Jatuh

1.3K 170 14
                                    

"Untung saja panah itu hanya menggores lenganmu, yang mulia.."
Jaemin mengantar makanan untuk Haechan pagi ini, Haechan hanya memasang wajah datar, yahh.. mau bagaimana lagi? Ini adalah konsekuensi ia sebagai Istri Raja.

"Kemana Mark?" Haechan menatap Jaemin sambil menyeruput sop

"Yang mulia raja sedang melakukan penelusuran terhadap orang yang melakukan penyerangan kepada anda, Ratu."

Haechan menghela nafas dan menghabiskan makanannya, hingga akhirnya ia bosan dan memutuskan untuk keluar dari paviliun ditemani pelayan Na.
Sesampainya di taman Paviliun, Haechan bertemu dengan Taeyong dan mereka saling menyapa.

"Yang Mulia Ratu, bagaimana dengan lukamu? Apa sudah membaik?"

Haechan tersenyum mengangguk dan tersenyum, ia melewati Taeyong, yah.. ada rasa sedikit tidak suka di hati Haechan mengingat kedekatan Taeyong dan suaminya.




























"Kepala kasim, tidak mungkin Taeyong melakukan itu, aku tahu dia.."
Sang kepala kasim hanya bisa menunduk, semua bukti mengarah ke Taeyong, mulai dari ia tidak ditemukan malam itu, anak panah yang digunakan mempunyai bulu putih persis yang ia gunakan, dan akses bebas ke taman Paviliun, Taeyong mempunyai itu semua.

"Biarkan aku berbicara dengannya, jangan ada dari kalian yang menyebarkan berita ini."

Mark pergi dari ruangannya menuju paviliun tempat Taeyong tinggal, ia masih tidak percaya dengan fakta yang di kumpulkan para penyidik.

"Lee Taeyong, kau didalam?"

Taeyong mendengar suara Mark tersenyum senang dan membuka pintu, membiarkan Mark masuk dan menyiapkan minuman untuk mereka.

"Tumben sekali kau kesini, Mark? Kenapa tidak menyuruh pelayan memanggilku?"
"Ada beberapa hal yang tidak bisa kukatakan di depan orang banyak,"

Taeyong masih tersenyum manis tanpa dosa dan duduk disebelah Mark,

"Apa itu, Mark?"

"Kemana kau di malam ketika Haechan di panah?"

Sedikit terperanjat namun Taeyong dengan mudah menyembunyikan wajah paniknya,

"Aku? Aku pergi bersama beberapa pelayan mengambil kain dan benang untuk dijahit menjadi syal, bukannya kau tahu itu kegiatanku setiap malam?"

Mark menganggukkan kepala, dan melirik busur panah di sudut kamar Taeyong, mendekatinya dan menatap busur itu dengan lekat dan mengeluarkan senyum.

"Taeyong, bukankah kau tidak pernah menggunakan ini lagi?"
"Benar Mark, sebenarnya apa maksudmu?"

"Lantas, mengapa ada daun yang tersangkut di keranjang Panahmu?"

Taeyong terdiam, keadaan hening beberapa detik hingga akhirnya Mark marah dan membanting busur panah tersebut, berjalan dengan tegas namun langkahnya ditahan oleh Taeyong.

"Maafkan aku, yang mulia! Kau tahu.. bahwa dari dulu aku menyukai- tidak! Aku mencintaimu, akan tetapi kau malah menikahi pria dari clan kecil seperti dia, apa rasa cemburu ini tidak bisa dianggap wajar?"

Mark menghela nafas dan menarik lengannya dari cengkraman Taeyong.

"Lee Taeyong, aku tidak pernah mempunyai perasaan lebih untukmu, aku akan rahasiakan hal ini agar kau dan keluargamu tetap bisa tinggal disini, dengan syarat.. jangan usik Haechanku"
































"Yang mulia ratu, raja meminta saya untuk memberi perawatan untuk anda, malam ini beliau ingin satu kamar dengan anda.."

Haechan langsung memasang muka 'apa?!', Mark ingin sekamar dengannya? Ada penyakit apa lelaki itu?

































Spoiler tbc

"Biarkan aku menyentuh ragamu, dan menjadikanmu milikku malam ini"
"Angh- Rajaku~!"

"Selamat pagi ratu, apa perlu bantuan?"
"Bagian belakangku sakit dan kau masih bertanya?"

"Dengan ini, Lee Taeyong diputuskan untuk diasingkan di bagian barat Negeri"
"Aku menolak!"


"Sekarang kau pilih Mark, dia? Atau aku?"




















Tbc gaes :v

Another life [MARKHYUCK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang