Subuh hari itu mendung yang sangat gelap. Suhu di setiap ruangan menjadi lebih rendah dari biasanya. Ibu mematikan kipas di kamar dan ruang tamu sembari membangunkan Lili, si gadis ceria. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah lima lewat, namun Lili belum juga menunjukkan tanda-tanda akan meninggalkan kasurnya. Setelah lima menit ke-tiga berlalu, ibu sudah tidak bisa memberi kelonggaran kepada anak gadisnya itu. Ibu memukul ringan kaki anak bontotnya menggunakan tangan sambil berteriak.
"Sudah jam berapa ini Lili?! Kamu ga mau sholat hah?!"
Mendengar teriakan ibu membuat Lili terkejut dan melompat dari kasurnya. Jantung anak itu berdebar dan sudah tidak bisa lagi mentoleran tidur ayam seperti sebelumnya. Dengan instan Lili menjadi cekatan, dan langsung menuju kamar mandi serta bersiap untuk sholat subuh.
Dari dalam kamar mandi, dengan jelas Lili mendengar ibu juga berteriak membangunkan abangnya, Zaki, yang belum kunjung bangkit dari kasur.
Setelah menunaikan ibadah sholat subuh dan berzikir, Lili dan Zaki melanjutkan ke kegiatan rutinitas hari libur berikutnya yaitu membaca Al-Qur'an. Jika bukan hari libur, mereka akan segera mandi dan bersiap untuk sekolah. Berhubung hari libur, ibu pun menyiapkan roti bakar dan teh agar tidak mengantuk dan bisa melakukan aktifitas dengan semangat.
"Bang, ujan nih, mau main apaan ya?" Wajah lili menolah menghadap Zaki.
"Apa ya, enaknya sih tidur-tiduran aja kalau ujan gini." Jawab Zaki sambil meregangkan kaki yang sedari tadi dilipat menyila.
"Mm... Aku ga mau cuma tidur-tiduran..." Raut wajah Lili pun tidak setuju dengan jawaban Zaki.
Piring penuh roti bakar dan nampan dengan empat gelas teh diletakkan oleh ibu dengan perlahan di atas meja. Ibu hanya tersenyum kecil mendengar anak-anaknya yang masih duduk di bangku SD berdiskusi dengan polos. Tidak ingin mengganggu keseriusan anak SD berbincang, ibu duduk disamping ayah membicarakan pekerjaan dan hal-hal yang hanya di pahami oleh orang dewasa.
"Abang! bagaimana kalau kita bangun tenda di teras atas?" wajah Lili berubah menjadi sumringah seketika setelah melihat pojok ruang tamu.
"Hah? tenda? memang kita punya tenda?" Zaki menoleh mencari keberadaan tenda yang lili maksud.
"Engga, kita pake ini aja." Lili beranjak dari duduknya dan berjalan menuju pojok ruang tamu yang sedari tadi ia lihat.
"Wooh, ide bagus tuh." Zaki pun beranjak menuju Lili yg sedang menggenggam payung besar di tangannya.
"Bakal seru nih bang. Mana lagi ujan kan. Hehehe..." lili mengangkat dengan pelan payung besar keluarganya tu dari pojok sela2 antara lemari dan tembok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lili Farasya
Fiksi RemajaLili Farasya adalah seorang gadis muda berusia 10 tahun. Si pendiam yang memiliki banyak teman. Gadis dengan rok diatas mata kaki itu bukan diam karena pemalu.