-3-

850 149 3
                                    

➵ Happy Reading :>


✗✗✗



Keita menghampiri Doyoung yang sedang berjalan santai di koridor sekolah. Dirinya bahkan sampai berteriak yang membuat Doyoung menoleh dan berhenti berjalan.


"Papa! Papa kamu masuk rumah sakit!!" Teriak Keita saat sudah sampai di depan Doyoung.

"Papa?! Kambuh lagi?!" Keita mengangguk.


Doyoung segera berlari kembali menuju parkiran. Tadi ia niatnya ingin pergi ke kanti untuk membeli sarapan, namun niatannya sirna saat dirinya mendengar sang papa yang masuk rumah sakit karena serangan jantung. Hal ini memang sudah biasa terjadi, mengingat umur papanya yang terbilang sudah tidak muda lagi.

Doyoung langsung melajukan motornya sekencang mungkin menuju rumah sakit. Dia tahu dimana rumah sakit yang akan ia tuju, karena memang sudah diketahui setiap ada anggota keluarganya yang sakit pasti akan ke rumah sakit yg.

Setelah sampai Doyoung langsung menghampiri perawat yang sedang berjaga di meja administrasi dan bertanya dimana papa-nya dirawat saat ini.


"S-86, Vip room, lantai 3." Ucap sang perawat.


Doyoung langsung berterimakasih dan langsung berlari menuju kamar yang ia tuju. Setelah sampai dapat dilihatnya sang kakak yang baru saja keluar dari ruang S-86.


"Junkyu hyung!" Teriak Doyoung, membuat sang pemiliki nama menoleh dan menemukan adeknya yang sudah berdiri di depannya dengan nafas terengah-engah.

"Lho? Kok kamu disini? Ngapain?" Tanya Junkyu.

"Kata Keita hyung papa kambuh lagi." Ucap Doyoung.

"Apasih?! Orang papa gak papa. Salah itu dek, papa gak kambuh sama sekali. Mama yang dirawat, maag nya kambuh." Jelas Junkyu.

"Astaga! Kok Keita hyung bilangnya papa?"

Junkyu tertawa,"Iya, tadi kakak yang telpon, eh, belum selesai ngomong dia nya panik duluan langsung matiin telpon kakak." Doyounf mendengus setelah mendengar kenyataan dari kakaknya.

"Eh, halo bro!" Seru seseorang dari belakang Doyoung.


Doyoung menoleh dan menemukan Haruto berdiri di belakang nya dengan membawa sebuah plastik besar yang sepertinya makanan.


"Ngapain disini? Gak sekolah, haru?" Tanya Junkyu dengan manisnya.

"Enggak, kak. Aku tau kakak tadi belum sarapan makanya kesini bawa makanan. Nah, pasti beluma makan juga kan, sam?" Doyoung hanya mengangguk saja.


✗✗✗


Doyoung memutuskan untuk pamit duluan, lagipula sudah tidak ada keperluan juga. Mama-nya sudah dijaga oleh kakaknya dan juga Haruto, jadi ia bisa pergi untuk beristirahat di apartementnya.

Sesampainya di depan apartement, Doyoung melihat seorang wanita yang tengah berdiri dengan wajah kusut. Doyoung tahu siapa wanita itu.


"Kak Doyoung! Selamat sore~" sapa wanita tersebut.

"Ngapain kesini? Saya gak ada waktu, mau istirahat!" Jawab Doyoung dingin.


Doyoung sudah malas berurusan dengan wanita di depannya ini, alasan pertama adalah wanita di depannya ini terlalu ganjen, alasan kedua wanita di depannya ini seperti parasit yang selalu menempel kepada inangnya, yang dimana sangatlah merugikan.


"Wonyoung kangen kakak." Gumam Wonyoung pelan.

"Dulu saya udah pernah bilang 'kan? Jangan pernah menyesal dan kembali. Kamu lupa? Sekali saya lepasin saya gak akan ambil lagi!" Ucap Doyoung dengan tegas.

"Kakak belum dikasih tahu?" Tanya Wonyoung.

"Apa? Kalau gak penting saya gak mau denger."

Wonyoung mendekat satu langkah yang membuat Doyoung juga mundur satu langkah.

"Aku dijodohin. Dan dijodohin nya sama kakak. Karena kalau sama Kak Junkyu gak mungkin, dia udah punya Haruto." Jelas Wonyoung.


Doyoung langsung mengepalkan tangannya, dia memang sayang dengan papa-nya, tapi jika sudah menyangkut urusan hati Doyoung tidak akan tinggal diam.


"Batalin! Saya punya kekasih. Kamu gak akan ada harapan!" Ucap Doyoung dingin.

"1 minggu, kita coba 1 minggu kak. Kalau memang kakak gak ada perasaan setelah itu, aku akan batalin."


Doyoung menoleh, tidak ada salahnya saran dari Wonyoung, toh, akan lebih sulit jika ia membantah papa-nya sendiri. Doyoung pun menatap Wonyoung dan menganggukan kepalanya.


"1 minggu. Setelah itu, jika tidak ada rasa apapun, saya harap kamu bilang ke papa untuk batalin semua ini." Ucap Doyoung.


Dirinya sudah hampir memegang gagang pintu apartementnya, namun tangan yang mungil itu menahan pergelangan tangannya.


"Besok aku tunggu di Sungai Han, ya, kak? First date!"


Doyoung kaget. Ia paham jika Wonyoung hanya akan mengucapkan hal tersebut, namun tidak pernah terpikir jika Wonyoung berani mencium pipinya dan langsung berlari begitu saja. Doyoung merasakan degupan jantungnya.

Salah. Doyoung tau tidak seharusnya jantungnya berdegup begitu kencang. Doyoung harusnya mengerti jika hatinya sekarang hanya bertempat di satu tempat. Seharusnya Doyoung sadar, jika ada seseorang yang sekarang sudah menjadi tempat untuk dirinya berlabuh atau ia sebut rumahnya untuk berpulang.

Doyoung menghela napas. Dia segera memasukkan password apartementnya dan melangkah masuk tanpa ragu.


"Lagi. Padahal aku berpikir dirimu akan berubah, Doyoung-ah."



✗✗✗


Halo!!

Udah sih gatau mau ngomong apa. 

Ceritanya makin aneh gak sih?

Iya! Aneh banget emang. Tapi, gapapa lah ya.

Udah segitu aja, yang masih baca terimakasih, yang nge-vote juga terimakasih.

Love u all🖤

Wrong ; Dodam ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang