“iya aku sudah sampai mom, tidak ada yang perlu mom takuti, semua organmu masih pada tempatnya”
“...............................................”
“iya aku sudah melakukannya”
“...............................................”
“mom, uang yang mom berikan lebih dari cukup, bahkan koperku penuh dengan kimchimu darimu”
“...............................................”
“mom, pleasee, aku sudah 21 tahun sekarang. Berhenti memperlakukanku seperti anak kecil” kata Baekhyun ketus sambil mengerucutkan bibirnya.
Baekhyun memutar matanya malas, setiap sejam sekali pasti ibunya akan selalu meneleponnya. Ini pertama kali ia pergi ke luar negeri tanpa kawalan ibunya, dan terlihat dengan jelas bahwa nyonya besar kediaman Lizacic tidak tenang membiarkan putra bungsunya bepergian seorang diri.
Baekhyun baru saja menginjakkan kaki mungilnya di daratan asing, sebuah negara maju dengan teknologi yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Sebuah kota yang menjadi impian Baekhyun untuk menetap di sini suatu saat nanti. Kota yang penuh dengan orang-orang terkenal akan kekuasaan dan uang.
Kota kebanggaannya sejak kecil, Manhattan, New York.
“iya, aku sedang menunggunya”
“...............................................”
“tidak, itu adalah masa lalu mom”
“kami sudah lama bertemu, mungkin dia sudah lupa denganku”
“ohh, dia sudah datang, bye mom, aku pergi dulu” bohong Baekhyun dan langsung mematikan ponselnya.
Baekhyun menggenggam erat pegangan kopernya sambil melihat sekitar. Begitu banyak orang bermata biru dan berambut pirang di sini. Tinggi mereka tidak main-main, Baekhyun terlihat seperti tersesat di dunia raksasa. Tingginya yang selama ini ia banggakan ternyata tidak ada apa-apanya di sini. 170 cm mungkin termasuk kategori orang yang cukup tinggi di negara ginseng. Tapi di sini? Itu terlihat seperti kurcaci. Bahkan beberapa wanita terlihat lebih tinggi darinya.
Baekhyun melihat jam tangannya, sudah 30 menit setelah dia landing, dan tampaknya ‘teman masa kecilnya’ yang selalu dibanggakan ibunya itu belum menampakkan batang hidungnya sama sekali.
Sebuah mobil sedan hitam berhenti tepat di depan Baekhyun. Seorang pria asing bermata biru gelap keluar dengan pakaian serba hitamnya.
“Tuan muda Lizacic?” tanya pria asing tersebut
“iya?” jawab Baekhyun ragu
“keluarga Hogue sudah menunggu Anda”
Baekhyun menghembuskan nafasnya malas dan memutar matanya sebentar.
“seorang supir, tentu saja!! Kenapa aku berharap pria itu yang menjemputku” batin Baekhyun
“mari saya bantu” ucap supir tersebut.
Baekhyun hanya mengangguk dan membiarkan pria yang sudah terlihat berumur itu mengambil barang bawaannya. Dalam perjalanan ke kediaman Hogue, mata indah Baekhyun tidak berhenti menatap binar gedung-gedung pencakar langit yang melewatinya. Semua hal di sini benar-benar indah.
Kekaguman Baekhyun berlanjut saat mobil yang ia tumpangi memasuki sebuah pekarangan rumah yang cukup besar. Hal pertama yang ter-notice oleh Baekhyun adalah banyaknya motor-motor besar yang berjejer di ujung sana. Motor tersebut seakan sudah menggambarkan tuan mereka, pasti pemilik dari motor tersebut memiliki tubuh yang tinggi, dan harus seperti itu, mengingat betapa besarnya ukuran motor-motor tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] OUR MOM'S GAME
FanfictieBaekhyun X Bule MPREG sweet dramatic sex romance stories Menceritakan tentang sepasang sahabat yang ingin menjodohkan kedua anak mereka. Pertemuan pertama kedua anak mereka ketika kecil berjalan dengan lancar, keduanya sudah menunjukkan rasa ketert...