3. Pikiran yang liar

331 72 27
                                    

Mitos, kalau membahasnya mungkin seharian saja tidak akan cukup. Ada banyak sekali mitos yang beredar di kalangan masyarakat, tak terkecuali juga dengan apa yang Irene dengar.

Memang ada beberapa mitos yang Irene percaya, mitos yang bahkan membuatnya tertarik untuk mengetahui lebih lanjut. Membuatnya mencari tahu hingga bukti-bukti yang nyata adanya.

Tapi, Pegasus? Dia tidak percaya itu. Maksudnya, dia percaya bahwa mungkin pegasus dahulu memang ada, tetapi untuk dirinya yang kini tengah berhadapan dengan pegasus? Dia tak percaya itu.

Karena yang dia tahu, pegasus adalah kuda jantan gagah yang memiliki sayap pada punggungnya. Sedangkan Taehyung? dia tidak berbentuk seperti itu. Dia hanya terlihat seperti manusia. Taehyung malah lebih terlihat seperti vampir di matanya. Irene rasanya akan lebih percaya kalau Taehyung mengaku sebagai seorang vampir atau semacamnya.

"Apa buktinya?" Tantang Irene.

Dia percaya Taehyung bukan manusia biasa, tapi dia tak percaya kalau Taehyung itu seorang pegasus.

Taehyung terkekeh. Mentertawakan Irene dengan remeh. "Untuk apa aku membuktikannya padamu?"

"Oke, terserah kau saja. Tapi bisakah kau memberiku jalan? Aku harus mencari Seulgi," ucap Irene, dia kembali mengingat tujuannya.

"Mencari Seulgi? Bukan mencari temanmu?" tanya Taehyung, satu alisnya terangkat untuk bertanya-tanya.

Irene kembali diam, hingga setelah beberapa saat senyuman di bibirnya tersungging. "Kalau aku bilang aku mau menemuinya apa kau akan mempertemukan kami?"

Taehyung ikut tersenyum setelah mendengar pertanyaan itu. "Tentu, ikut saja denganku dan—"

"Dan kau akan membawaku ke tempat lain? Bukannya mempertemukanku dengan Lilac, kau akan membawaku ke tempat lain dimana kau bisa mengurungku atau semacamnya," potong Irene dengan senyuman miring di bibirnya.

"Wow, memangnya kau bisa membaca pikiran atau bagaimana sampai berbicara seperti itu?" tanya Taehyunh seolah tengah menunjukan kekagumannya.

"Itu sudah tertebak dari wajahmu. Kau tertarik padaku? Lakukan dengan cara yang benar," ucap Irene dengan satu tepukan pada bahu Taehyung.

Taehyung lantas tersenyum miring. Merasa dirinya tengah benar-benar diremehkan oleh Irene. Tertarik? memang benar. Tapi bukan berarti Taehyung bisa diberi saran seperti itu, harga dirinya merasa telah direndahkan.

"Kau tampan, jadi jangan gunakan cara yang buruk jika tertarik pada seseorang dan ingin mendekatinya. Kau bisa saja malah mengurangi rasa tertarik orang itu padamu karena perlakuan burukmu," ucap Irene dengan sedikit nada mengejek yang dia sematkan di sana.

"Tunggu, apa kau baru saja mengaku tertarik juga padaku secara tidak langsung?" tanya Taehyung dengan senyuman yang dia banggakan.

Irene tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Hanya memberi saran."

"Untuk?"

"Memastikan kalau kau tidak bisa membaca pikiranku. Dan ternyata benar!"

Taehyung mengernyitkan dahinya. Masih belum mengerti dengan maksud atas perkataan Irene barusan. Katakanlah Taehyung malah mendadak bodoh di hadapan Irene sekarang.

"Apa—"

"Lupakan. Aku kembali ke dalam saja." Irene kembali berbalik. Dia keluar dari sana saja sudah menjadi kesalahan, dan sepertinya bertemu dengan Taehyung akan menjadi masalah lain untuknya.

Pun dia lebih memilih berbalik untuk kembali masuk ke dalam ruangan dimana Seulgi pertama membawanya.

"Kau benar-benar tidak berpikir ingin bertemu temanmu? Melihat keadaannya?" Taehyung mengekor di belakang Irene. Rasa tertarik itu benar adanya, dia bahkan tidak sedetikpun melepaskan pandangan dari Irene.

TRAPPED LOVE THE PEGASUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang