002

828 209 7
                                    

(Name) menaruh kembali buku yang dia baca secara cepat ke tempat sebelumnya. Ada Atsumu di sampingnya yang sama sedang mencari buku untuk mengisi jam kosong pelajaran. Tadinya, dia ingin menggoda (Name), namun mengingat hal itu tidak berpengaruh pada gadis berambut (hair color), Atsumu memutuskan untuk ikut bersama (Name) membaca di perpustakaan sekolah.

Hitung-hitung ini kencan mereka.

"(Name)-chan, sudah ketemu buku yang mau dibaca?" bisik Atsumu sambil menoleh ke samping.

(Name) menggelengkan kepalanya pelan, "Belum, aku harap di perpustakaan ini lebih banyak menempatkan buku dengan genre fantasi," gumam (Name) yang tentunya didengar Atsumu.

Melihat wajah (Name) yang setengah frustasi itu membuat Atsumu terkekeh pelan. Dia ingin sekali mencubit kedua pipi gembul (Name) namun dia tahan karena dia tidak ingin ditendang nanti.

"(Name)-chan harus ingat ini perpustakaan sekolah, bukan toko buku."

(Name) menghela nafas kasar dan bahunya menurun kecewa. "Aku tahu itu, Atsumu."

Manik (eye color) (Name) menangkap judul yang menarik perhatiannya. Sisi bukunya berwarna biru malam dengan hiasan bintang dan bulan. (Name) meraihnya tetapi, ada tangan besar yang mengambil buku itu.

"Butuh bantuan untuk mengambilnya?" tanya Atsumu yang sudah memegang buku itu.

(Name) memasang wajah datar mendengarnya, "Aku tidak membutuhkan bantuanmu untuk mengambilnya, lagipula aku masih bisa meraihnya. Aku tidak sependek itu, oke?" (Name) mengambil buku dari tangan Atsumu lalu membaca cepat sinopsis yang tertulis di sana.

Atsumu diam tak bergerak di tempatnya. Dia kira (Name) akan mengucapkan terima kasih sudah mengambil bukunya tetapi malah kebalikannya. Mengusap wajahnya kasar, Atsumu sadar kalau kehidupannya ini tidak sama seperti dalam manga shoujo.

Selesai membaca sinopsis itu, (Name) duduk di tempat yang sudah disediakan perpustakaan dan membacanya dengan tenang. Ketika matanya sudah fokus membaca jutaan huruf itu, sulit untuk mendapatkan perhatian dari (Name).

Atsumu yang tidak lagi mood untuk membaca itu, memutuskan duduk di samping (Name). Kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celana dan pandangannya mengarah kepada (Name) yang sedang tenggelam dalam dunianya.

Jika dilihat lebih dekat lagi, Atsumu menyukai sisi tenang (Name) ini. Bibirnya yang bergumam pelan ketika membaca atau saat alisnya mengkerut menyadari alur cerita yang tidak dia duga. Tanpa dia sadari, Atsumu mendekatkan wajahnya hingga nafas hangatnya bisa dirasakan oleh (Name).

Badan (Name) terperanjat kaget merasakan nafas Atsumu dilehernya lalu (Name) menutup buku yang dia baca dengan suara keras. Keduanya menunjukkan wajah yang sama-sama terkejut.

"Terlalu dekat, Atsumu. Pernah dengar soal jarak duduk yang sopan?" tanya (Name) agak kesal sambil menatap Atsumu.

"Oh.. hahaha, maaf (Name)-chan. Habisnya aku suka melihatmu," jawab Atsumu lalu bibirnya membentuk senyuman.

(Name) mengabaikan jawaban Atsumu itu lalu melanjutkan kembali bacaannya. Sedangkan Atsumu, dia malu rasanya karena perkataan manisnya dianggap angin lewat.

Dia tahu dari awal kalau mendekati (Name) itu sangat sulit.

つづく




















hika putuskan konteksnya sama dengan "Sign" dan "Lucky Girl". Jadi hika bisa update weekly dan semoga aja cepet selesai hehehehe ʕ•̀ω•́ʔ✧

𝐓𝐡𝐞 𝐏𝐫𝐢𝐧𝐜𝐞 | M. ATSUMU & M. OSAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang