00.1 || Prolog

229 25 18
                                    

Younha menatap pria yang ada di sebelahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Younha menatap pria yang ada di sebelahnya. Ia tersenyum lebar dengan mata bulan sabit yang bersinar menatap indahnya bulan. Pria itu membalas Younha dengan tatapan senang dengan senyum tipisnya. Lalu pria itu bersender di bahu Younha, masih menatap gemilang malam dengan bintang yang bertaburan di angkasa. "Malam ini sangat dingin. Dada ku sesak."

Helaan napas Younha keluar dari mulutnya, ia menatap pria yang kini sedang menyamankan posisinya di pundaknya. "Aku sudah bilangkan, bawa tabung oksigenmu. Kenapa kau tidak mengerti." Ujar Younha sedikit kesal, ia membuang pandangannya ke bulan. Sesaat pria yang kini sedang bersender padanya itu menatapnya dengan senyum tipis yang jahil itu. "Maaf Dokter. Aku hanya tidak ingin selang oksigenku mengganggu kencan kita yang terakhir ini."

"Berhenti berbicara omong kosong."

Pria itu Kemudian tersenyum, ia menggenggam tangan Younha erat. Dengan napas yang sedikit terengah. "Dokter, tidak maksudku Kak Younha." Younha menatapnya dengan mata yang berbinar. Pria itu kemudian menarik napas pelan, ia matanya kemudian terpejam dengan senyum tipisnya. "Aku mohon, setelah ini. Kakak harus bahagia."

.

.

.

.

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ephemeral || FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang