Chapter 3

277 28 0
                                    

Pagi sudah tiba, dan waktunya memulai hari, aku bangun lebih awal dan mandi lebih dulu, itu dikarenakan aku sangat lelet dalam bersiap-siap. Saat aku sedang menyisir rambut ku, teman-teman satu kamar ku terbangun, Daphne segera pergi ke kamar mandi setelah mengetahui kalau sekarang sudah jam 6 pagi. Sedangkan Pansy, dia masih duduk di ranjang nya dengan mata tertutup, Daphne meneriakki Pansy sebelum dia pergi ke kamar mandi, Pansy hanya mengangguk dan matanya masih saja tertutup.

"Pansy, ayo bangun, sadarkan dirimu, ini sudah pukul 6, nanti kamu terlambat untuk sarapan dan masuk kelas." Bujukku dengan halus, Pansy tersenyum dan mengangguk menandakan bahwa dia mengerti.

-

Biasanya aku duduk dengan Draco, entah kenapa anak itu selalu mengajakku duduk bersamanya, apa agar hubungan antara keluarga kami semakin baik? Apa karna ayahnya (uncle Lucius) menjadi tangan kanan dari ayahku? Ini benar-benar membuat ku bingung. Tapi kali ini, aku duduk bersama Daphne dan Theo, karna pertengkaran semalam, sepertinya Draco masih kesal denganku.

Seperti hari-hari biasa entah mengapa masih saja ada lelaki yang ingin berkenalan dan menawarkan diri sebagai teman, sebenarnya aku tidak keberatan malah menurut ku bagus memiliki banyak teman, tapi yang tidak aku suka bahkan ada yang tiba-tiba meminta ku jadi pacarnya. Ohh shit! Aku sering mendapat tatapan tidak suka dari para gadis, bahkan aku pernah dimarahi salah satu anak Ravenclaw, katanya aku menggoda pacarnya, aku bahkan sama sekali tidak mengenal pacarnya. Kata teman-teman ku, aku cantik, aku selalu bisa menarik perhatian para lelaki dimana pun aku berada, padahal aku tidak menginginkannya. Banyak yang beranggapan aku keturunan Veela, padahal sebenarnya tidak, tapi setelah ku ingat, ibuku memang sangat cantik, dan ayahku juga sangat tampan, kecuali sekarang aku kehilangan dia karna salah satu horcrux nya dihancurkan.

Saat aku memakan pudingku, aku merasakan bahwa ada yang memanggil namaku dari belakang, aku langsung menoleh, dan ternyata itu prefek kemarin, Cedric Diggory, sepertinya dia akan mengurangi nilai asramaku karna kesalahanku kemarin. "Mr. Diggory? Ada apa?" Tanyaku dengan wajah pucat takut nilai asramaku berkurang, "Tidak apa-apa, aku hanya ingin menyapa mu." Jawabnya dengan senyum manisnya.

Aku hanya mengangguk, lalu dia pergi, mengganggu sarapan saja. Aku melanjutkan makanku dengan tenang, tidak ada gangguan.

-

Kelas pertama ku ditahun ini adalah kelas ramalan bersama anak Gryffindor, jujur saja aku benci ramalan. Karena sebuah ramalan, ayahku menjadi makin tergila-gila dengan ilmu hitam, dan menjadi penguasa kegelapan.

"Selamat pagi anak-anak, di ruangan ini kita akan mempelajari seni milia ramalan" dengan ceroboh guru itu hampir menjatuhkan meja, "Hai, aku Profesor Trelawney." Semua murid terlihat bingung, ada pula yang menertawakan sikap aneh dari guru itu, dia mirip adik kelasku, si Lovegood sama-sama anehnya. "Tahun ini kita akan mempelajari membaca dari daun teh, ambil cangkir yang ada diseberang kalian" lanjutnya dengan terburu-buru. Para murid menurut, aku mengambil gelas Pansy, aku tidak bisa membaca apapun, yang ku lihat hanyalah daun teh yang nampak hitam.

Saat aku sedang mengamati daun teh itu, tiba-tiba terdengar teriakan dari Profesor Trelawney, "Kau mendapat Grim" ucap si Profesor dengan nada bergetar. "Apa itu Grin?" Suara dari salah satu murid Gryffindor, aku memutar mata mendengar nya, "Grim bodoh! Bukan Grin!" Ucapku dengan sedikit emosi karna kelasnya membosankan. "Mengambil wujud berupa anjing hantu yang sangat besar, itu adalah salah satu pertanda tergelap di dunia, ini adalah tanda--kematian." Jelas salah satu anak Gryffindor, aku merinding mendengarnya.

-

Semuanya berkumpul di depan gubuk Hagrid, aku sangat bersemangat untuk kelas pertama Hagrid. "Ayo mendekatlah, aku punya hadiah besar untuk kalian hari ini, pelajaran yang bagus jadi ikuti aku." Hagrid membawa semua murid menuju ke tepi hutan terlarang, "Baiklah jangan lupa membentuk kelompok, lalu buka buku kalian di halaman 49" ucap Hagrid setelah sampai di tepi hutan. "Hagrid bolehkah aku bertanya? Bagaimana cara membuka bukunya?" Tanyaku sambil memandangi buku yang ku bawa, "Iya mrs. Riddle, kau bisa mengusap tulang bukunya sebelum membukanya." Jawab Hagrid dengan terburu-buru masuk kedalam hutan, aku mengusap tulang bukunya dan itu berhasil, kecuali pada Longbottom, dia tidak mengusap tulang bukunya terlebih dahulu, akibatnya buku itu menyerang Longbottom, hingga jubahnya robek-robek, kupikir dia perlu jubah baru.

"Menurut ku buku ini lucu" ucap Hermione pada kedua temannya, yang mendapat sautan dari Draco. "Ohh yeah sangat lucu, bagus sekali ya Tuhan, tempat ini benar-benar kacau, tunggu sampai ayahku mendengar bahwa Dumbledore menyuruh orang bodoh inu mengajar." Ujar Draco dengan enteng, aku langsung menoleh menatapnya tajam, dan dibalas oleh Harry, "Shut Up Malfoy!" Draco dan teman-teman nya tersenyum mengejek, Draco langsung melempar tas pada Crabbe, lalu mendekati Harry dengan penug gaya sok keren (emang keren sih, cakep dia). Tiba-tiba raut wajah Draco berubah menjadi ketakutan, "D-dementor Dementor!" Ucapnya dengan gagap, kami semua langsung melihat keatas, tidak ada Dementor, yang kudapati hanya langit cerah biru, sesaat setelah itu aku melihat Draco dan teman-teman nya menguplukkan jubahnya, lalu menakut-nakuti seperti dementor. Hermione langsung menarik Harry agar menjauh.

Aku memukul perut Draco, Draco langsung menoleh dan bertanya "Kenapa kau memukulku?" "Perbuatanmu itu tidak baik Draco, aku tahu kamu cuma bercanda, tapi kamu harus tau batasannya, bahkan kamu tadi dengan entengnya mengatai Hagrid bodoh" ucapku dengan nada pelan dan mencoba membuat suasana tenang. "Oh yeah, kau membandingkan ku semalam dengan peri rumah, sekarang kau coba menasehati ku? Emangnya kamu siapa?" Jawab Draco sambi tersenyum mengejek, "Aku minta maaf atas kejadian tadi malam, dan kamu bertanya aku siapa? Aku Y/N Riddle keturunan Salazar Slytherin dan-" aku terhenti, mendengar itu Draco terlihat terkejut, aku tak tau kenapa "Dan aku sahabat mu Dray, yeah sahabat mu" sambungku dengan terburu-buru.

-

Author: makasih sudah mau membaca, maaf kalo setiap chapter kayak ga nyambung, maaf juga kalo ceritanya kurang menarik.

March 3, 2021

FEELING [Draco Malfoy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang