Bagian 1

17 2 0
                                    

Nama tokoh, tempat, dan beberapa adegan adalah karya fiksi.

     Rani menggerakan badan ke kiri dan kanan menguranggi rasa pegal di badan nya, kegiatan MOS tadi cukup menguras tenaga juga pikiran. Jarum jam sudah menunjukkan angka setengah lima sore yang artinya angkutan umum akan berhenti beroperasi, Rani dengan cepat melambaikan tangan ketika melihat angkutan umum hampir melewatinya dan naik agar tidak terlalu sore sampai di rumah.

Tak tau kenapa selama perjalanan pulang rani merasa ada sesuatu yang ia lupakan, entah itu barang atau hal lain. Kaca angkutan umum senggaja dibuka lebar lebar supaya ia tak merasa kepanasan. Ia menikmati angin sejuk sore yang membuatnya terlena 

Rani mencoba mengingat apa yang ia lupakan, sambil melamun pun tersadar, jalan ke dalam gang rumahnya terlewat sedikit jauh. Panik Ia langsung mengangkat punggung dan berteriak

"Kiri bang!", Spontan rani membuat semua orang menatapnya kaget, ia turun tergesa gesa sambil mengucapkan kata maaf karna mengganggu penumpang yang lain.

"Makasi bang", Ujar rani cepat setelah membayar dan berlari menuju ke dalam gang arah rumahnya. Ia begitu malu, tangannya menepuk dahi menyesal kenapa bisa bisanya sempat melamun tadi.

Padahal ia sudah di ingatkan mama jangan melamun di angkutan umum, rani ingat minggu kemarin mama begitu marah, ia pulang larut malam karna harus berjalan dari terminal angkutan umum ke rumah.

Entah apa yang terjadi ia lupa turun di gang rumahnya alasan sama persis, melamun.

Jangan tanyakan kenapa rani tidak membawa kendaraan pribadi, dia tidak bisa membawa motor serta galang melarang keras ia menggunakan motor.

Galang takut terjadi sesuatu kepada gadis kecilnya itu. Rani adik perempuan satu-satunya, titipan dari sang ayah untuk menjaga rani agar baik-baik saja.

Ia membuka pintu rumah dengan keras dan menuju ke arah kamar tanpa mengucapkan salam membuat mama yang berdiri di dapur merasa bingung, ada apa dengan putri kesayangannya itu.

"Waalaikumusallam", Teriak mama menyindir putri kesayangannya itu dan berhasil membuat rani berhenti di depan pintu menoleh cepat ke arah sang mama.

"Ehehehe, Assalamualaikum mama. Rani kelupaan baca salam ma", cengir rani lalu menyalami tangan mama, mencium pipi 

"Kamu kenapa, kok buru buru gitu kayak dikejar sesuatu aja", ibunya menoleh mencari sesuatu yang membuat putrinya itu buru buru hingga lupa mengucapkan salam. Rani berbalik badan menuju arah kamarnya

"Gapapa kok ma, aku mau nyiapin keperluan MOS besok takutnya kelupaan", 

Rani hendak membuka pintu kamar, tiba tiba kepalanya ditarik ke belakang, ia menoleh melihat siapa pelakunya. Galang ternyata, abang keduanya itu memiliki karakter minus dari pada abang pertamanya yang sedang berada diluar kota.

Galang langsung mengapit leher rani dengan lengan kekarnya membuat sang empu berteriak nyaring

"ABANGGG LEHER RANI KEJEPIT INII, LEPASIN TANGAN ABANG YANG PENUH DOSA INI", galang langsung menjauhkan telinganya mendengar teriakan nyaring rani yang terus memberontak dilepaskan. 

Badan Galang terhuyung ke belakang dan segera melepaskan tangan dari leher adiknya itu mengusap kedua telinga mendengar teriakan keras rani.

Taman FanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang