26

825 77 5
                                    

Perth terlihat berjalan keluar dari gedung fakultasnya dengan pandangan lesu. Pasalnya, dia sudah menunggu Phi Mark sangat lama. Namun, ternyata Phi Mark kesayangannya itu membolos kelas siang dan tidak mengabarinya.

Ngomong-ngomong tentang mengabari, bahkan chatnya dari tadi siang belum di read. Ada masalah apa dengan Phi kesayangannya ini?

Perth berjalan ke apartemen Mark dengan langkah cepat, berharap segera sampai dan memberondong Mark dengan berbagai pertanyaan.

Sesampainya di sana, Perth lalu membuka pintu apartemen Mark. Mencari keberadaan Mark yang tidak terdeteksi. Sebenarnya kemana Phi kesayangannya ini pergi. Dia menjadi khawatir dan mengeluarkan ponselnya. Menghubungi seseorang.

"Halo?"

" ... "

"Kenapa lu marah-marah?"

" ... "

"Jadi Phi Mark dirumah?"

" ... "

Perth diam cukup lama, mendengarkan apa yang dikatakan Plan sahabatnya dengan seksama. Apa yang dia lakukan? Apa kesalahannya? Hingga Mark katanya terlihat sangat murung dan kesal sekarang.

"Yaudah, gua otw." Ucapnya setelah mendengar Plan selesai bicara.

" ... "

"Ya lu nggak usah bilang-bilang dong, Plan. Lu sahabat gua bukan sih?"

" ... "

"Iya-iya. Gua sendiri juga nggak tau salah gua apa. Makanya, biarin gua selesaiin kesalahpahaman sama Phi Mark."

" ... "

"Shiap komandan."

Setelah mengatakan itu, Perth memasukkan ponselnya kedalam kantong dan keluar dari apartemen Mark. Lalu berangkat ke rumah Plan, sahabatnya. Yang juga merangkap tugas sebagai adik dari kekasihnya.

-----

Saat ini Perth tengah duduk di samping Mark yang mencoba bodoamat dengan kehadirannya. Mark memfokuskan atensinya pada televisi didepannya, yang menayangkan acara tayo. Namun, pikirannya tidak benar-benar pada televisi. Melainkan pada lelaki yang duduk disampingnya dengan wajah melas ini.

"Phi ... "

Perth mencoba untuk memanggil Mark, tidak ada jawaban.

"Phi Mark ... "

Panggil Perth untuk yang kedua kalinya, masih tidak ada jawaban.

Perth yang gemas kemudian mencium pipi Mark, berusaha mengambil fokusnya. Berhasil. Pipi Mark terlihat sedikit memerah, walaupun atensinya masih tertuju pada televisi didepannya.

"Phi Mark ... "

Kali ini Perth menyentuh kedua pipi Mark dengan tangannya, lalu menariknya. Hingga wajah Mark kini tepat didepannya. Mark terkejut dan mencoba berontak. Namun gagal.

Perth melepas tangannya dari pipi Mark, namun kali ini tangannya merengkuh tubuh Mark dalam pelukannya. Mark berontak dan ingin melepaskan diri. Sekali lagi, ia tidak bisa.

"Phi Mark ... " ucap Perth dengan sendu.

"Katakan padaku, apa yang salah? Apa aku menyakitimu? Katakan padaku, Phi. Ada apa? Apa salahku, Phi? Jangan diamkan aku seperti ini," lanjut Perth dengan putus asa. Ia masih memeluk Mark dengan erat. Mencoba mencurahkan perasaan putus asa yang dirasakannya.

MINE {PerthMark}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang