"Manis?"
"Ya?"
"3 tahun lalu kau bilang kita tak ada status yang jelas kan?"
"Iya."
"Ayo kita memperjelasnya."
"Boleh saja."
"Menikah saja denganku bagaimana."
"Ayo."
"Kau serius?"
"Apa aku terlihat bercanda Maraka?"
"Tidak, sejak kapan?"
"Sejak pertemuan halte bus."
"Haha! Akhirnya Tuhan."
"Apa?"
"Kau juga mengalaminya bukan?"
"Cinta pandangan pertama? Tentu."
"Kau benar ingin menikah denganku?"
"Tentu, ayo kita beri tahu orang tuaku besok."
"Ayo."
Raya menelfon ibu yang sangat ia sayangi
"Halo bu?"
"Halo? Ada apa? Ga biasanya kamu telfon pas siang bolong gini."
"Ibu sama Ayah ada waktu ga besok pagi?"
"Ada, kenapa?"
"Raya sama Maraka mau kesana."
"Ooo, mau minta restu?"
"Ayolah bu itu kejutan."
"Haha, baiklah ibu undang keluarga Maraka juga ya."
"Iya bu, sudah ya bu jaga kesehatan."
"Iya."
"Hebat" Ucap Maraka
"Hebat apanya?"
"Tidak, aku hanya ingin mengatakannya."
"Haha, kau tidak berubah Maraka."