4

2.2K 142 23
                                    

Manhattan, New York, 2025

Baekhyun menggerutu kesal, ia tidak percaya ibunya menyuruhnya untuk cuti. Ia bahkan belum seminggu bekerja, tapi ibunya sudah memaksanya untuk melakukan hal tersebut. Dan parahnya lagi, ibunya menyuruhnya untuk menghabiskan weekend bersama keluarga Hogue di rumah musim dingin mereka yang sangat jauh dari Manhattan.

Baekhyun berjalan memutar mengelilingi kamarnya dan berharap ibunya menjawab panggilan darinya.

“ayolah mom, angkat!” kesal Baekhyun

Tidak kunjung mendapat jawaban dari sang ibu membuat Baekhyun pasrah dan membuang ponselnya ke atas ranjang. Ia masih tidak habis pikir dengan jalan pikiran ibunya.

“aku bisa mati muda”

Suara khas pesan masuk dari ponsel membuat Baekhyun melompat cepat ke atas ranjang untuk mengecek isi dari pesan tersebut. Tapi yang Baekhyun dapatkan sangat di luar ekspetasinya,

Ibunya menyuruhnya untuk menemani Ian untuk menjemput tuan dan nyonya Hogue.

Baekhyun menggeram tertahan dan kembali membuang ponsel tak berdosa miliknya. Suara pintu terbuka membuat Baekhyun kaget, dan saat ia melihat siapa pelakunya, ia menjadi sedikit gugup. Sang pelaku hanya diam mematung di luar kamarnya sambil menatap datar ke arahnya. Sepertinya Baekhyun sudah sangat paham akan situasi ini.

“tunggu sebent-“ belum menyelesaikan kalimatnya, Ian sudah berjalan meninggalkan Baekhyun, dan hal itu membuat suasana hati sang submisif semakin tidak bagus.

“apa yang salah dengannya”

Baekhyun mengambil jaketnya dan berjalan menyusul Ian. Di dalam mobil pun tak ada suara yang menemani mereka seperti biasa. Baekhyun sibuk menatap ke luar jendela sedangkan Ian sibuk menyetir. Panjangnya antrean mobil karena macet membuat Baekhyun mulai muak melihat ke luar jendela, karena pemandangannya hanya mobil. Ian juga tidak menyalakan radio atau apa, semakin mendukung suasana seperti kuburan.

Baekhyun yang tak suka dengan suasana ini pun menatap ke arah Ian. Sang dominan yang ditatap pun hanya tetap menatap ke arah depan, mengabaikan tatapan si kecil.

Baekhyun menghembuskan nafasnya pelan melihat Ian yang masih saja mengabaikannya. Ckh, padahal dulu dia begitu tergila-gila padaku, batinnya.

“kau tidak berubah, well mungkin hanya bertambah tinggi, dan kulitmu sedikit lebih gelap, kau juga memiliki banyak sekali otot”

Baekhyun sudah membuka suara, membuang harga dirinya jauh-jauh untuk membuka pembicaraan, tapi yang ia dapatkan sungguh membuatnya gila.

“kau bisu atau apa? Christian Hogue, kalau kau lupa kau sangat-“

Perkataan Baekhyun terhenti saat Ian menatapnya begitu lekat, tak ada tatapan tajam, hanya menatapnya seperti, apa ya Baekhyun juga tidak paham arti dari tatapan tersebut.

“kalau kau merasa terganggu dengan kehadiranku, kau bisa pergi”

Nafas Baekhyun tertahan dan mulutnya sedikit terbuka tidak percaya.

“apa yang baru saja kau katakan! Aku tidak tahu apa yang membuatmu bersikap seperti ini padaku, kau bahkan tidak mengatakan apa pun. Aku mulai ragu siapa submisif  sesungguhnya di sini.” Ucap Baekhyun dengan amarah.

Baekhyun memutar matanya malas. Baiklah, kalau Ian menyuruhnya pergi, maka ia akan pergi, belum pernah melihat uke Asia marah rupanya. Saat Baekhyun benar-benar ingin keluar dari mobil, suara ‘klik’ tanda pengunci pintu terdengar.

“jangan aneh-aneh” ancam Ian

“bukankah kau yang menyuruhku keluar?”

“aku sedang tidak dalam mood

[END] OUR MOM'S GAMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang