1

17 0 0
                                    

Perkenalan?

Hai namaku Natasha Alexandra Satsaka dan yang duduk di hadapanku ini adalah pacarku. Namanya Revano Adnan Malela, dulu kami teman satu kelas. Yang duduk di sebelah Revano itu sahabatku, Tiana Rosa namanya.

Aku anak terakhir dari enam bersaudara dan semua kakakku laki-laki. Terlahir di keluarga Ali Saka merupakan sebuah anugerah untukku. Kenapa? Karena secara finansial, Ayahku menjamin kehidupanku sampai aku mati. Semua kakakku juga sangat menyayangiku, mereka memperlakukan aku selayaknya tuan putri.

Memiliki Ayah dan kakak yang sukses, juga seorang Bunda yang terkenal, membuat hidupku sempurna.

Tapi...

Pernahkah kalian mendengar sebuah kalimat, orang kaya memberikan cinta dengan waktu dan orang miskin memberikan cinta dengan harta. Hidupku sepi di rumah, semua orang selalu memiliki alasan untuk tidak berada di rumah.

Itulah kenapa aku merasa lebih hidup di luar rumah, bersama Revano dan Tiana.

Ah aku terlalu banyak bicara. Hari ini adalah hari jadian ku dengan Revano, aku sudah mempersiapkan hadiah untuknya.

"Van?" Panggilku.

Revano mengangkat kepalanya dan menatapku. Aku mengeluarkan kotak hadiahku ke meja,

"Happy Anniversary."

Revano menatap hadiahku dengan terkejut, pasti dia tidak menyangka, bagaimana aku bisa mendapatkan action figure langka yang selama ini dia cari. Revano mengambil kotak itu kemudian melihat kotak itu secara keseluruhan.

"Lo dapat darimana? Gue cari di laman belanja daring gak ketemu loh." Aku tersenyum melihat antusias Revano, perjuanganku tidak sia-sia.

"Siapa dulu dong, Natasha Alexandra Satsaka gitu loh."

Aku meraih tangan Revano, kemudian menggenggamnya. Hatiku penuh rasa syukur, karena memiliki pacar yang setia sepertinya. Aku sadari, sikapku sangat kekanakan, tapi Revano bisa bertahan sampai sejauh ini.

"Terima kasih karena terus berada di samping gue selama 3 tahun ini." Ucapku.

"Sama-sama, terima kasih karena lo udah mau terima segala kekurangan, keegoisan gue 3 tahun ini."

"Sama-sama."

Angin bertiup, membuat daun-daun kering berterbangan. Aku menahan gelak tawaku, sungguh dramatis. Alam pun ikut bahagia dengan hubungan kami yang langgeng.

"Ekhem... Ninu-ninu-ninu, dilaporkan ada sepasang kekasih tidak sadar tempat, membiarkan sahabatnya menjadi nyamuk." Kata Tiana.

"Iri ya... Makanya cari pacar." Ucapku sambil mengangkat genggaman tanganku dengan Revano.

"Iya deh iya." Ucapnya dengan wajah yang malas.

Aku bersahabat dengan Tiana sejak pertama kali masuk kampus. Dia sahabat yang baik, dia tidak pernah marah saat aku menjadikannya kambing hitam setiap pergi dengan Revano, dia perempuan yang sangat ceria. Ada yang bilang aku dan Tiana itu seperti cermin, bukan karena mirip, tapi karena sifat kami yang sangat berbeda. Sifat kami yang berlawanan, membuat kami saling melengkapi.

"Eh Sha, jemputan lo udah datang tuh." Ucap Tiana sambil menunjuk ke belakangku.

Aku membalikkan tubuhku dan melihat pelayan pribadiku sudah berdiri di samping mobil menungguku. Aku memajukan bibirku, padahal aku ingin pergi makan dulu dengan Revano.

"Yah... Padahal gue mau ajak kalian makan."

"Masih ada besok sayang... Gue kan belum ngasih hadiah, besok gue bakal traktir lo berdua." Ujar Revano sambil mengacak rambutku.

Natasha Alexandra SatsakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang