1. Dihukum

11 2 0
                                    

Seperti biasa, Aidyn terlambat datang ke sekolah. Alasannya hanya satu menemui Akaranya. Aidyn termasuk jajaran gadis populer di SMAN 1 Sakti, kelakuannya banyak yang minus, dirinya kerap datang terlambat hanya karena menemui seorang Akara, membolos di jam pelajaran hanya untuk melihat sosok Akara, intinya kelakuan minus berasal dari dirinya yang selalu ingin melihat Akara. Tapi, jangan salah Aydin selalu menduduki peringkat pertama paralel di sekolahnya, dia sangat pintar meskipun sering membolos.

Anggasta dan Aidyn berbeda sekolah. Anggasta bersekolah di SMAN 3 Sakti, dimana letak sekolah tersebut tepat di samping sekolah Aidyn. Jadi, kalaupun ada kegiatan yang melibatkan seorang Anggasta, Aidyn yang paling heboh untuk mengintip dari balik pagar sekolahnya tepatnya di dekat kantin.

"Heh, Aydin berhenti dulu!" Perintah Akbar--ketua osis.

"Apaan sih bar-bar,"

"Lo tuh ya tiap hari kerjaanya telat mulu, sampai capek gue nyatet pelanggaran lo yang tiap hari gini-gini mulu. Sekali-kali diganti gitu," kata Akbar diakhiri dengan kekehan.

"Diganti gimana, orang gue aja kegiatan sehari-hari juga gini-gini aja. Berangkat pagi dari rumah, gas ke SMAN 3 Sakti. Cari bebeb Akara, samperin kasih makan pagi, meskipun harus dipaksa sih. Habis itu nungguin bel masuk SMAN 3 Sakti baru otw ke sekolah tercinta ini," kata Aidyn dengan menggebu-gebu.

"Gue kaga tanya, main nyerocos, dikira sini tempat curhat. Sana berdiri sama yang lainnya, capek gue lama-lama ngurusin lo," kata Akbar sambil menunjuk arah lapangan, dimana sudah banyak siswa-siswi yang terlambat.

"Gue juga ogah diurusin sama lo, bye." Aydin berlalu meninggalkan Akbar.

Ternyata tidak hanya Aidyn yang datang terlambat tapi, masih banyak murid lainnya yang bernasib sama sepertinya.

"Kamu lagi, astagfirullahaladzim Aidyn. Saya sampe ngelus dada, pasti mampir ke sekolah sebelah. Besuk-besuk rasanya saya pengen mindahin kamu ke sekolah yang lebih jauh dari sini biar ngga telat terus," kata Pak Dino--menjabat sebagai guru bimbingan konseling.

"Jangan dong, Pak. Masih mending pak saya tetep berangkat ke sekolah ini. Daripada saya pindah ke sekolah sebelah, hayo."

"Saya malah alhamdulilah sekali Aidyn. Cepet diurus surat kepindahannya ya." Aidyn pun mencebikkan bibirnya, dirinya sungguh kesal. Murid yang lainnya pun tertawa, sudah biasa bagi mereka setiap pagi disuguhkan pemandangan seorang Aidyn dihukum, diceramahi, dan dibuat kesal.

Hukuman berlangsung selama 1 jam pelajaran. Mereka berdiri di tengah lapangan dan hormat. Aidyn tak henti-hentinya mengeluarkan sumpah serapah, mulutnya terus berkomat-kamit.

"Lo jampi-jampi apa, Ay?" Tanya Farhan yang sama dihukumnya seperti Aidyn.

"Idih Ay Ay apaan."

"Nama lo kan Aydin, gimana sih Ay," celetuk Boby.

"Berisik lo berdua. Yang lain diem kenapa mulut lo berdua lemes bener. Kayak cewek aja lo." Farhan dan Boby langsung terbungkam. Di dalam hati mereka terus mengeluarkan segala jenis hujatan untuk sosok Aidyn.




Kira-kira gimana ya kelanjutannya?
Tetep pantengin terus ya!!
Enjoy in my story :)

AKARA & AYDINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang