- Raksa

22 7 8
                                    

"Kamu ga bisa mencintai dua orang dalam satu waktu"

___

Malam itu Raksa mengajak Alsya bertemu di taman yang biasa mereka datangi dulu.

___

"Maafin aku Sya" ucap laki laki bernama Raksa itu

"Sya, apa ga bisa kita balik kaya dulu lagi? Ngulang hubungan kita dari awal lagi?" Tanya Raksa pada perempuan yang kini ia genggam tangannya. Sementara perempuan yang bernama Alsya itu diam tanpa menatap Raksa

"Sya jawab aku jangan diam aja" ucap Raksa lirih

"Sa" jawab Alsya yang terjeda, karena berusaha menahan tangis "Maaf tapi aku ga bisa" lanjutnya sambil melepaskan genggaman tangan Raksa.

Raksa masih mencoba untuk menahan Alsya yang ingin pergi, "Sya jangan gini, kamu bohong kan?"

Alsya berbalik dan menatap Raksa yang kini tengah menatapnya dengan tatapan memohon, dan bersalah "Aku ga bohong Sa, aku ga bisa balik ke kamu" ucapnya dengan sedikit bergetar.

Di genggam lagi tangan perempuan itu lalu di ciumnya, Alsya merasakan seperti ada yang menetes di tangannya dan benar saja Raksa menangis.

Dengan cepat di lepas kembali genggaman laki laki itu, "Sa, jangan egois" ucapnya "Kamu ingin aku kembali, tapi kamu saja masih bersama hati lain" lanjutnya, habis sudah pertahanan Alsya tidak bisa ia bendung lagi air yang sedari tadi ingin tumpah dari pelupuk matanya.

Melihat itu Raksa semakin merasa bersalah, tapi tidak ada yang bisa dia lakukan apa yang perempuan bilang itu benar. Raksa mencintai Alsya tapi dia juga mencintai letta perempuan yang membuat hubungannya dan Alsya berakhir beberapa bulan lalu.

"Kenapa diam?" Tanya Alsya pada laki laki itu "Kamu yang pergi Sa, kamu yang tinggalin aku demi hati lain dan sekarang dengan enaknya kamu meminta aku untuk kembali?" Tanya Alsya dengan nada yang sedikit meninggi.

Raksa tetap diam, "Sa, kamu tau betapa sulitnya aku untuk ngelepasin kamu saat itu? Kamu tau betapa hancurnya aku saat kamu memilih pergi karena cuman sebuah kata nyaman dengan hati yang baru?" Tanya Alsya sambil menangis, sesak dirasa Alsya saat dia mengingat kejadian hari itu, hari dimana dia dan Raksa berpisah.

"Maaf" hanya kata itu yang mampu Raksa ucapkan sekarang, Raksa tidak pernah menyangka kalau Alysa menjadi sehancur itu karenanya, menyesal? Pasti Raksa sangat merasa menyesal. Dia meninggalkan perempuan seperti Alsya yang sangat baik, yang tidak pernah menuntutnya apa apa, selalu mengerti dan menerima apa adanya Raksa.

Tapi dia tidak bisa pungkiri Letta juga memberikan rasa berbeda, ada rasa yang Letta miliki tapi tidak di miliki oleh Alsya. Raksa tidak tahu apa itu tapi berdekatan dengan Letta membuatnya lupa akan segala hal, dan itu yang membuatnya berpaling dari Alsya.

Setelah dia sadari Alsya juga sangat dia butuhkan, Raksa merasa hampa kalau tidak ada Alsya. Tapi dia tidak bisa melepas Letta, sangat egois bukan?

Raksa sendiri tidak tau mengapa dia seperti ini, dengan langkah pelan dia menghampiri Alsya yang tengah menunduk sambil mengusap air matanya.

"Sya" panggil Raksa lirih "Maafin aku, aku cinta kamu tapi aku ga bisa bohong aku juga cinta Letta" kata Raksa

"Tapi Sya aku ga mau kehilangan kamu, aku mau kamu balik ke aku" ucapnya lagi sambil memeluk tubuh perempuan itu, Alysa tidak membalas pelukan Raksa. Kalau dulu pelukan itu yang paling Alsya rindukan disaat dia lelah, maka tidak dengan sekarang, rasanya Alsya benci dengan pelukan yang Raksa beri. Sesak semakin Alsya rasakan.

Alsya melepas kan pelukan Raksa "Sa, ga ada perempuan yang mau di duakan termasuk aku, kamu ga bisa mencintai dua orang dalam satu waktu. Kamu hanya bisa mencintai salah satunya kalau kamu merasa mencintai aku dan dia di waktu yang sama, kamu keliru Sa itu bukan cinta tapi itu obsesi, itu keinginan kamu" setelah berbicara seperti itu Alsya langsung berlari dan pergi dari hadapan Raksa.

Sementara Raksa masih diam terpaku, di taman itu. Dia berusaha mencerna semua kata kata Alsya tadi.

Alsya berlari menuju halte bus yang ada di sebrang jalan sana. Alsya menangis semakin keras untungnya sudah malam jadi tidak ada lagi orang di halte bus, jadi tidak ada yang mendengar tangisan perempuan yang penuh luka itu.

"Sa, kenapa harus sekarang disaat aku udah mulai terbiasa tanpa kamu baru kamu datang dan meminta maaf, kenapa baru sekarang sa?" Tanya Alsya pada angin yang berhembus.

"Ngelepasin kamu itu susah, ikhlasin kamu itu susah banget. Kamu itu udah kayak segalanya buat aku" ucapnya lagi sambil terus menangis

"Aku udah maafin kamu Sa, tapi kalau untuk kembali maaf aku ga bisa, aku bukan perempuan bodoh yang mau di sakitin berkali kali oleh orang yang sama."

-Selesai-

___

Haii...

Aku balik lagi nih, sama cerita baru somoga kalian suka ya, maaf kalau gak jelas 😭

Jangan lupa komen dan vote ya...

Oh iya, aku mau kasih tau kalian kalau aku itu bikin ceritanya oneshoot.

Terimakasih 🤍

Terimakasih 🤍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raksa.

LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang