03

210 38 2
                                    

Satu tahun telah berlalu, Akademi terlihat sepi, banyak murid-murid yang pulang untuk merayakan libur semester mereka, Akademi 10 pun hanya terdapat beberapa saja yang tinggal.

Sakura menghampiri Naruto yang terlihat berbaring malas malasan di kasurnya, "Kau tidak pulang? " Tanyanya jika untuk dirinya sendiri itu karena ia tidak ingin.

"Pulang? Aku tidak punya rumah" Naruto berujar pelan "Uh aku merindukan ayah" suara keluhannya terendam oleh bantal yang ia tempatkan di wajahnya, ia kemudia bangkit menatap Sakura dan Shikamru bergantian

"Lalu kalian? Kenapa tidak pulang?"

"Aku tidak ingin"

"Aku tidak pernah pulang"

Keduanya menjawab serempak, Naruto mengesampingkan rambutnya yang semakin panjang "Kalau begitu, besok hanya kalian yang ada di Asrama?"

"Memangnya kau ingin kemana Naruto?" Tanya Sakura kembali pada tempat tidurnya sendiri menggeledah seisi tasnya, entah apa yang ia cari

"Aku akan pergi bersama guru Kakashi kehutan kematian, guru Kakashi mengajakku"

"Benarkah? Master-

"Nah dapat" Sakura berseru kembali kekasur Naruto memaksanya untuk duduk tegak, Shikamaru mendelik lalu melanjutkan ucapannya yang tertunda

"Master mengatakan itu? Boleh aku ikut?"

"Aku juga ingin ikut" lagi lagi Sakura kembali meyela ucapan Shikamaru, tangannya dengan terambil mendandani rambut panjang Naruto, memberinya jepitan tipis bertanda silang disisi kanan atas telinga Naruto.

"Oke, aku akan membiarkan kalian ikut, aku takut meninggalkan kalian berdua sendirian" Naruto membuat wajah memelas, Sakura dan Shikamaru serempak menggeleng dan berkata "Tidak" dengan cukup keras.

"Apa yang kalian pikirkan, aku hanya takut Asrama kita akan hancur" sahut Naruto polos rambutnya tidak menghalangi pandangannya lagi setelah di ikat dan di peri jepitan oleh Sakura. Naruto menoleh menatap Sakura yang tidak berhenti tersenyum sambil menatapnya darah telah mengucur keluar dari hidung mancungnya ia lalu berteriak

"KYAAAA MANIS SEKALIII!!!!"

****

Hutan kematian adalah tempat terlarang bagi manusia biasa yang tidak memiliki kekuatan Spiritual, hutan itu berisi sekumpulan siluman siluman dari usia 10 tahun hingga ratusan tahun, Siluman yang telah berusia ratusan tahun dapat mengubah dirinya menjadi seorang manusia, hanya seorang Spirit master bergelar dewa yang dapat melihat bentuk asli dari siluman itu. Siluman sendiri memiliki berbagai macam bentuk dan tipe.

"Apakah ini yang disebut hutan larangan?" Sakura bertanya mereka telah sampai dipinggir hutan semenit yang lalu.

"Benar" Kakashi berbalik menghadap mereka bertiga, "Sakura, ku dengar kau telah menaikkan levelmu? Berapa?" Sakura mengangguk "12 master"

"Dan Shikamaru?"

"15"

Level Spiritual atau tingkat pertama dari menjadi spirit master seharusnya dapat di mulai setelah kelulusan dari Akademi junior, namun karena tiga orang di depannya ini adalah  salah satu 100 juta orang  yang jenius, Kakashi mungkin akan mempertimbangkan untuk melatihnya sejak awal.

"Baiklah, untuk Naruto sendiri, dia telah menembus menaikkan level menjadi 29 dan telah memiliki batu pertamanya"

"APA!"

"Sejak kapan, kenapa kami tidak tahu?"

Sakura dan Shikamaru terus bertanya menatap tidak percaya pada Naruto yang tersenyum lebar tanpa malu.

