi dan semua barang yang dibelikan ibu gak boleh dibawa" ucapku sedih kepada paman.
"Ya udah-ya udah gak papa nanti kita beli lagi ya," ucap paman menenangkanku.
"Iya, man " sambil memeluk paman.
Disaat itulah saya tinggal sama paman dan keluarga paman pontang panting mencarikan baju untukku dan Alhamdulillah ada yang memberikan saya baju sekolah walaupun itu tidak baru alias baju bekas. Karena baju sekolahnya agak kebesaran dibadanku akhirnya keluarga paman mengecilkannya hanya untukku. Betapa berkorbannya keluarga paman agar saya bisa sekolah. Dan semenjak kejadian pertengkaran itu saya tidak sekolah untuk beberapa hari karena tidak memiliki baju sekolah.
Dan keluarga ibu tidak ada peduli sama sekali. Mungkin mereka memang sudah tidak menganggap saya anak lagi. Sayapun sudah tidak peduli lagi terhadap mereka. Dan ya guru tahu masalah saya makanya saya diperbolehkan untuk tidak bersekolah beberapa hari karena rumah guruku dan rumahku saling berdekatan.