Day-4

2 1 0
                                    

Langit mulai gelap, namun Malven masih setia berdiri di tengah gang sambil terengah-engah. Wajahnya pun tak mulus, sudah tertoreh beberapa luka.

Sementara didepannya, ada sekitar 3 orang yang ambruk tak sadarkan diri dan 2 orang yang masih hendak menyerang. Walaupun keadaannya tak sebanding dengan Malven, kedua orang itu sudah acak-acakan dengan wajah memar.

Malven mendecih, sial sekali dia tadi. Sebenarnya pagi tadi ia membolos sekolah tanpa sepengetahuan teman-temannya, ia pergi ke gedung tua tempat persembunyiannya kala ingin sendiri.

Dengan sangat klise, ia tertidur hingga sore hari. Keluar dari gedung dan berjalan beberapa meter ia malah dihadang musuh didepannya.

"Untuk ukuran anak SMA lo boleh juga! Tapi, gue belum puas kalo belum bisa bisa bikin lo babak belur!" Orang itu berdecih muak.

Malven tertawa hambar, menyeka sedikit ujung bibirnya yang terasa anyir karena darah "lo juga SMA goblok!"

Orang didepannya menegakkan tubuh, mengkode teman disebelahnya untuk mundur.

"Urusan kita belum selesai ya jingan! Gue bakalan balik lagi dan hancurin muka bangsat lo itu!" Orang itu langsung berbalik dan berjalan meninggalkan Malven juga beberapa temannya yang pingsan tadi.

Malven tergelak, tertawa sarkas kemudian berteriak "LO GILA? MASA MUNDUR SIH, AH ELAH BANCI! JONGOS LO GAK LO BAWA NIH?!"

Jangankan jawaban, hanya acungan jari tengah yang didapatkan Malven, membuatnya meludah kasar kesamping.

Malven ikut beranjak meninggalkan tempat, sesekali meringis karena badannya yang pegal karena habis berkelahi. Ia meraba wajahnya, kemudian mendengus keras.

"Makin ganteng kan gue kalo gini!" Gerutunya.

Ting!

Ponselnya berbunyi, dengan malas ia mengecek siapa yang mengiriminya pesan.

Aqilla

|Lo dimana? Bolos ya tadi?
|Enggak, gue gak khawatir! Takut lo     kabur aja!

*****

Malven membunyikan bel rumah, sesaat kemudian terlihat seorang gadis cantik membuka pintu. Ia memekik terkejut, namun dengan cepat kembali kedalam membawa sebuah handuk besar berwarna putih.

"Malven! Lo kenapa? Cepet masuk, bisa masuk angin nanti!" Gadis itu terlihat panik.

Malven tersenyum tipis, ah kenapa dia suka sekali melihat gadis didepannya ini panik? Ia berjalan masuk kedalam rumah.

"Lo ke kamar tamu deh, mandi sama lepasin baju lo! Basah kuyup tau nggak lo-nya! Bisa-bisaan!" Omelnya.

Malven mendengus, "jangan cerewet deh lo! Lagian gue gak bawa baju ganti!"

"Gue ada! Punya sodara jauh gue, kayaknya muat buat lo! Tapi baju tidur, gapapa?"

"Boleh, anterin!"

Gadis didepannya mengangguk, memandu Malven ke kamar tamu. Sebelum meninggalkan Malven disana sendiri, ia bergumam "Lo bisa minum jahe?"

Malven mengernyit, "jahe?"

Gadis itu mengangguk, "kalo bisa mau gue buatin jahe anget! Biar nggak masuk angin lo-nya!"

Malven tersenyum miring,"bisa!"

Gadis itu mengangguk lagi. Saat hendak pergi, suara Malven kembali menginterupsi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 06, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

InattenduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang