"Apa yang harus aku lakukan, keduanya sangat berarti untukku"
~Reza Gardinata.Jangan lupa vote & komen💕
Enjoy!!
Kini Zeline sudah bersiap-siap untuk berangkat sekolah biasanya Reza selalu menjemputnya tapi sejak kemaren cowok itu sama sekali tidak ada kabar. Bahkan pesan yang dia kirim pun belom di lihat oleh dia. Dan akhirnya Zeline berangkat sekolah menggunakan taksi online.
Sesampainya di depan gerbang sekolah. Zeline pun membayar ongkos taksi tadi dan langsung melangkahkan kakinya menuju kelas, Zeline melewati parkiran motor dan disana dia melihat motor Reza dan teman-temannya tapi tidak dengan pemiliknya.
Di sepanjang koridor banyak yang menyapa Zeline, Zeline pun balik menyapa. Dia terkenal sebagai siswa yang pintar, ramah, jadi semua orang mengenalnya apalagi dengan guru-guru disini. Sesampainya dia di kelas.
"Lo berangkat sama siapa?" Tanya Maura yang melihat Zeline duduk di sebelahnya.
"Sendiri"
"Tadi gue liat reza sama si Letta"
"Biarin"
Maura yang mendengarkan jawaban Zeline hanya menatapnya aneh "Dari dulu Lo cuma pasrah".
Maura adalah sahabat Zeline sejak pertama kali masuk SMA , dia yang selalu mendengarkan keluh kesah hubungannya dengan Reza. Maura selalu memberikan pencerahan bagi hubungannya namun Zeline tetap lah Zeline dia tetap bertahan dengan pendiriannya kepada Reza.
"Mau sampai kapan Lo kaya gini Ze?"
Zeline menatap kedua mata maura, dia menghela nafasnya "Sampai aku udah benar benar capek" balasannya.
Maura sangat tidak tega melihat hubungan sahabatnya sendiri seperti ini, sudah banyak nasehat yang dia berikan untuk Zeline. Bagaimanapun pilihan sahabatnya dia tidak berhak untuk memutuskan apapun karena disini Zeline yang menjalankannya.
"Kalau ada apa apa bilang ke gue yang ze, jangan lo pendam sendiri" Zelin pun hanya mengangguk.
Bel jam pelajaran pertama sudah berbunyi, banyak siswa siswi yang berhamburan masuk ke kelas masing-masing. Hari ini jadwal kelas Zeline untuk jam pelajaran pak Angga dimana kelas dia dan Reza berjadwal sama untuk berolahraga.
"Kata pak Angga kita ditunggu di lapangan, 10 menit semuanya udah harus di lapangan" kata ketua kelas yaitu Fajri.
Siswa siswi kelas IPA 1 pun berhamburan untuk mengganti pakaiannya dengan baju trening, kalian pasti tau kan yang paling ribet itu pada kaum mana saat untuk berganti?
Semuanya sudah berkumpul di lapangan begitupun dengan kelas IPA 3, dimana Reza dan teman temannya sudah berada di lapangan.
"Untuk saat ini jadwal kelas IPA 1 dan 3 akan bapak campur" ucap pak Angga.
"Nempel mulu kek parasit" bisik Maura kepada Zeline.
Zeline pun menengok ke arah Reza dan iya apa yang dikatakan Maura memang benar Letta selalu menempel dengan Reza, tapi laki laki itu sama sekali tidak merasa terganggu.
Sahabat:).
"Baik, semuanya berbaris dan kalian lari 5x putaran" ucap pak Angga.
Semua siswa pun berlari mengelilingi lapangan sudah hampir 3 putaran dan mereka akan menyelesaikan 2 putaran lagi, Reza yang berada di belakang Zeline. Dia melihat tingkah laku Zeline saat ini aneh biasanya dia selalu menyapa atau menghampirinya tetapi saat ini sama sekali tidak, kesalahan apa yang membuat Zeline bersikap cuek dan dingin kepadanya.
"Ze? Are you okey?" Ucap Reza yang tiba-tiba berlari di samping Zeline.
"Kamu sakit?" Tanyanya lagi.
Zeline masih diam.
Reza pun mencekal tangan Zeline. Dia berhenti dan menatap ke arah Reza.
"Ze, kenapaa?"
"Aku gak papa" dan langsung lanjut untuk berlari.
"Di balik kata gak papanya cewek pasti ada apa apanya bro" Ucap Ditto yang tiba tiba menghampiri Reza.
"Jangan terus terusan Lo bagi waktu antara Zeline dan Letta, gak semua cewek bakalan kuat kek dia. Bisa aja suatu saat Lo bakalan ditinggal olehnya"
"Lo harus bisa bedain mana sahabat mana pacar" sambil menepuk kedua bahu Reza.
Reza diam. Yang dikatakan Ditto memang ada benarnya tapi bagi dirinya keduanya sangat berarti di hidupnya, dia tidak bisa meninggalkan salah satu darinya.
Egois.
"Reza Ditto cepat kalian berlari bukan malah ngobrol!" Teriak pak Angga yang melihat keduanya hanya diam.
"Suka suka saya lah pak, kaki kaki saya" Balas Ditto.
"Kamu mau saya kurangin nilainya Ditto!"
"Ini mulut lemes amat sih anjirr" grutunya sambil menepak mulutnya.
"Enggak pak enggak astagaaa" Ditto pun langsung berlari.
•••••
"Gua bisa ngomong sebentar sama Zeline?"
"Ze ikut aku sebentar"
Zeline menunda makan yang tadi dia pesan lalu dia menatap ke arah Maura dan di angguki oleh Maura. Kemudia ia mengikuti langkah Reza entah laki laki ini apa yang akan dia bicarakan.
"Duduk dulu sini" menggenggam lembut tangan Zeline.
Reza membawa Zeline ke taman sekolah, untungnya tempat ini sangat sepi. Jadi kesempatan untuk dirinya. Reza menatap Zeline yang hanya memandang lurus tanpa menengok ke arahnya.
"Ze? Kamu cemburu sama Letta?"
"Apa yang kamu cemburuin dari dia?"
"Dia cuma sahabat aku ze ga lebih"
"Wajar kalau aku juga perhatian ke dia"
Wajar? Sebenarnya dia mengerti apa tidak sih? Dia ngerti gak kalau perhatiannya selalu di lencengkan dalam arti sahabat. Apa ada seorang wanita yang tidak memendam perasaan dibalik kata sahabat?.
Persetan dengan kalimat sahabat!.
"Zaaaa, udah pernah berapa kali aku bilang sama kamu. Gak ada perempuan yang tidak mempunyai perasaan dibalik persahabatan".
"Sampai kapan kamu terus terusan bilang kalau dia gak mempunyai perasaan apapun sama kamu!"
"Aku cewek Za aku bisa ngerasain perasaan Letta ke kamu itu gimana".
"Kamu gak pernah ngerti Ze" balasnya, lalu meninggalkan Zeline begitu saja.
Air mata Zeline pun luruh begitu saja, sampai kapan hal ini terus terjadi dalam hubungannya. Sampai kapan hubungannya dengan Reza selalu seperti ini?. Selalu berdebat berdebat dan berdebat.
🍂🍂🍂

KAMU SEDANG MEMBACA
Zeline
Ficção AdolescenteKenapa? kenapa kamu berubah, kenapa kamu membagi waktumu untuk dirinya dan diriku?. "Jangan jadikan ini alasan aku untuk pergi, terkadang seseorang mempunyai batas kesabaran. Dimana kesabarannya sudah hilang dia juga akan menghilang dari dirimu". ~Z...