001

1.3K 260 48
                                    

Atsumu dan Osamu saling menatap tajam serta langkah kaki pendek mereka bertempo cepat namun tidak sampai meninggalkan gadis berambut (hair color) yang berjalan di depan mereka.

"Aku yang akan berjalan di samping, (Name)-chan!"

"Mana ada!"

(Name) melirik ke belakang lalu menghentikan langkahnya dan ajaibnya Miya bersaudara sama berhenti dan kini menatap bingung ke arah (Name).

"Bisa diam tidak? Kita bisa jalan bersama. Gak usah berantem," saran (Name) karena dia sudah lelah mendengar pertikaian Miya yang tidak ada habisnya.

Atsumu menggelengkan kepalanya sambil melipat tangannya di depan dada. "Hanya seorang pangeran yang bisa jalan bareng sama (Name)-chan. Aku tidak ingin Osamu ikutan!"

"Cih, kayak aku setuju aja," timpal Osamu yang menatap jijik ke arah Atsumu.

(Name) mengeluarkan nafas lelah lalu memutuskan untuk berjalan lagi sambil membaca buku dongeng yang sering dia bawa.

Ketiganya bisa dibilang dekat karena rumah mereka yang saling berdampingan. Bahkan, jendela kamar mereka saling berhadapan dan membuat komunikasi antar ketiganya nyaris jarang terputus. Lalu, jika ada yang bertanya kenapa mereka memperebutkan (Name)? Jawabannya mereka hanya bisa melihat satu gadis yang mereka 'sayangi' dan entah malapetaka atau keberuntungan, Miya bersaudara sayang pada gadis yang sama.

Hari-hari mereka hampir dijalani bersama dan (Name) merasa nyaman bisa memiliki Miya bersaudara. Katakan saja, (Name) lebih nyaman bicara dengan mereka ketimbang teman perempuannya di kelas.

Tidak lupa juga, (Name) harus mengatasi jika Miya bersaudara mulai berdebat. Entah dalam hal apapun itu. Ada waktunya mereka berhenti merebutkan (Name), seperti saat pemilihan makanan, atau saat mereka ingin bermain bola volli.

(Name) bukan tipe yang suka berolahraga karena dia lebih suka membaca cerita fiksi fantasi. Terlebih lagi jika ada bumbu romantisnya, untuk umurnya yang masih anak-anak tentu saja (Name) menikmati ceritanya. Namun, dia juga senang menonton Miya bersaudara bermain bola volli. Mereka terlihat lebih serius dan kerja sama yang tumbuh dalam olahraga bola kecil itu semakin membesar.

Tahun demi tahun, belasan musim berganti tiap membuka kalender. Trio ini pergi ke sekolah yang sama seperti takdir yang menuntun mereka untuk terus bersama. Hingga, umur yang menginjak remaja pun tiba dan masalah yang (Name) kira akan reda malah semakin rumit.

"Ha! Aku menang karena sekelas dengan (Name)-chan!" Atsumu memasang senyuman bangga dan badannya berdiri angkuh.

Osamu mengerutkan dahinya kencang hingga (Name) khawatir jika wajah Osamu nanti akan ada kerutan. Sayang 'kan masih muda.

"Terserah, aku bisa pergi ke rumah (Name) dan tinggal di sana," ucap Osamu tanpa menatap langsung ke arah saudaranya.

"Apa?! Kau pikir akan aku biarkan, huh?!"

"Sudah, kalian berdua mengundang banyak perhatian," ucap (Name) melerai keduanya dan kembali memakan makan siangnya.

Atsumu menurut namun bibir cemberutnya tidak ikut luntur. Dia tidak bisa menepis pikiran soal Osamu yang akan tinggal bersama (Name)! Hanya dia yang bisa melakukannya!

Mereka memasuki tahun pertama SMA di Inarizaki. (Name) biasanya mendapat kelas yang sama dengan Atsumu dan Osamu. Tetapi, tahun ini mereka harus berpisah dengan Osamu.

𝐓𝐡𝐞 𝐏𝐫𝐢𝐧𝐜𝐞 | M. ATSUMU & M. OSAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang