Kyuhyun menggandeng tangan Yesung dengan erat. Keduanya tersenyum bahagia menikmati alunan lagu dari musisi jalanan. Langkah keduanya pelan menyusuri jalanan kota yang ramai pejalan kaki.
Eropa, benua terkecil kedua di dunia yang memiliki sejuta pesona yang memikat mata. Cuaca sejuk, keamanan yang terjamin dengan fasilitas mumpuni, dan jangan lupakan budayanya yang artistik. Benua inilah yang menjadi destinasi dari liburan Kyuhyun dan Yesung. Melepas penat keduanya dari sibuknya rutinitas sekaligus sebagai destinasi bulan madu keduanya. Pasangan muda tersebut memilih untuk menghabiskan masa liburan ini dengan berkeliling ke sejumlah negara Eropa, seperti Austria, Italia, dan yang terakhir Prancis.
Hari ini adalah hari terakhir mereka berlibur. Di negara sejuta romantisme, Prancis. Besok mereka harus kembali ke negara asal mereka, Korea Selatan. Hal itulah yang membuat Yesung terbangun dengan lesu pagi tadi. Walaupun setelah dibujuk oleh suaminya, ia menjadi bersemangat kembali. Tentu saja dengan iming-iming akan dibelikan pakaian mahal di butik terkenal.
"Kkuru, ayo kita beli beberapa coklat di Belgia sebelum pulang!"
Kyuhyun memandang jengah Yesung. "Besok kita harus kembali ke Korea." Ucapnya ogah-ogahan. Yesung yang mendengarnya hanya mengerucutkan bibirnya. Ia melepaskan gandengan tangannya dan berjalan lebih dulu di depan Kyuhyun. Namun, dengan langkah yang lesu.
Kyuhyun memandang geli Yesung yang merajuk. Yesung itu memang sedikit random pola berpikirnya. Kyuhyun juga sebenarnya sulit mengerti jalan pikir pasangan hidupnya itu.
Kyuhyun menyusul langkah Yesung. Kemudian mengusap rambut Yesung dengan gemas saat sudah sampai di belakangnya. Yesung yang merasakan usapan Kyuhyun di kepalanya menoleh pada Kyuhyun dengan pipi yang digembung-gembungkan. "Tapi aku ingin coklat Belgia." Rengek Yesung lagi. Masih teguh pada keinginannya. "Nanti akan kubelikan di toko coklat." Jawab Kyuhyun dan itu tak membuat rasa lesu Yesung hilang. Malah ia merengek makin keras.
"Aku mau coklat Belgia asli..."
"Nanti kita pesan online saja."
"Aku tidak mau. Aku mau yang langsung dari pabriknya."
"..."
"Kkuruuu..."
Yesung makin memajukan bibirnya saat Kyuhyun tak mengacuhkannya dan memilih untuk meneruskan langkahnya daripada mendengarkan protesan Yesung. Yesung merapikan poninya yang berantakan. Kemudian menyusul Kyuhyun yang telah lebih dulu berjalan meninggalkannya. Suaminya itu memang tak ada manis-manisnya.
"Tunggu aku, sialan!"
"Kutinggal kalau kau lambat, Yessex."
"Kau sudah meninggalkanku!"
"Makanya yang cepat kalau jalan itu. Kakimu pendek sekali sih."
Yesung mengusap dadanya sabar. "Awas saja nanti malam tidak akan ku kasih dia jatah." Gumamnya penuh dendam.
.
.
.
Yesung sibuk memotret kondisi sekitar. Sementara Kyuhyun berdiri di sampingnya dan terkadang tersenyum tipis saat Yesung mengarahkan lensa padanya. "Kkuru, smile!" ucap Yesung dan Kyuhyun menurutinya. Ia tersenyum tipis ke arah Yesung. Menatap jauh ke dalam lensa yang membidiknya. Ia makin melebarkan senyumnya saat Yesung tertawa bahagia menatap hasil potretnya. Kyuhyun mengusak rambut Yesung penuh sayang. Kemudian menarik Yesung ke dalam pelukannya dan mengecup pucuk kepalanya.
Keduanya saat ini sedang berada di sebuah chateau yang bergaya Renaisans, Chateau de Chantilly. Bangunan megah itu dipugar oleh Henry d'Orleans dan menjadi tuan rumah dari karya seni luar biasa. Kyuhyun dan Yesung sedang berkeliling-keliling di dalam bangunan itu. Menikmati karya seni lukis yang estetik dan bernilai tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE RENAISSANCE | KYUSUNG FANFICTION
Fantasy"Why does the eye see a thing more clearly in dreams than the imagination when awake?" - Leonardo da Vinci