Page Three : How Many?

509 100 9
                                    

"Don't forget among the cloudy dark, You're a star painted with a left hand, Can't you see how beautiful a true uniqueness can be?" — Celebrity, IU

No context quote, just found it pretty 🥺

No context quote, just found it pretty 🥺

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.

Pepatah lama yang mengatakan bahwa "hidup bagaikan roda yang berputar" itu benar adanya, saat ini Lucas mengalaminya. Bukannya apa, Ia kira hidupnya dan Mark akan mulus-mulus saja, setidaknya jika menemui tanjakan atau turunan pun tidak akan extreme. Apalah dikata jika turunan yang sekarang berada didepannya berupa seseorang dari masa lalu yang Lucas sendiri lupa itu siapa.

Berlebihan? Baiklah katakanlah Lucas seperti itu, tapi jika saja perempuan dengan senyum manis yang tengah duduk di depannya ini bukan tipe yang dapat dikatakan... sulit untuk diatur? Lucas tidak akan terkesan berlebihan, belum lagi, ia dapat merasakan pandangan Mark menatapnya tajam penuh dengan tanda tanya.

"Jadi? Kamu bisa jelasin dia siapa?" Dengan tangan yang terlipat di depan dada, dan juga pandangan lurus ke arah objek berupa wanita cantik di depan keduanya, Lucas dapat melihat senyuman, ah tidak, seringaian tipis tercetak pada si sulung Pranata. Tenggorokan milik Lucas mendadak kering dan dengan perlahan ia menghela napas berat sebelum menjawab pertanyaan Mark.

"Dia bilang namanya Na—geong? Na—kung?"

"Nakyung?"

"Ya, Nakyung! Itu dia maksud aku tadi."

Yang menjadi bahan perbincangan masih enggan membuka suaranya, tatapannya masih beradu dengan Mark, dan keduanya masih mengeluarkan senyum manis yang terkesan dipaksakan. "Jadi? Ada urusan apa lu sama Lucas?"

Ok, Mark sedang dalam mode tidak ingin dibantah, bukannya Lucas takut, tapi jika sudah seperti ini, Lucas hanya bisa duduk dan mendengar.

"Ah, maaf kalo kedatangan saya terkesan mendadak, saya hanya ingin menyapa teman lama, bukan begitu, Xuxi?"

"Xuxi?"

"I-Itu..." Lucas sebisa mungkin menahan dirinya untuk tidak terkesan gugup, berbagai umpatan ingin ia layangkan kepada wanita dengan nama Nakyung itu, tapi apa daya, yang berada disampingnya saat ini membuat lidahnya kelu. Auranya sungguh membuat Lucas ingin melarikan diri dari situasi seperti ini.

"Oh? Waktu itu Xuxi menyuruh saya untuk memanggilnya dengan sebutan demikian, maaf jika itu terkesan lancang."

Lucas dapat mendengar dengusan yang dikeluarkan Mark, raut wajah istri kecilnya itu sudah berubah jengkel. "So, Xuxi.."

"U-uhm?" Lucas menelan ludahnya gugup, ia berani bersumpah, Mark bisa menelannya bulat-bulat saat ini juga, sorot matanya terlalu mengintimidasi dan Lucas akui jika nyalinya sudah terbang entah kemana sejak tadi.

Book Two : Cafuné et AcaronarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang