Di kantin sekolah SMAN 1 Sakti...
"Dimana sih tu kucrut satu?" Celetuk Ayara--Teman Aydin.
"Ya biasalah, sekarang pasti dia lagi dihukum sama osis. Bandel banget si Aydin, percuma kita nasehatin dia tiap hari," kata Rani dengan ketus.
"Kayaknya nih, kita perlu cari ustadz supaya nge-ruqiyah tuh anak biar semua setan-setan di dalam tubuh Aydin hilang," celetuk Erika dengan usulan anehnya.
"Bener juga lo, ide bagus tuh," balas Rani.
"Ih kalian ngga boleh kayak gitu, tengil-tengil gitu teman kita juga tau," bela Ayara.
Obrolan pun terus berlanjut. Hingga tiba-tiba Aydin datang dengan muka lesunya.
"Halo sayang-sayangku semuaaa," teriak Aydin sambil mendudukan tubuhnya di kursi kantin.
"Lesu amat tuh muka," kata Rani.
"Capek gue, si Akbar emang anjir banget, ngga ada baik-baiknya sama gue. Sekali-kali nolongin gue kek!" Emosi Aydin kepada Akbar--ketua osis SMAN 1 Sakti.
"Lo mah cari enaknya mulu, si Akbar kan ketua osis ya dia kan cuman ngejalanin tugasnya, gimana sih lo. Makanya tobat! Tiap hari mlipir ke sekolah sebelah ga ada kapok-kapoknya."
"Gini Ran, secara kan gue mau nemuin calon imam gue. Kasih sarapan pagi, kasih semangat, itung-itung belajar jadi ibu rumah tangga yang sayang suami." Kata Aydin sambil cengengesa.
"Kayaknya gue cabut kata-kata gue tadi deh Ran, Rik. Gue setuju kalau kita harus cari ustadz. Takutnya nih anak semakin bertingkah konyol." Celetuk Ayara.
"Ustadz buat apaan? Kalian mau ngadain pengajian ya? Syukurannya siapa nih? Kok kalian ngga ngasih tau gue, wah kalian ini teman macam apa," tanya Aydin di akhiri raut wajah sedih.
"BUAT NGE-RUQIYAH LO!" Teriak mereka bersamaan.
Semua penghuni kantin menatap ke meja mereka. Mereka pun menutup mulutnya dan meminta maaf.
"Ee buset dah, gue ngga kemasukan roh halus enak aja di ruqiyah," kata Aydin kesal.
"Udah-udah mendingan sekarang kita ke kelas. Lima menit lagi jam istirahatnya udah habis!" Ajak Ayara kepada ketiga temannya.
✌✌✌
Mereka berempat pun akhirnya meninggalkan kantin dan menuju ke kelas mereka.
Sampai di kelas suasananya benar-benar membuat darah tinggi. Kelas XI MIPA 8--kelasnya para brandal, tapi pintar-pintar.
"Heh kalian bener-bener ya! Gue tonjok satu-satu nih, cepetan duduk!" Perintah Aydin.
Kalau kalian bertanya-tanya kenapa Aydin seberani itu. Karena Aydin adalah ketua kelas, jadi dia bisa memerintah teman-temannya.
"Yaelah Ay, baru asyik konser juga," celetuk Dino--teman Aydin sekaligus salah satu anggota geng Anggasta Black Eagle.
"Ay Ay pala lu," ketus Aydin. Dino pun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Kan namanya Aydin, ga salah dong gue manggil Ay gimana si tu bocah--lanjut Dino dalam hati.
"Aduh calon bu bos kenapa suka sekali marah-marah, gue aduin nih ke Akara kalau lo suka nonjokin orang-orang," sahut Damian.
"Gihh aduin, sebelum lo aduin udah gue buat mulut lo gabisa ngomong!" Kata Aydin dengan wajah songongnya. Damian pun bergidik ngeri, dirinya sudah membayangkan apa yang akan terjadi.
"Udah-udah, kasian Damian Ay," kata Rani membela Damian.
"Belain terus sampai mampus!" Kata Aydin, Ayara, dan Erika secara bersamaan.
Setelah perdebatan kecil. Mereka pun duduk di tempatnya masing-masing dan selang beberapa menit guru pun masuk ke dalam kelas mereka.
Perjalanan pun berlanjut, hingga jam pulang pun telah tiba.
"Kalian langsung pulang?" Tanya Aydin kepada ketiga temannya.
"Iya, gue udah di jemput mama, duluan yah!" Kata Rani dengan gugup dan berlalu dari hadapan mereka.
Mereka bertiga menahan tawa, "Palingan tuh bocah mau quality time sama si Damian,"
"Kayak ngga tahu aja lo pada," sahut Ayara cengengesan.
"Yaudah kalau gitu gue sama Ayara juga duluan ya Din, soalnya ada rapat pramuka kita," kata Erika.
"Oke deh, gue mau ke sekolah bebeb dulu bye!" Kata Aydin kepada Erika dan Ayara--Mereka hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Aydin.
✌✌✌
Sampai di depan SMAN 1 Sakti sekolah belum bubar, dan ternyata masih ada jam pelajaran.
Langit semakin mendung, tanda hujan segera turun. Gemuruh petir segera bersautan pertanda bahwa hujan benar-benar akan turun. Gadis itu sendirian menunggu di halte depan. Menunggu sosok Anggasta yang belum keluar.
Gadis itu bingung, HP nya lowbat dan uang sakunya tinggal sedikit.
Hujan pun turun sangat lebat sehubung dengan keluarnya para siswa SMAN 3 Sakti. Ada yang di jemput, ada yang motoran dengan mantol, ada pula yang pulang dengan mobilnya, dan beberapa ada yang masih menunggu jemputan serta menunggu hujan reda.
"Aduh mana sih bebeb Akara, lama bener, jangan-jangan udah balik," kata Aydin dengan sedih.
✌✌✌
"Woi, kok tumben cewek lo ngga kesini, biasanya kan setiap pulang dia selalu kesini," kata Reno--Teman Akara.
"Ck, bukan cewek gue," kata Akara dengan kesal. Tapi pikirannya pun mulai tertuju pada sosok Aydin, sosok yang semenjak satu tahun lalu mengganggu hidupnya. Kira-kira dia kemana ya kok tumben? Pikiran Anggasta berkecamuk. Pikiran dan hatinya tak selaras.
"Lo kok gitu sih, kasian tuh anak, udah cantik pinter lagi lo sia-sia in gitu aja." Kata Leon--Teman Akara.
"Bener tuh kata Leon, jangan sia-sia in, coba buka hati lo, jangan dingin-dingin, entar gue embat juga tuh Aydin lumayan," kata Adrion dengan cengirannya.
Akaraa pun menatap tajam Adrion. Adrion yang ditatap pun merasa terintimidasi.
Akara mendengus dengan kesal. "Bodo amad, bye!" Anggasta pun berlalu dari mereka bertiga. Dia menuju parkiran dan mulai menaiki motornya. Ia pun keluar dari area parkiran tanpa mengenakan mantol.
Saat sampai di depan sekolah, ia melihat sosok gadis yang satu tahun ini menganggu dirinya. Aydin duduk dengan gelisah, bajunya juga sudah sedikit basah. Akara yang melihat itu sedikit merasa heran, sebenarnya mau apa gadis itu?
Dia pun segera menghampiri Aydin. Aydin belum sadar akan kehadiran Akara.
"Naik!" Perintah Akara. Aydin yang melihat pujaan hatinya tersenyum senang. Tidak sia-sia dirinya menunggu sambil kehujanan.
"Bebeb Akara kok lama banget sih." Akara enggan menjawab dan dirinya memberikan jaket untuk dipakai Aydin.
"Pake!" Kata Akara dingin.
"Hah, gimana?"
Halo apa kabar semua, semoga baik dan sehat terus ya. Makasih banget yang udah baca cerita aku. Maaf banget nih kalau masih acak-acakan wkwk.
Terus pantengin pokoknyaa, dada semuaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
AKARA & AYDIN
RomanceTernyata untuk mencairkan hati seseorang yang sudah terlanjur dingin tidak semudah itu. Apalagi memang itu sudah bawaan seseorang sejak mereka tercipta di bumi. Tapi, yang ku rasa dirinya berbeda, dia dingin tapi menghangatkan. Bagaimana ya aku bis...