Page Four : Rain.

517 89 10
                                    

Hi. Hello. We meet again.

 We meet again

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.

"Du-Bi Doo, Du-Bi Doo! We whistle like the Canaries!"

Mark menghela napas pelan kala mendengar nyanyian nyaring yang berasal dari ruang keluarga, pelaku yang tidak lain dan tidak bukan adalah suaminya sendiri itu saat ini tengah menonton video lagu anak-anak berjudulkan 'Song of The Whales.' Sudah lebih dari lima kali suaminya itu mengulang video yang sama dan menyanyikan lirik yang tertera di layar TV dengan riang, sampai Mark pusing dan bosan sendiri mendengarnya.

"Ganti yang lain ah! Masa ini terus, bosen!"

"Bentar, bentar lagi hafal kok ini."

"Engga! Kamu nonton dari hp aja sana!"

"Nooooo!"

Dan detik berikutnya terjadilah perang kecil untuk memperebutkan benda berbentuk persegi panjang berwarna hitam yang bernama remote, tentu saja perang kecil-kecilan tersebut dimenangkan oleh Lucas.

"Chugga-Chugga-Chugga Choo-Choo-Choo Chugga-Chugga-Chugga Choo-Choo-Choo, I sound like a trainnnn~"

Tak tahan, Mark akhirnya mengambil bantal yang berada di sebelah kirinya dan melemparkannya langsung ke arah Lucas. Bukannya berhenti, Lucas makin menaikkan volume suaranya dan menyanyikan lagu yang ditujukan untuk anak-anak itu dengan nada yang Ia buat-buat.

"A great big blue whaallleee~"

"Aku do'ain kamu keselek ludah sendiri, beneran."

Lucas tertawa kencang setelah mendengarkan perkataan milik Mark, bagaimana tidak, nada yang dikeluarkan benar-benar terdengar kesal, belum lagi bibir yang sedikit mengerucut turut menghiasi wajah manisnya. Tangan panjang milik Lucas terulur untuk mencuri sebuah cubitan di pipi milik sulung Keluarga Pranata tersebut.

"Ututu lucu banget sih."

Belum sampai cubitan kedua dilayangkan, tangan miliknya sudah ditepis oleh Mark, dan jangan lupakan tatapan tajam yang terkesan lucu juga turut dilayangkan.

"Aku geplak kamu ya!"

"Jahat betul. Cepet tua kamu nanti."

"Kamunya ngeselin."

"Iya, maaf deh.."

Mark pasrah-pasrah saja saat badannya dihuyungkan ke kiri dan ke kanan oleh sang dominan. Ia tidak punya tenaga lebih untuk melawan, terlalu banyak mengomel membuat energinya terbang entah kemana. Jadilah akhirnya Ia berakhir di pelukan milik Lucas yang sempat-sempatnya mencuri kesempatan untuk membubuhkan ciuman-ciuman ringan di pucuk kepalanya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 04, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Book Two : Cafuné et AcaronarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang