Younha menatap pria yang ada di sebelahnya. Ia tersenyum lebar dengan mata bulan sabit yang bersinar menatap indahnya bulan. Pria itu membalas Younha dengan tatapan senang dengan senyum tipisnya. Lalu pria itu bersender di bahu Younha, masih menatap gemilang malam dengan bintang yang bertaburan di angkasa. "Malam ini sangat dingin. Dada ku sesak."
Helaan napas Younha keluar dari mulutnya, ia menatap pria yang kini sedang menyamankan posisinya di pundaknya. "Aku sudah bilangkan, bawa tabung oksigenmu. Kenapa kau tidak mengerti." Ujar Younha sedikit kesal, ia membuang pandangannya ke bulan. Sesaat pria yang kini sedang bersender padanya itu menatapnya dengan senyum tipis yang jahil itu. "Maaf Dokter. Aku hanya tidak ingin selang oksigenku mengganggu kencan kita yang terakhir ini."
"Berhenti berbicara omong kosong."
Pria itu Kemudian tersenyum, ia menggenggam tangan Younha erat. Dengan napas yang sedikit terengah. "Dokter, tidak maksudku Kak Younha." Younha menatapnya dengan mata yang berbinar. Pria itu kemudian menarik napas pelan, ia matanya kemudian terpejam dengan senyum tipisnya. "Aku mohon, setelah ini. Kakak harus bahagia."
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ephemeral || Fanfiction
FanfictionKim Younha, seorang wanita berusia 31 tahun yang bekerja di rumah sakit sebagai asisten dokter sementara. Namun hal itu berubah ketika dokter senior yang mempekerjakannya menyerahkan satu tugas padanya untuk menjadi seorang dokter yang menangani sal...