004

593 136 15
                                    

(Name) mengeringkan rambut basahnya dengan handuk kering karena baru selesai keramas. Memilih pakaian nyaman tidurnya, dia pergi ke dapur untuk mengambil cemilan kesukaannya. Akhir pekan ini, (Name) hanya ingin diam di rumah dan mungkin malam ini dia akan menonton list film yang sudah dia tulis.

Orangtuanya tengah pergi ke rumah kerabat karena ada urusan keluarga dan meninggalkan gadis remaja berambut (hair color) di rumah sendirian. Atau memang dia sendirian?

"(Name)-chan!"

Tidak.

(Name) melihat ke sumber suara dan disuguhi dengan Miya kembar yang masuk ke rumahnya tanpa mengetuk pintu. Mereka masing-masing membawa bantal, cemilan dan Osamu terlihat membawa selimut.

"Untuk apa semua bantal dan selimut itu?" tanya (Name) dengan alis bertaut bingung.

"Oh ayolah, (Name)-chan. Kami ingin menemanimu tidur karena bibi bilang (Name)-chan sendirian di rumah," jawab Atsumu antusias.

"Ya, sudah lama juga kita tidak tidur bersama," tambah Osamu.

Berteman sejak masa kanak-kanak menciptakan kebiasaan yang sulit hilang. Mereka berhenti tidur bersama saat SMP. (Name) bilang karena dia sekarang sudah besar dan tidak perlu ditemani lagi.

"Kalian boleh menemaniku bukan berarti bisa tidur di sini." (Name) menghela nafasnya pasrah.

"(Name)-chan tahu 'kan melarang kami itu mustahil?" ucap Atsumu sambil terkekeh pelan lalu tangannya mengambil cemilan (Name) dan dia berjalan ke kamar (Name).

Osamu memegang tangan (Name) dengan tangannya yang bebas lalu menarik gadis pujaan hatinya itu ke kamarnya. Miya kembar sudah hafal betul mengenai isi rumah ini dan mereka sudah terbiasa tidur di sini seperti di rumah mereka. Hal yang membedakan suasana di rumah asli dengan di sini adalah, mereka bisa bersama (Name).

Atsumu sudah menyimpan bantalnya di atas ranjang putih rapih (Name) dan laptop milik (Name) sudah dia buka untuk mencari situs menonton film. Rencananya dia ingin marathon film bersama.

"List film (Name)-chan mana?" tanya Atsumu tanpa mengalihkan pandangannya.

Tahu karena dia tidak bisa mengusir dua rubah ini, (Name) memberikan secarik kertas yang dia simpan di meja belajar lalu memberikannya kepada Atsumu.

Osamu menyiapkan tempat untuk mereka duduk menonton. Mengatur bantal dan selimut dia duduk di belakang (Name) yang sudah menyamankan diri di sisi ranjang.

Atsumu memutar film yang akan mereka tonton pertama. Melihat ke belakang dimana (Name) yang bersandar ke dada Osamu untuk duduk membuat dia cemburu.

"(Name)-chan aku duduk di sini, ya?" tanya Atsumu setelah dia mendapatkan ide.

Atsumu menunjuk ke tempat diantara paha (Name). Tidak banyak protes, (Name) menganggukkan kepalanya. Atsumu yang melihatnya tersenyum lalu dia menjulurkan lidahnya ke arah Osamu untuk mengejek, dan dibalas oleh Osamu dengan tatapan panas.

Ketiganya menikmati tontonan film sambil memakan cemilan yang dibawa. Kadang, Osamu dan Atsumu bertengkar untuk menebak alur ceritanya akan seperti apa dan (Name) yang menengahinya.

Mungkin orang-orang mengatakan (Name) itu gadis yang suka menarik perhatian orang namun, dia tidak seperti itu. Bukan berarti dia bergaul dengan dua pemuda remaja yang dari kecil sudah bersama bisa dia tinggalkan ketika (Name) beranjak menjadi gadis muda. Meski (Name) sadar akan perasaan mereka, dia tidak ingin hubungan ketiganya pecah hanya karena masalah cinta ini.

Maka dari itu, (Name) berusaha menghabiskan waktunya sebisa mungkin bersama mereka berdua. Bagaimanapun juga, (Name) menyayangi mereka.

Suara Atsumu dan Osamu memudar di telinga (Name) karena rasa kantuk menyerangnya. Rasa hangat dari Atsumu dan Osamu membuat sudut bibirnya terangkat sedikit. Dia senang mereka ada di sini.

つづく






















kalian ingin baca skenario apalagi? sebelum hika masuk ke angst~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 17, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐓𝐡𝐞 𝐏𝐫𝐢𝐧𝐜𝐞 | M. ATSUMU & M. OSAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang