003

689 173 30
                                    

"Jangan dekat-dekat, pergi jauh sana!" usir Atsumu dengan menggesturkan tangannya ke arah Osamu.

Mendengar protes dari saudara kembarnya itu, Osamu tentu tidak ingin kalah. "Kau yang harusnya menjauh. (Name)-chan gerah dekat-dekat dengan keringatmu."

"Ih! Memangnya 'Samu gak keringetan juga? Dasar!"

(Name) menghela nafasnya kasar ketika Miya kembar mulai kembali berulah. Mereka sedang berjalan pulang bersama dan (Name) sebagai sahabat yang baik, menunggu latihan bola volli mereka hingga selesai lalu beginilah yang terjadi ketika mereka pulang.

Menulikan pendengarannya, (Name) melirik ke sekitar hingga manik (eye color)nya menangkap minimarket. Kebetulan (Name) ingin memakan sesuatu yang dingin.

Setelah saling menggonggong selama sepuluh menit, akhirnya Atsumu dan Osamu berdamai sesaat ketika mereka tidak merasakan ada (Name) di dekatnya.

"(Name)-chan!!? Siapa yang menculik (Name)-chan?!" ucap Atsumu dengan nada panik.

Osamu sama paniknya tapi tidak sampai berteriak seperti Atsumu. Dalam hati dia berkata, siapapun yang menculik (Name) akan merasakan tinjunya nanti.

"Ini salahmu, 'Samu! Sekarang tuan putriku menghilang!" tunjuk Atsumu.

"Hah?! Apa maksudmu ini salahku? Kau juga sama lengahnya!" tunjuk balik Osamu lalu keduanya menjambak rambut masing-masing.

(Name) menatap mereka berdua selama beberapa saat sambil menjilat es krim batangan yang dia beli. Dia juga membelikan untuk Miya kembar dan memberikannya jika mereka sudah selesai bertengkar. Selama ada (Name), mereka tidak bertengkar dengan konteks kekerasan fatal.

"Kalian sudah selesai?"

Suara tenang yang keluar dari bibir (Name) berhasil menarik perhatian Miya kembar. Keduanya menggerakkan kepala mereka cepat ke arah (Name) yang sedang menjilat es krim dengan damai.

"(Name)-chan! Aku kira ada yang menculikmu!" ucap Atsumu khawatir dan rambutnya sangat acak-acakan.

(Name) menggelengkan kepalanya lalu memberikan es krim ke arah Osamu yang matanya langsung berbinar-binar melihat makanan. "Tidak, untuk apa seseorang menculikku?"

"Karena (Name)-chan imut?" ketus Osamu.

(Name) memutar bola matanya karena menurutnya alasan itu tidak masuk akal. "Ada-ada saja, berarti penculik itu tidak punya mata. Aku tidak imut," bantah (Name).

Tapi menurutku, (Name)-chan imut, batin Miya kembar bersamaan.

Keduanya kembali mengingat saat (Name) di taman kanak-kanak. Pipi gembul yang merona, rambut yang sering dijepit motif bunga dan gaun musim panas kesukaan (Name) saat kecil, benar-benar imut dipakai (Name). Mereka juga membayangkan bagaimana jadinya jika (Name) memiliki bayi, pasti bayinya sama imut dengan (Name).

"Ayo pulang, kalian mau lanjut memainkan game yang kemarin tidak?" ajak (Name) dengan wajah bertanya karena dia ditatap intens oleh Miya kembar. Bahkan es krim yang mereka pegang mulai mencair.

"Oke!" jawab Atsumu riang lalu menghampiri (Name).

Osamu jalan santai sambil menjilat es krimnya dan kedua pipinya merona membayangkan dirinya dan (Name) ketika berkeluarga. Rasanya pasti menakjubkan menghabiskan waktu dengan orang yang disayangi.

"Oi 'Samu! Jangan melamun di tengah jalan! Nanti ketabrak truk pindah dimensi, loh!" canda Atsumu.

"Mana mungkin, Atsumu kebanyakan nonton anime?" tanya (Name).

Osamu menyeringai karena (Name) membelanya. "Yup, (Name)-chan benar. 'Tsumu kebanyakan nonton anime."

Atsumu dan Osamu kembali adu mulut tapi tidak separah yang sebelumnya. (Name) tersenyum kecil melihat interaksi mereka yang unik dan bagaimana mereka mencerahkan harinya. Sayangnya, Atsumu dan Osamu tidak melihat senyuman yang mampu membuat hati mereka tertusuk panah cinta.

つづく

























kalian boleh kasih ide buat skenario apa untuk ke depannya, hika pengen tau aja, kalian pengen ngapain aja sama si duo kembar ini :3

𝐓𝐡𝐞 𝐏𝐫𝐢𝐧𝐜𝐞 | M. ATSUMU & M. OSAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang