*'• The past

3K 482 49
                                    

╳╳╳╳╳╳ happy reading ╳╳╳╳╳╳

Ini kisahnya, masa lalu yang masih menyandang nama "Zen'in (y/n)"

✦•┈✦❅✦┈•✦

Aku terlahir dikeluarga yang turun temurun sebagai penyihir jujutsu terbaik.

Aku hanya bocah yang tak tau menau apa pun, beberapa orang mengangapku aneh ntah apa alasannya, padahal aku normal saja, atau mereka yang aneh?

Diklan Zeni'in, aku termasuk salah satu anak yang berpotensi atau berbakat. Tapi sayangnya, aku tidak hidup di kediaman klan Zeni'n.

Desas-desus yang masuk ke telingaku mengatakan; ayahku adalah orang yang melanggar sesuatu ntah apa aku pun tidak tau, makanya ia tidak diberi izin kembali ke kediaman.

Menginjak angka 10 dalam umur, ibu dan ayahku mengajak pindah rumah. Aku berpikir masa skor ayah ku sudah berakhir kah (?)

Gerbang kayu besar yang terbuka lebar masih ku teliti dengan mata (e/c). Ku sadari papan keluarga yang tergantung tinggi di pinggir gerbang.

Inumaki...

Tanganku yang tergandeng dengan ibu, diajak masuk ke dalam kediaman tersebut. Aku tak tau kenapa ke klan Inumaki bukannya klan Zen'in.

Apa perlu ku bertanya atau diam mengikuti arus?

✦•┈✦❅✦┈•✦

Ruang tamu tatami itu tergolong besar. Di isi kedua bela pihak yang sudah ditentukan waktu jumpa.

Bisa disimpulakn disisi seberang ruangan, ia lah kepala keluarga klan Inumaki. Mataku bergulir pada lelaki yang nampak sebaya dengan ku. Disudut bibirnya terlukis tanda ular dan taring.

Singkat penjelasan, perjodohan politik tengah berlansung. Klan Inumaki yang diberi cap sulit berkomunikasi karna matra kutukan memberi keadaan sulit dalam keluarga.

Masa depan, keturuan, menikah.

Ayah ku memiliki kenalan yang berasal dari klan Inumaki. Temannya itu memberi tawaran yang konyol (?) Dengan seenak jidat ayah ku menyetujui perjodohan tersebut tanpa bertanya pada ku atau ibu ku.

✦•┈✦❅✦┈•✦

"Namamu Inumaki Toge, kan" lelaki itu manggut-manggut mengidahi. Aku ikut duduk disebelah lelaki berpakaian yang sama sepertiku, Kimono.

"Apa terasa sulit?" Ia mengangguk lagi, mengerti maksudku. "Aku akan selalu disampingmu, kau tak perlu membatasi perkataanmu"

"Aku bisa melukaimu" balasan lemah dipenuhi sendu.

Ku timpah punggung tangannya dengan telapak tangan ku. Ku satu kan kening ku dengannya.

"Tak masalah. Kita akan hidup bersama selamanya," berlabu lama di netra ungu Toge. "Sampai akhirat memisahkan"

Sejenak, bibur lembutnya mengkecup pipi ku. "Aku suka (y/n)"

"Aku juga suka Toge"

✦•┈✦❅✦┈•✦

Sejak perjodohan politik diterima kedua pihak. Hari-hari ku dipenuh dengan wajah Toge, gerak-gerik Toge, senyuman Toge, segalanya dipenuhi Inumaki Toge.

Tak hanya itu, aku juga lebih sering─ ralat 48 jam lebih bersama pemuda bernama Inumaki Toge. Kami berdua seperti belahan jiwa yang kembali menyatu.

Kemana Toge pergi disitu ada aku, (y/n).

Ini sudah hampir 4 tahun aku bersama Inumaki. Tengah malam begini sangat jarang aku tiba-tiba bangun.

Ku dapatin lelaki yang di sudut bibirnya berlabel ular dan taring. Wajah polos di saat ia tidur adalah asupan manis yang pernah ku miliki. Namun, wajahnya selalu ada dikepalaku tetap saja...

"Imut banget~♡"

...wajahnya imut, melelehkan hati kaum betina.

Merasa tenggorokan kering, aku menggesek pintu shoji agar bisa sampai ke dapur.

Tapi aku tak mendapatkan air minum, melainkan ibu dan ayahku secara tiba-tiba muncul dan langsung membawa ku pergi.

"Ka-san, apa yang terjadi?" Ibu ku tak menjawab. Masih senantiasa berlari di bawah langit gelap.

"Heh?" Iris (e/c) membelalak akan darah merah menari-nari sejenak di udara. Ku menoleh pada ayahku yang sudah...

"Anata!!"

...terbaring di tanah.

Ibu ku sudah berliangan air mata. Namun begitu, tak menghentikan langkah kakinya.

✦•┈✦❅✦┈•✦

Singkat cerita kini aku tengah dikejar penyihir jujutsu. Ntah bagaimana asal usulnya, aku diklam memiliki roh terkutuk di dalam diriku.

Langit sudah terang. Ibu membawaku ke kampung halamannya berada. Di sana masih damai tentram bisa dipastikan beritaku belum sampai ke sana.

Hari-hari berlalu, aku terkurung di dalam rumah terus. Sedangkan ibu ku masih bisa tersenyum pada tetangga.

Itu menyenangkan, karna damai. Namun, pikiranku traveling pada pemuda bernama Inumaki Toge.

'Aku harap beritanya tidak sampai ke telinga Toge'

Jika ia sampai mendnegarnya, tidak tau air muka seperti apa yang harus ku perlihatkan.

✦•┈✦❅✦┈•✦

Malam ini berisik tidak seperti biasanya. Aku yang baru saja bangun ingin mengecek keadaan sudah di beri suara pintu shoji yang di dobrak.

Suara amarah, kesal, bercampur aduk. Aku yang masih setengah bernyawa di tarik keluar rumah. Mataku menangkap ibu ku yang dijaga dua tombak. Aku berteriak meminta tolongnya.

"Ka-san! Tasukete!!!"

Liangan liquid bening membanjiri pipi ku. Ibu ku yang tak beraksi, hanya diam menyaksikan. Aku tau akan terjadi ini. Eksekusi.

"Ah..~ kirai"

Beberapa orang yang menarik ku, bermandian darah. Tak ada yang tau apa yang terjadi. Refleks daerah tersebut bergenang darah kental. Termasuk ibu ku.

Aku yang masih berdiri menikmati pemandangan sadis bak neraka, berbalik badan pada sosok hitam yang menyatu dengan kegelapan malam. Ntah apa yang ku pikirkan...

"Arigatou"

...senyuman terlukis di bibirku, tak ada piluh atau ke senduhan pada pemandangan merah neraka tersebut.

· · ─────  ───── · ·

𝐋𝐮𝐜𝐢𝐚𝐧┋𝘐𝘯𝘶𝘮𝘢𝘬𝘪 𝘛𝘰𝘨𝘦, 𝘖𝘬𝘬𝘰𝘵𝘴𝘶 𝘠𝘶𝘶𝘵𝘢Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang