5🔞

6.1K 154 17
                                    

Manhattan, New York, 2025

Plakkk

Baekhyun melayangkan sebuah tamparan keras ke arah pipi lawan bicaranya. Perkataan yang baru saja dilontarkan Ian sungguh menyayat hati dan sangat tidak sopan.

“jaga ucapanmu”

Baekhyun masih berusaha tetap tenang sambil mengendalikan pernapasannya. Sedangkan Ian yang wajahnya masih menyamping menatap tidak percaya apa yang baru saja terjadi. Belum pernah ada yang menamparnya sebelumnya, bahkan orang yang melahirkannya saja tidak pernah melakukan kekerasan seperti ini.

Ian mengangkat tubuh kecil Baekhyun dalam gendongannya, dan berusaha mengacuhkan rontahan dan pukulan Baekhyun di kepala dan sekitar tubuhnya. Tubuh mungil itu diangkat layaknya karung beras, dan kaki-kaki panjang tersebut melangkah keluar dari kamar menuju ke kamar miliknya di lantai bawah.

“turunkan aku brengsekk!!”

“kau gilaa”

Sebuah gerakan sedikit melempar membuat perut Baekhyun menghantam bahu kekar milik Ian, wajah si kecil memerah karena menahan rasa sakit. Sebuah keheningan didapatkan Ian karena berhasil membungkam mulut kecil yang menurutnya terlalu berisik.

Ian membanting tubuh mungil Baekhyun di atas ranjangnya, dan ia melihat tubuh kecil itu merintih sambil memeluk perut dengan kedua tangannya. Dikarenakan cuaca yang memang sangat dingin, atau otak Ian saja yang memang sangat kotor seperti sampah. Ian mulai mendekatkan wajahnya dan menenggelamkannya di perpotongan leher Baekhyun.

Suara tarikan nafas begitu nyaring karena sang dominan menghirup habis aroma manis yang terdapat di leher Baekhyun. Bulu kuduk sang submisif merinding karena titik sensitifnya sedang digoda,

“ap-a yan-g kau lakukan” ucap Baekhyun susah, tubuhnya sudah sangat lemah akibat hantaman tadi, belum lagi rangsangan yang diberikan Ian membuat tubuhnya mengeluarkan reaksi aneh.

Seolah paham akan situasi sekarang, refleks otak Baekhyun memerintahkan lehernya untuk mendongak. Hal itu tentu saja membuat Ian mendapatkan akses lebih dan sang pejantan pun semakin terpacu dalam nafsunya.

“he-ntikaannhh”

Nyatanya suara dengan reaksi tubuh yang diberikan Baekhyun sangat jauh berbeda. Tubuh mungil itu menginginkannya, tapi otak egois dan gengsinya membantah dengan keras. Belum lagi Ian yang tak pernah berhenti mengendus dan kali ini sang dominan semakin berani berbuat hingga sensasi basah didapatkan Baekhyun di area lehernya.

ahhh” lenguhan pertama

Ian semakin menjadi ketika mendengarnya, ia membuka dengan lebar mulutnya dan mengecup, menjilat lalu memutar sedikit lidahnya di sana. Lupakan dengan pertahanan, ia harus merasakan Baekhyun hari ini juga. Niatnya untuk mengerjai malah berbalik menjadi bumerang karena desahan Baekhyun berhasil membuatnya bernafsu.

Dalam pikiran sang dominan hanya ada seks, seks, dan pemuasan. Tak peduli dengan apa yang terjadi nantinya setelah ia melakukan ini, yang penting hasratnya terpenuhi. Mungkin jika yang dijamahnya adalah lelaki lain, maka ia bisa menahannya, tapi ini beda kasus. Ini adalah Baekhyun, fantasinya sejak kecil. Kesempatan seperti ini tidak datang dua kali, dan ini adalah momen yang sangat tepat.

Tangan besarnya mulai bergerak menyentuh tubuh Baekhyun, merasakan betapa kecilnya pinggang tersebut dan betapa besarnya bongkahan di bawah sana. Dengan keberanian bertambah birahi, Ian memasukkan tangannya ke dalam baju yang digunakan Baekhyun.

aahhh Ian, stoph pleasehh

Wajah tampan Ian memerah karena menahan nafsu, dada Baekhyun sangat kenyal dan sangat pas ditangkupkan ke dalam telapak tangan besarnya. Wajah merintih Baekhyun seakan menjadi penyemangat tersendiri bagi sang dominan.

[END] OUR MOM'S GAMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang