-2-

993 169 24
                                    

 ➵ Happy Reading :>

✗✗✗

Doyoung menatap Hyunsuk. Tatapan sedih terpancar di sana, Hyunsuk bisa melihat ada rasa menyesal di tatapan itu. Namun, Hyunsuk dengan ego nya yang tinggi tidak akan membiarkan Doyoung untuk masuk.

Tuk...

Hyunsuk membulatkan matanya. Ia terlalu shock melihat pemadangan yang terjadi di depannya. Di bawah derasnya guyuran hujan, seorang Kim Doyoung berlutut di depannya dan memohon hanya untuk bertemu Yedam.

"Saya mohon. Yedam, saya mau ketemu Kak Yedam, Kak Hyunsuk." Mohon Doyoung dengan putus asa.

Hyunsuk shock, Doyoung yang ia kenal tidak akan pernah berlutut di hadapan siapapun dan untuk siapapun. Hyunsuk sedikit tertegun, ia merasa apakah Doyoungnya sudah sedikit berubah karena Yedam? Hyunsuk ingin berharap seperti itu.

"Masuk! Aku berikan waktu untukmu bertemu dengan Yedam." Ucap Hyunsuk langsung kembali masuk ke rumahnya dengan Doyoung yang segara mengikutinya di belakang.

"Terimakasih, Kak." Gumam Doyoung.

Tok... tok...

Jihoon merasa ada yang mengetok pintu kamar Hyunsuk langsung saja berjalan untuk membuka pintunya.

Setelah membuka pintu yang dilihat Jihoon bukanlah Hyunsuk, melainkan pemuda yang sudah membuatnya jengkel setengah mati, karena telah menyakiti Yedam yang notabenya sudah ia anggap adiknya sendiri.

"Kenapa Hyunsuk mengijinkanmu?!" Tanya Jihoon sarkas.

"Kak Jihoon, saya mau ketemu Kak Yedam, boleh, ya?" Nada melas sudah ia keluarkan.

Saat ini Doyoung sudah tidak peduli dengan harga dirinya, yang ia inginkan hanya bertemu dengan Yedam-nya dan meminta maaf kepada tersayangnya itu.

"Tidak! Sekali tidak, maka tidak akan pernah kuijinkan!" Seru Jihoon ganas.

"Bae, biarkan dia masuk saja. Biarkan sekali saja. Jika ia menyakiti Yedam kita, maka aku akan langsung mematahkan tulang bocah itu." Ujar Hyunsuk yang membuat kekasihnya langsung mendelik tidak suka.

"Karena Hyunsuk hyung mengijinkan, sana masuk!" Jihoon langsung mempersilahkan Doyoung untuk masuk, sedangkan dia langsung keluar agar tidak menggangu pasangan yang akan kandas hubungannya itu.

"Kamu yakin? Ngebiarin Yedam sama Doyoung ketemu?" Tanya Jihoon tidak yakin.

"Aku 'kan sudah bilang, aku tidak akan membiarkan Doyoung menyakiti Yedam, lagi." Hyunsuk mengelus surai yang lebih muda, sedangkan Jihoon hanya menikmati saja elusan pemuda yang berbeda satu tahun dengannya itu.

✗✗✗

Doyoung berjalan perlahan mendekati ranjang yang disana sudah terbaring dengan lemah kekasihnya yang sudah ia sia-sia'kan selama ini. Doyoung menatap Yedam dengan sedih, ia bodoh sekali. Bagaimana bisa dirinya menyia-nyiakan Yedam yang sungguh mencintai dirinya dengan tulus. Bagaimana bisa ia mengabaikan pemuda yang sungguh manis ini, bagaimana bisa juga ia tidak memperhatikan jika Yedam-nya sangatlah cantik.

"Halo, yang akan menjadi masa depan saya." Sapa Doyoung pelan, tidak ada niatan untuk membangunkan Yedam yang tidurnya sangatlah nyenyak.

Doyoung menggenggam tangan yang masih menjadi kekasihnya itu dengan lembut, mengecup pelan punggung tangan yang terlihat lebih pucat dibanding kemarin.

"Saya disini, kak. Saya mau minta maaf, saya tahu saya selama ini salah. Saya selalu aja nyakitin kakak, saya selalu mengacuhkan kakak, saya selalu berbuat semena-mena dengan kakak, saya selalu membandingkan kakak dengan Keita hyung, maafin saya kak. Saya salah, saya gak tau lagi gimana caranya buat kakak maafin saya, bahkan sekarang kakak sakit karena saya. Saya bodoh banget ya, kak? Kok bisa saya menyia-nyiakan kakak yang tulus sayang sama saya?" Doyoung mengeluarkan seluruh isi hatinya, dirinya sudah paham jika benar dirinya disini yang bodoh, sudah tahu ada Yedam disisinya malah menginginkan Keita untuk penggantinya. Satu kata yang bisa Doyoung katakan untuk dirinya.

Wrong ; Dodam ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang