Chapter 1

857 48 3
                                    

Hai! Aku Y/N, Y/N Riddle. Pasti kalian sudah tau, dengan melihat nama belakang ku. Ya, aku anak dari Tom Riddle, keturunan Salazar Slytherin, sangat mengejutkan bukan? Kalian mau tau ibuku? Ibuku bernama Nagini, dia seorang maledictus dan akan berubah menjadi ular sepenuhnya kelak, aku sangat sedih mendapati fakta itu. Tapi aku masih punya ayah yang sangat sayang padaku, meskipun dia dikenal jahat dan seperti orang yang tidak pernah mengenal cinta.

Pada umurku yang ke 11th kemarin, aku mendapat surat dari Hogwarts, aku sangat senang sekali. Hari-hari ku di Hogwarts saat tahun pertama, cukup menarik aku disortir masuk ke Asrama Slytherin tentunya. Dan mulai saat itu aku bersahabat dengan Draco Malfoy, hingga sekarang ditahun ketiga ku.

Aku duduk di kompartemen bersama Draco, hanya berdua karna Draco yang meminta.

"Y/N! bagaimana liburan musim panas mu?" Tanya Draco, aku hanya mengangkat bahu "Cukup menyenangkan". Draco bertanya dengan penasaran, menurutku begitu kalau dilihat dari ekspresi wajah nya "Apa yang menarik? Bisakah kau ceritakan kehidupan mu di dunia muggle?" Aku sedikit terkekeh melihat Draco bersikap seperti itu, "Hal yang menarik di dunia no-maj ku adalah Five" ucapku, Draco langsung mengubah ekspresi wajah nya menjadi datar. "Saat aku pergi ke toko donat, tiba-tiba ada yang menyerang kami (Five dan Y/N), Five bilang mereka dari Commission tempat Five bekerja dulu, jujur saja itu sangat seru menurutku, kecuali....." Y/N langsung terdiam.

"Kecuali apa? Apa kau terluka parah?" Tanya Draco dengan muka terlihat panik, "Bukan terluka Draco, tapi kepala dan telinga ku sakit, karna terlalu banyak membaca pikiran mereka semua yang berlalu lalang menembak satu sama lain" jelasku. Draco terlihat kebingungan, yaa seperti yang kalian duga, Draco tidak tahu kalau sebenarnya aku bisa membaca pikiran orang lain. Jujur saja aku kerap menggunakan kekuatan ini pada Draco, agar aku tahu Draco sedang berbohong atau tidak.

"Kenapa terlihat bingung? Ohh iya, aku lupa kalau kau tidak tahu aku bisa membaca pikiran orang lain" ucapku sambil terkekeh. "Kenapa kau selama ini tidak bilang padaku? Apa orang lain mengetahui kekuatan mu? Apa kau sering menggunakannya padaku? Lalu? Apa kau-" sebelum Draco menyelesaikan pertanyaannya yang bertubi-tubi, aku memotongnya, "Draco sayang. Bisakah kau bertanya satu persatu?" Mendengar itu, Draco langsung terkekeh, lalu mulai bertanya padaku "Apa kau selalu menggunakan kekuatan mu padaku?" Aku menjawab dengan tenang, "Sedikit" wajah Draco langsung memerah, "Tenang Dray, aku hanya membaca pikiran mu ketika aku butuh kejujuran mu" tambahku dengan nada menenangkan, Draco menghela nafas lega.

Saat ditengah perjalanan, tiba-tiba udara menjadi tambah dingin, kereta berhenti, embun dikaca membeku. Tiba-tiba ada sesosok menyeramkan yang memakai jubah hitam besar, mencoba membuka pintu kompartemen yang aku dan Draco tempati. Aku takut, Draco menyadari ketakutan ku, dia langsung memelukku dengan erat, pelukan itu membuat ku merasa aman, sampai pada akhirnya makhluk menyeramkan itu pergi.

"Y/N! kau tidak apa-apa? Dia sudah pergi." Ucap Draco dengan nada menenangkan, aku langsung menoleh kebelakang, dan mendapati wajah Draco yang sangat dekat dengan wajahku. Kita bertatapan sebentar, lalu kecanggungan datang pada diri kita, melepas pelukan dengan canggung, lalu hanya saling diam hingga sampai di Hogwarts.

                                   -

Di Great hall, aku duduk di meja Slytherin bersama Draco dan teman-teman lainnya untuk makan malam. Terlihat para Gryffindor duduk disebelah meja Slytherin, ada Harry Potter disana, aku tidak begitu dekat dengannya, tapi lumayan bisa dianggap teman meskipun Draco terlihat tidak suka aku berteman dengan para Gryffindor maksudku Harry. Harry dikabarkan pingsan tadi saat dikereta karena Dementor tadi, dan rumor itu menyebar di seluruh isi Hogwarts.

"Potter! Potter!" Panggil Draco, Harry langsung menoleh kebelakang, "Kau benar pingsan? Kupikir kau memang pingsan" ucap Draco sambil tertawa lepas, aku memangdangnya dengan tatapan tajam, terdengar suara Weasley yang membela Harry, aku langsung menoleh "Shut Up Malfoy!". Saat aku menoleh ke Harry, kami saling bertukar senyuman manis, Draco yang menyadari itu, langsung memutarku agar membelakangi Harry. "Apa yang kau lakukan?" Tanyaku dengan bingung, Draco mendengus "Menjauhkan pandangan mu dari si sok ngartis Potter." Aku hanya mengangguk, sambil berfikir kenapa dia bersikap seperti itu? Aku tau aku punya kelebihan membaca pikiran orang lain, tapi aku tidak bisa melakukannya seenak hatiku, aku masih bisa menghargai privasi orang lain.

