Marriage life

1.2K 185 10
                                    

"Lee Taeyong, apa kau tidak sibuk? Sampai bisa menghabiskan waktu selama ini denganku." Mark sedang duduk di balkon kamarnya sambil minum teh dengan Taeyong, kedekatan mereka sudah ada sejak Mark masih kecil, Taeyong adalah teman pertama dan satu satunya teman Mark.

"Pekerjaanku sedang tidak sibuk kok, bagaimana dengan malam pertamamu, hm?" Taeyong menggoda Mark dengan mencubit ujung hidungnya, lelaki itu terkekeh dan menyeruput teh-nya.

"Kami tidak melakukan apapun, lagian.. aku hanya butuh dia untuk menjadi raja, setelah 5 bulan aku akan menceraikannya."

Mark berucap santai tanpa sadar Haechan berdiri di Balkon kamarnya yang bersebelahan dengan kamar sang Raja, Haechan cukup iri melihat kebersamaan mereka, hatinya tambah teriris sakit mendengar bahwa ia akan diceraikan setelah 5 bulan.

"Hahh~ mungkin memang nasibku diciptakan Moon Goddes seperti ini, aku bisa apa?"
Haechan bergumam dan masuk ke kamar, mengunci pintu dan menidurkan dirinya dibalik selimut, ia sedang berusaha menahan air mata saat ini.



















"Yang mulia Ratu, saya datang untuk membantu persiapan anda, Malam ini anda dan raja punya jadwal melihat pertunjukkan drama,"
Pelayan Na mengetuk pintu kamar Haechan namun tidak ada respon sehingga ia memilih untuk masuk, Pelayan Na mendekati Haechan yang terlelap di kasur dan membangunkannya, hanya saja ada yang aneh dari tuannya itu.

"Ratu, anda terlihat kurang sehat, apa mau saya panggilkan tabib?"

Haechan hanya menggeleng sebagai respon, Kepalanya memang sakit, tapi ini hanya akibat dari dia menangis semalaman.

"Tidak apa, tolong siapkan pakaianku, aku mandi dulu,"

Pelayan Na mengangguk melihat kepergian sang Ratu ke kamar mandi, ia segera menyiapkan pakaian formal untuk Yang Mulia.













Mark dan Haechan telah duduk di Aula Kastil, mereka duduk di tengah paling atas bagian Aula dengan mengenakan crown masing-masing, jujur, ini membuat kepala Haechan tambah pening ditambah keributan orang sekitar.

"Yang mulia raja, apa boleh saya izin? Kepala saya benar benar sakit.."

"Kepalamu sakit? Apa mau sekalian ku tebas kepalamu agar tidak sakit lagi? Duduklah diam, tugasmu hanya menonton, jangan berlebihan."

Bukannya kasihani malah umpatan yang Haechan dapatkan, lantas, ia hanya bisa diam dan menyimak pertunjukkan yang ada.

Ada berbagai macam pertunjukkan, mulai dari drama, tarian indah, puisi, dan syair, hanya saja Haechan tidak bisa fokus karena kepalanya sudah benar benar berat hingga akhirnya pandangannya Menggelap.

"Lee Haechan!" "Yang mulia ratu!"

Semua terkejut ketika Haechan terjatuh dari singgasana dan menggelinding di Tangga sampai akhirnya ia sampai di lantai dengan kondisi kening lebam dan mimisan.

"Cepat panggil tabib dan bawa ratu ke kamar-"

"Bawa ke kamarku!"

Ucapan Pelayan Na di potong oleh Raja, semua pelayan mengangguk dan mengikuti perintah raja.

Sesampainya di kamar, Haechan di baringkan dan diobati beberapa dokter dan ternyata benar, Haechan kecapekan.

"Yang mulia Ratu kelelahan, Sebaiknya ia istirahat dulu untuk beberapa hari"

Mark yang mendengarnya mengangguk lalu menyuruh semua pengawal dan dokter untuk keluar.

Mark sedikit aneh dengan dirinya sendiri, mengapa ia membiarkan Haechan tidur dikamarnya? Tapi ini lebih baik daripada membiarkan Haechan sendiri tanpa pengawasan.

Mark menyentuh pipi dingin Haechan, tanpa sadar ia memperhatikan bibir Plum itu dan mendekatinya, namun..

"Bodoh, kau tidak boleh jatuh padanya,"

Mark menjauh dan duduk di sofa, berusaha tidur disana walau tidak nyaman.






Jam menunjukkan pukul 3 pagi, Haechan terbangun dari tidurnya dan melihat sekitar,

"Eung- ini bukan kamarku.."

Haechan melirik sekitar dan melihat Mark tidur di sofa tanpa selimut, Haechan pun bangun dengan selimut dan berjalan sempoyongan, mendekati Mark dan menyelimuti sang suami, ia pun memilih berjalan Gontai kembali ke kasur untuk melanjutkan tidur, jujur saja kepalanya masih sangat sakit.












Sudah 3 hari sejak kejadian Haechan pingsan, Mark masih sama seperti sebelumnya, Dingin dan lebih memilih menghabiskan waktu bersama Taeyong, hingga akhirnya berita perselingkuhan Mark dan Taeyong tersebar di kerajaan.

"Kurasa wajar raja lebih memilih Taeyong daripada ratu, Taeyong lebih cantik bukan," beberapa pelayan berbisik tidak sadar bahwa Haechan mendengarkannya, pelayan Na mendekati Haechan dan tersenyum.

"Yang mulia, menurut saya, anda adalah orang paling pantas di posisi ratu, anda sangat rendah hati dan baik, alangkah lebih baik kalau anda menutup telinga dari berita tidak benar itu."

Haechan tersentuh mendengar pelayan Na, ia sudah menganggap Pelayan Na sebagai sahabatnya sendiri karena setiap hari ia hanya berbicara dengan pelayan Na.

"Aku membuatkan raja minuman stamina untuk ia berlatih, ayo, temani aku ke ruang latihan,"


















Haechan masuk ke Paviliun khusus latihan raja dan pejabat, disana ada Mark yang sedang berlatih pedang dan tidak sengaja pipinya tergores, Haechan menutup mulutnya dan mendekati Mark, mengambil sapu tangan dan menarik Mark untuk duduk terlebih dahulu.

"Bagaimana bisa wajahmu terluka dan kau lanjut latihan, Mark? Astaga,"

Haechan membersihkan luka itu dengan sapu tangan, menjadi pemandangan Mark, Haechan cukup cantik dimatanya.

"Cukup, lukaku akan mudah tertutup nantinya, mengapa kau kesini?"

"Euhm- aku bawakan minuman energi untukmu, yang mulia, kuharap kau meminumnya sampai habis, jangan berlatih terlalu keras.."

Mark menahan senyumnya, ia meraih botol tersebut dan meminumnya.

"Keluarlah sekarang, berbahaya disini, bisa saja anak panah menyasar masuk dan melukaimu."

Haechan mengangguk dan keluar dari ruangan itu, ia cukup senang melihat bagaimana Mark meminum minuman buatannya.




















"Bawa racun ini, masukkan dimakanan dia,"

"Siap permaisuri...



















Im yoona.."












TBC

Another life [MARKHYUCK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang