"Babe kita nunggu apa lagi sih?" Seungcheol bertanya sambil merangkul pinggang, Jihoon, tunangannya mesra yang sedang berdiri sambil memainkan ponselnya risau. Malam ini Seungcheol dan Jihoon mengundang beberapa dari teman dekat mereka untuk makan malam di salah satu kafe yang lagi ngehits di daerah Gangnam, mereka berencana mengumumkan rencana pernikahan mereka yang akan diadakan pada bulan Oktober. Makanan yang mereka pesan sudah terhidang dari lima belas menit yang lalu tapi Jihoon masih saja sibuk menunggu sesuatu.
"Aku tuh nungguin paket hampers untuk bridesmaid dianter sama kurir, mau langsung aku bagiin ke anak-anak, katanya sih dia uda deket. Sabar ya-" ucapan Jihoon terpotong saat ponselnya berdering, dia melirik sekilas dan tersenyum kecil.
"Udah nyampe nih, aku ke bawah bentar ya babe." Jihoon melepas rangkulan Seungcheol, dan bergegas turun ke bagian bawah kafe.
Selang beberapa menit Jihoon kembali, Seungcheol menyambutnya dengan senyuman hangat dan bangkit berdiri, memegang gelas di tangan kirinya yang terisi dengan wine.
"Pertama-tama makasih buat semua temen-temen gue dan Jihoon yang udah menyempatkan waktunya untuk hadir. Sebenarnya acara ini bukan sekedar makan-makan syukuran ulang tahun gue, tapi disini gue sekalian mau ngasih pengumuman kalau gue-" Seunghcheol mengulurkan tangannya yang kemudian disambut Jihoon, ia membawa Jihoon berdiri dan merangkulnya.
"-dan Jihoon uda resmi tunangan dan rencananya kita bakalan nikah pertengahan Oktober." Ucap Seungcheol yang disambut oleh tepuk tangan antusias dari sahabat-sahabatnya. Chan yang pertama kali berdiri, dengan memegang gelas wine di tangan kirinya.
"Selamat ya bro, gila seneng banget gue akhirnya kalian bakal nikah. Akhirnya segera resmi jadi bisa terbebas dari dosa zinah yang sudah menumpuk yaa hahaha." Ucap Chan sambil tertawa keras, yang kemudian disikut oleh Minghao. Seungcheol geleng-geleng kepala melihat tingkah laku sahabatnya yang konyol.
"Hehe bercanda ya Jihoon, jangan dimasukin hati ya. Sekali lagi selamat untuk kalian berdua ya, semoga semuanya lancar sampai hari-H. Selamat Seungcheol dan Jihoon." Chan menyodorkan gelas winenya ke tengah meja yang diikuti oleh para sahabat yang lain, mereka pun ikut berdiri dan merayakan berita bahagia tersebut sambil mendetingkan gelas wine satu sama lain.
"Happy birthday to you..." sebuah suara asing memecah keriuhan perayaan berita bahagia tersebut. Seorang pria dengan rambut blonde bernyanyi sambil memgang kue ulang tahun dengan lilin yang menyala. Perlahan ia berjalan mendekat ke tengah-tengah meja yang dipenuhi dengan senyum bahagia.
"Happy birthday to you, happy birthday happy birthday happy birthday to you..." pria itu mengakhiri nyanyiannya dengan tersenyum kikuk, pasalnya seluruh pasang mata yang ada di meja tersebut memandanginya lekat-lekat penuh dengan raut wajah terkejut dan tak percaya.
"Soonyoung? Kamu? Kok kamu bisa disini?" Seungcheol menghampiri tergesa-gesa, raut wajahnya terkejut. Soonyoung harusnya masih berada di Amerika, wisudanya untuk program masternya baru akan diadakan Senin depan, Seungcheol tidak habis pikir mengapa adiknya, Soonyoung bisa berada di Korea sekarang.
"Hehehe surprise. Tiup lilinnya dulu dong Kak, jangan lupa bikin wish yaaaa." Soonyoung menyodorkan kue ulang tahun mendekat pada Seungcheol. Seungcheol menutup matanya dan berdoa, merapalkan beberapa harapan terutama tentang kelancaran pernikahannya dan Jihoon, lalu diakhiri dengan meniup lilin yang disambut oleh tepuk tangan teman-teman dekatnya. Jihoon mendekat padanya dan mengecup pipinya ringan sambil berbisik pelan 'happy birthday babe'.
"Soon ayo duduk, kasihan kamu pasti capek kan habis penerbangan dari New York, kakak udah pesenin makanan kesukaan kamu juga." Jihoon mengarahkan Soonyoung untuk duduk di kursi kosong, tepat disamping Wonwoo.
Soonyoung pun melangkah, mendekati kursi kosong tersebut, sambil tersenyum lembut pada Wonwoo. Wonwoo menahan napasnya, jantungnya berpacu cepat, dia mencengkram gelas wine ditangannya erat-erat. Ketika Soonyung menarik kursi disampingnya, Wonwoo bisa mencium wangi harum parfumnya, wangi tropikal yang lembuh tapi memabukkan indera penciumannya. Wonwoo meneguk winenya cepat, berharap kandungan alkohol bisa membuatnya tetap tenang. Wonwoo panik ketika kenangan bertahun-tahun lalu saat Soonyoung masih remaja berusia 14 tahun yang menciumnya disudut dapur rumahnya kembali terputar entah mengapa.
"Halo kak, long time no see." sapa Soonyoung sambil tersenyum ramah. Mata Soonyoung yang menghilang ketika tersenyum membuat jantungnya seakan berhenti memompa darah.
Sialan.
Wonwoo mengumpat dan membuang mukanya cepat, berpikir keras bagaimana dia bisa menyudahi acara makan malam ini secepatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Afterglow [Soonwoo]
RomanceKetika Soonyoung menyatakan cintanya pada Wonwoo saat ulangtahunnya yang keempat belas, Wonwoo pikir adik sahabatnya itu hanya sedang puber dan merasakan fase cinta monyet yang akan hilang ketika beranjak dewasa. Sepuluh tahun berlalu, perasaan Soon...