Ting! Ting! Ting!!

Suara dentingan gelas Profesor McGonagall, "Attention, please!" "Selamat datang kembali ke Hogwarts-" sambung profesor Dumbledore, aku tidak mendengarkan kata selanjutnya karna sibuk dengan makananku, pastilah sambutan yang tetap dan peringatan yang sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Tapi kali ini sepertinya ada tambahan, perkenalan guru PTIH baru tentunya, Hagrid menjadi guru Pemeliharaan-Satwa-Gaib tahun ini. Hogwarts sekarang dijaga oleh Dementor, karna lepasnya salah satu tawanan Azkaban, Sirius Black yang menurut rumor, dia membunuh temannya Peter Pettigrew dan membocorkan persembunyian keluarga Potter pada ayahku. Yang pasti aku tidak percaya karena aku tahu kalau Pettigrew lah yang sudah menjebak Black, dan dia sekarang bergabung menjadi Death Eaters karna takut pada ayah.

                                  -

Setelah makan malam selesai, semuanya kembali ke Asramanya masing-masing, aku masih duduk di Great hall menghabiskan pudingku, "Y/N? Kau mau kembali ke Asrama atau tetap disini dan bermalam disini?" Tanya Draco sambil menaruh wajahnya ke meja, lalu mengintip mukaku dari bawah. "Sudah selesai, aku mau ke perpustakaan dulu, aku ingin mengembalikan buku yang aku pinjam" jawabku dengan tenang, "Sehabis itu, aku ingin ke menara astronomi, bukankah itu tempat favorit mu?" Tanyaku pada Draco yang terus memandangi ku dengan senyum, "Kau banyak maunya, seharusnya kau langsung kembali ke asrama lalu tidur." Jawabnya sambil menegakkan posisi duduknya, "Aku bisa tidur di lantai menara astronomi sambil melihat bintang." Jawabku sambil berdiri hendak pergi ke perpustakaan.

                                    -

Di perpustakaan aku bertemu para Ravenclaw, dan juga Hufflepuff yang sedang membaca buku dengan serius. Sangat aku hendak berjalan mengembalikan buku yang aku pinjam, aku melihat Ernie MacMillan sedang duduk membaca sesuatu tentang ramuan. Saat aku melewatinya, dia menoleh memberikan senyuman manisnya, belum sempat aku membalas senyumnya, Draco sudah berlari dan membalasnya lebih dulu dengan senyum mengancam. Aku bisa melihat wajah terkejut MacMillan saat itu, "Sudah lah Dray, kupikir kau perlu sedikit ramah pada orang lain." Ucapku sambil mengelus pundak Draco, lalu tersenyum pada MacMillan yang masih diam terpaku, "Tidak apa MacMillan, Draco memang begitu, susah ramah dengan orang lain." Mendengar itu MacMillan langsung mengangguk menandakan bahwa dia mengerti, tapi Draco malah mendengus kesal dan menarik tanganku begitu saja menuju menara astronomi.

"Bisakah kau menarikku dengan sedikit pelan Dray? Tanganku sakit, kau menariknya terlalu kasar." Protesku yang dibalas anggukan oleh Draco, dia lalu melepaskan genggaman tangannya, lalu dia melihat tanganku yang memerah, "Maafkan aku Y/N, lihat tanganmu sekarang memerah, aku tidak bermaksud membuat tanganmu sakit." Aku hanya tersenyum mengangguk, menandakan bahwa aku baik-baik saja, "Tidak terlalu sakit, ngomong-ngomong aku lapar." Ucapku dengan tersenyum menunjukkan gigi putih berbehelku, Draco yang baru sadar kalau gigiku berbehel, langsung mengerutkan keningnya, "Aku dari tadi tidak sadar, apa yang ada digigimu?." "Ini behel, kau taukan gigiku tidak rapi, jadi aku memasang ini saat liburan musim panas kemarin." Draco terlihat bingung, "Tidak perlu bingung, ini tekhnologi no-maj." Jelasku, Draco mengangguk menandakan bahwa dia mengerti.

"Tadi kamu bilang lapar?" Tanya Draco, aku mengangguk pelan, "Bukannya tadi habis makan malam? Kamu juga keluar paling akhir menghabiskan sisa makanmu, dan sekarang kamu lapar?" Tanyanya bertubi-tubi. Aku sedikit mendongak ke atas melihat wajah Draco, lalu menjawab pertanyaan nya, "Hihihi, aku benar lapar." Meringis, Draco terkekeh mendengar jawaban ku, "Badanmu kecil, tapi makanmu banyak juga ya." Aku hanya mengangkat bahu.

                                  
Author: Hai! Ini cerita pertama yang aku buat, semoga kalian suka ya, ini cerita murni dari khayalan author, dan sebelumnya author ga pernah bikin cerita, jadi ini kali pertama, semoga bisa menghibur kalian:)

-

March 3, 2021

FEELING [Draco Malfoy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang