"RUMAH BEKAS SUMUR"

4 0 0
                                    

Malam pun tiba hari itu Aku dan Karil sedang berada di kamar Andan dan Sasa. Kami bercerita tentang kisah horror yang pernah kami alami masing-masing saat sedang traveling. "Dari pada kita gabut mending kita cerita horror yok!" ucap Karil dengan sok berani nya.

"Yok siapa yang mau cerita diluan" ucap ku.

"Kau diluan lah, Ril" ucap Andan.

"Mending aku diluan ngeri soal nya cerita ku nih!!" jawab Sasa dengan lantang.

"Nahh diluan lah Saaa" Ucap Karil.

"oke, diam lah kalian!!!"

Sekitar setahun lalu, saya pergi berlibur ke Semarang.

Harap diketahui aku ni orang paling penakut di antara kalian. Dulu saya pernah beberapa kali di kasih lihat makhluk-makhluk dari dunia lain. Pertemuan pertama saya terjadi waktu aku masih duduk di sekolah menengah pertama (SMP). Suatu malam saat saya melihat jendela kamar yang tirainya sedikit terbuka, saya melihat ada satu pasang mata berukuran bola tenis berwarna merah penuh dengan urat dan tampak berdarah. Tidak peka akan apa yang sedang terjadi, karena penasaran akan bola mata itu, saya malah berjalan mendekat... tapi, baru beberapa Langkah, tiba–tiba bulu kuduk saya berdiri dan tubuh saya dingin! Saya mendadak kalap, ketakutan dan langsung berlari ke luar kamar. Saat menceritakan kejadian itu ke ibu, beliau hanya berujar, "Nggak apa, itu Cuma genderuwo yang sedang lewat!"

ALAMAKKK!!! MAU PINGSAN!!!!

Sejak saat itu, saya menjadi lebih peka. Insting saya dengan keberadaan "Mereka" menjadi lebih kuat. Untungnya, saya kebanyakan nggak bisa liat, paling hanya sekelebat – sekelebat lewat. Tapi, saya jadi bisa merasakan kalau mereka sedang berada didekat saya.

Suatu kali, saya dan teman saya bernama Gebi melakukan perjalanan ke Solo. Kami tinggal di sebuah rumah yang banyak di sewa traveler saat itu. Selain harga nya yang cukup terjangkau. rumah itu juga tidak jauh dari pusat kota. Rumah itu berupa rumah kecil dengan tiga kamar.

Hari sudah gelap saat kami sampai di rumah tersebut. Dari luar, rumah tersebut terlihat mewah, rapi, dan nyaman. Perabotan dan desain di dalam rumah juga bagus. Tapi, saat memasuki rumah tersebut, saya langsung merasa takut...

Rasa takut yang luar biasa mulai menghantui Langkah saya. Perasaan tidak nyaman semakin besar, saya merasa sedang dipandangi dengan tajam oleh sebuah sosok yang tidak bisa saya lihat .... Mendadak napas saya tersengal-sengal dan telapak tangan saya mulai bekeringat. Ada yang salah dengan rumah ini, ucap dalam hati. Tampaknya penunggu rumah ini tidak suka dengan keberadaan saya di sana. Saya hanya mengucap doa meminta perlindungan dari Allah.

Saya tidur di kamar yang berbeda dari Gebi dan setiap kamar memiliki kamar mandi. Setelah melakukan perjalanan yang cukup melelahkan, saya mandi untuk menyegarkan diri. Saat mandi, tiba-tiba bermunculan lintah dari saluran pembuangan air. Tidak hanya satu, tapi ada beberapa! Saya semakin ketakutan teringat akan kata teman, "Kalau ada binatang aneh dalam rumah, biasanya rumahnya 'panas", loh!"

Saat makan malam, saya bertanya pada Gebi, "Kau pernah tinggal di rumah ini, sebelumya?" Teman saya mengangguk kepala. Saya lontarkan pertanyaan berikut, "Kau nggak permah ngerasa ada yang aneh sama rumah ini, ya?"

Dia hanya menjawab, "Sudah, deh, Saaa. Kau kan pada dasar nya penakut. Aku sudah tinggal di sini beberapa kali dan nggak pernah ada yang aneh-aneh, kok."

Saya Cuma bisa tertunduk lemah. Sudah diVonis penakut dan katanya tidak pernah ada kejadian aneh, berarti malam ini saya tidak bisa menumpang tidur di kamarnya. Apes banget.

Seperti yang sudah diprediksi, saya tidak bisa tidur malam itu. Rasa takut itu masih ada, malah semakin larut. Saya masih susah bernapas sehingga membuat saya harus membuka pintu kamar tidur agar ada tambahan udara segar. Senjata ampuh menenangkan diri, saya mulai dengan berdoa,dan membaca ayat kursi. Saat saya sudah merasa mulai tenang, rasa takut mulai pudar sedikit demi sedikit dan saya pun mulai tertidur.

UNEXPECTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang