Dijodohkan? Hah, alasan klasik.
Bagaimana jika Yunee mengatakan dia jatuh cinta namun keduanya bersatu karena dijodohkan? Ah sama saja.
Tidak tidak. Tentu ini berbeda!
Yunee tidak keberatan akan hubungan ini, jika boleh jujur ia malah bahagia sekali.
Haha. Haha. Yunee gila tiba-tiba jika membayangkan bertapa gilanya dia. Eh?
Astaga. Kenapa sih dia?
Begini begini. Harap tenang, Yunee sedang menenangkan diri saat ini.
Ada kabar gembira!
Baru saja, tepatnya beberapa menit yang lalu ayah dan ibunya mengatakan ini padanya.
Persisnya seperti ini, "Yunee, kau sudah dewasa. Usiamu sudah 25 tahun dan kau cukup layak untuk menikah."
"Eomma, aku ini memang sudah tua, tapi aku tidak mau jika harus meninggalkan pekerjaanku sebagai produser, aku masih ingin berkarya." Gadis itu mendudukan diri, menyusul kedua orang tuanya yang sudah duduk rapi di atas sofa mahal koleksi terbaru sang ibu yang dibelinya langsung dari luar negri, import. Oke tidak penting.
Tapi tunggu? Koleksi? Sejak kapan sofa dikoleksi? Ah cukup Yunee.
"Yunee dengar," padahal semenjak memasuki ruangan dirinya masih mendengar sang ibu dengan seksama. Dasar orang tua.
"Eomma dan Appa tahu kau pasti akan menolak ini. Tapi setidaknya kami sudah memberitahumu sekarang..."
Yunee menghela nafas jengah, orang tuanya terlalu bertele-tele, "Katakan saja Eomma tidak perlu basa-basi seperti itu."
Sejenak sang ibu menatap ayah, lalu kembali fokus pada putri satu satunya itu. Iya soalnya satunya lagi putra.
"Ibu Taehyung, maksud Eomma, Yeon-Il ingin kau menikah dengan putranya."
Yunee yang tengah menyandarkan punggungnya pada kursi lantas menengakkan posisi, ia menatap ayah dan ibunya.
Ia membulatkan mata membuat dua paruh baya itu menatapnya ngeri dan sesekali mereka saling melempar pandangan seolah bertanya tanya kenapa dengan reaksi putri mereka.
"JINJJA?! WOAH EOMMA!"
Saat mendengar itu tentu saja Yunee bahagia bukan main. Tapi kedua orang tuanya malah menatapnya bingung.
Sungguh reaksi Yunee tidak seperti bayangan mereka, mereka kira Yunee akan menggebrak meja, melempar barang, atau melakukan hal mengerikan lainnya seperti ketika ia diminta untuk menemani Nara—sepupunya yang datang dari Busan untuk mengelilingi kota Seoul.
Berlebihan sekali, tapi jujur ketika itu Yunee kesal sekali. Ia tidak bisa menolak ataupun melakukan apapun selain menurut, ia hanya meluapkan kekesalannya pada benda-benda yang berada di sekitarnya.
Kini dua paruh baya itu mengerutkan kening masing-masing, menerka-nerka kenapa sang putri malah kelihatan bahagia sekali?
"Jika kau tidak mau—"
"Aku mau Eomma! Siapa bilang tidak mau." Yunee bangkit dari duduknya, menghampiri sang ibu dan berjongkok dihadapan kedua orang tuanya, "Kapan?! Kapan pernikahannya dilangsungkan?"
Lagi-lagi dua orang itu bingung, tidak menyangka jika Yunee se excited itu.
"Yunee, tapi kau tahu Taehyung—"
Yunee memotong antusias, "Iya aku tahu Taehyung sangat tampan dan cerdasnya kelewatan."
"Yunee kami tahu kau ingin menolak, tidak apa jika kau ingin menolak. Kami tidak memaksa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Beloved Husband
RomanceHan Yunee memang mengakui dirinya sudah tidak waras semenjak-umm, kapan ya tepatnya? Pokoknya kala itu ia mendapati seorang pria tampan tengah menenangkan seorang gadis kecil yang menangis dan mereka tertawa bersama setelahnya. Ya, sejak hari itu ia...