"Sejak setahun yang lalu, ada dengan kelaian?" Sahut Kakashi sensi menatap kedua murid barunya tidak dapat di katakan seperti itu sih cuman numpang istilanya

Sakura menjawab dengan gugup "kenapa tidak mengajak kami?" Kakashi menghela nafas menatap keduanya "Kalian belum menaikkan level kalian mengerti? Sudahlah" keduanya mengangguk memicingkan mata menatap Naruto yang menggeleng menggoyangkan telapak tangan dengan brutal, seolah berkata buka salahku kalian tidak pernah bertanya

Mereka melangkah masuk kedalam hutan, Namun tergenti oleh suara dari arah belakang mereka.

"Lama tidak bertemu Kakashi" Mereka menoleh mendapati seorang pria seumuran Kakashi dengan rambut terikat sama seperti Shikamaru, diwajahnya terdapat luka melintang tepat di tengah Batang hidung, orang itu tersenyum terus melangkah menuju kearah mereka

"Paman Iruka!" Naruto menyahut semangat, Pria yang di sebut Iruka itu tersenyum lebar mengusap kepala kuning yang kini semakin pangjang itu lembut.

"Lama tidak bertemu Naruto, bagaimana kabar kalian?"

"Kami baik" Sahut Kakashi menjawab mata  yang semula terlihat malas kini melengkung seolah tersenyum

Naruto memutar mata birunya malas, selalu saja. "Naru siapa dia?" Menoleh pada Sakura yang bertanya, Naruto kembali menatap Kakashi dan Iruka yang tengah berbincang.

"Dia adalah teman lama Master, namanya Umino Iruka"

"Oh lalu kenapa Master terlihat sangat bersemangat? Seperti bertemu kekasih saja" Sakura berbisik pelan, sedekali melirik pada Iruka dan Kakashi yang berbincang

"Abaikan saja, ayo kembali berjalan"

Mereka kembali berjalan, setelah masuk cukup dalam, kedalam hutan mereka berhenti.

"Baiklah, anak-anak kita istirahat disini" Kakashi berucap lalu duduk di akar pohon yang mencuat

"Master, sebenarnya siluman apa yang kita cari?" Keluh Sakura, mereka telah berjalan begitu lama bahkan telah melalui banyak siluman, dari berusia 10 tahun kebawah.

"Hm, Iruka tolong jelaskan pada mereka" Iruka mengangguk lalu menatap anak-anak yang kini fokus padanya. "Siluman yang kita butuhkan adalah siluman yang berumur 100 tahun keatas, mininal siluman itu berusia 500"

"Untuk sakura siluman yang tepat afalah siluman bertipe penyerang, agar dapat melindungimu" Sakura mengangguk mendengarkan dengan serius.

"Dan untuk Shikamaru, elemenmu adalah bayangan, kurasa kita akan memikirnya nanti, di hutan ini ada banyak siluman"

"Untuk Naruto yang akan mendapat batu keduanya, mungkin kita pikirkan nanti, karena kekuatannya adalah tipe tumbuhan."

Setelah cukup beristirahat mereka kembali melanjutkan pencariannya, baru beberpa saat mereka melangkah suara pertarungan sengit terdengar dari arah selatan hutan, Keempatnya menjadi waspada, hanya dengan saling memandang mereka lalu memutuskan untuk mengecek pertarungan itu.

Pertarungan itu terjadi antara seekor musang dan ular berkepala dua, hingga 10 menit bertarung dan tak ada yang mau mengalah, kakashi tiba-tiba menyela "Kita tangkap musang itu, kekuatannya adalah tipe ilusi, bagus untuk Shikamaru yang tipe bayangan"

"Benar, musang itu juga telah berumur 300 tahun"

Shikamaru mengangguk, itu memang bagus untuk menjebak, terdapat banyak taktik di kepalanya, seolah kekuatan itu telah ia miliki.

Setelah selesai berdiskusi, Kakashi lalu melangkah maju, membantu musang menyerang Ular berkepala dua, merasa tak bisa menang Ular itu melarikan diri dengan luka yang berat.



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Spirit MasterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang