Hari yang begitu cerah, hari dimana semua orang bebas beraktivitas, begitu juga dengan albina, hari yang selalu ia tunggu untuk menghabiskan waktu dengan anak jalanan , ya seperti inilah sekarang ia tengah mengajari mereka bagai mana caranya menghitung.
"7+3=...... ?" Tayanya pada mereka
"Jadi gini,kalian ngitungnya conto
Alvin punya buah 7,lalu leo menambahkannya 3 jadi semua nya berapa ayo!!itung sama-sama " Tutur albina dengan penuh semangat sambil menunjuk anak yang ia jadikan conto"1.. 2..3..4..5...5...7...8...9..10.." Itung serempak semua anak
"Jadi jumlahnya? " Tanyaya
"Sepuluh"jawab anak-anak dengan serempak
" Kalian pintar sekali "puji nya dengan senyum manisnya, tiba-tiba seorang anak mengangkat tangannya
" Ia ada apa leo? "Tanya albina pada
seorang anak yang tak lain bernama leo" Ka Al,leo liat seorang lelaki di balik pohon itu, kanyanya dia orang jahat de ka"turut leo
"Tunggu dulu sebentar biar kaka liat dulu" Ucap albina, karna penasaran ia pun melihat ke balik pohon yang di maksud oleh leo, dan terkejutnya saat ia melihat seorang lelaki yang tak lama ia kenal yang tak lain alex
"Lagi ngapain kamu disini? " Tanya ia pada alex
Alex pun menggaruk tengkuknya yang tak gatal dan tersenyum kaku seperti maling yang tertangkap basah
"Gue lagi ngelihatin lo " Jawabnya
"Buat apa kamu liatin saya? " Tanya lagi
"Tadi gue ga sengaja liat lo jalan, ya udah karna gue sahabat lo jadi gue mau mastiin keselamatan lo " Jelas alex
"Alasan kamu tidak masuk akal bagi saya " Sanggah albina
"Ya udah deh ayu ketemu anak-anak kasian nungguin" Ucap alex sehari menarik tangan albina untuk menemui anak jalanan
"Haloo" Sapa alex pada semua anak
"Halo ka " Jawab serempak dari anak jalanan tersebut
"Nama kakak ka alex, kakak temennya ka al " Kenalnya"Anak-anak belajarnya udah sampai segini ya minggu depan kalau ada umur di lanjut, sekarang kalian bebas untuk bermain" Tutul albina yang dibalas dengan anggukan, merekapun pergi untuk bermain ada yang main lari-larian, petakumpet dan masih banyak lagi
Tiba-tiba ada yang memegang pundaknya sontak ia menarik nya dan melintir tangan tersebut
"Aww.. Sakit" Lilih seorang lelaki yang tak lain alex, ia pun melepaskan pintirannya saking pokusnya melihat keceriannya anak-anak ia jadi lupa bahwa ada alex didekatnya
"Lo suka bangetnya melintir tangan orang" Ucap alex sambil tersenyum samar
"Maaf" Lirihnya
"Saya kira kamu sudah pergi" Ucapnya lagi sambil menunduk merasa bersalah"Lo sering kesini nya? " Tanya alex pada albina
"Saya seminggu sekali kesini" Jawabnya tampa menoleh pada pada lawan bicaranya.
Albina pun pergi tampa menghiraukan alex yang tengan melamun menatap anak-anak jalan yang sedang bermain
"Woyy gue di tinggal" Teriak alex yang baru sadar dari lamunannya, ia pun segera menyusul albina dan mensejajarkan langkahnya."Gue suka liat lo, senyum seperti tadi saat lo ngajar anak jalanan" Ucap alex dengan penuh hati-hati
"Menurut saya tiap orang pasti memiliki cara masing-masing untuk bahagia" Saut albina dengan raut wajah dan tingkah yang sama
"Tadi gue rasa nemu sesuatu yang hangat dari lo, coba lo tiap hari senyum kaya gitu"Ucap nya lagi dengan senyum kas nya
" Mungkin hidup saya ga bahagia tapi seengganya saya bisa muat orang lain bahagia ga kanya saya"saut albina sambil berhenti, ia pun berbalik arah menghadap alex
"Saya pulang, dan saya harap kamu tidak mengikuti saya" Ucap albina
"Ih kepedean siapa juga yang mau ngikutin lo" Saut alex dengn kesal
"Emang lo pulang naik apa? " Taya alex yang tak sadar bahwa albina telah menaiki motor hitam spot miliknya"Saya harap kamu pulang dari sini periksa mata" Ucap albina dengan tersenyum walaupun samar tapi masih bisa di lihat oleh alex, ia pun melajukan motornya,.
Alex pun hanya melihat punggung albina yang mulai menghilang di jalan,"Suatu saat nanti gue akan balikin senyum lo kembali" gerutu di dalam hati alex
KAMU SEDANG MEMBACA
Patah Tapi Bukan Tulang
Teen FictionMengapa harus dengan rasa, ia singgah haya untuk memberikan kenyamanan sesaat lalu diam-diam menyelipkan berjuta rahasia yang menyakitkan, setelah itu pergi, bertahun -tahun ku coba sembuhkan luka lalu dengan tak tepatnya kau datang haya untuk membe...