01

553 66 4
                                    

"OI (SURNAME) !"

"Astaga Morisawa-san masih pagi dah teriak-teriak!"

Hari masih sangat pagi, baru jam 6 tepat. Bahkan kantor Ensemble Square saja masih sepi, orang yang ada di gedung ini bisa dihitung jari. Tapi pria ini sudah teriak-teriak di lorong gedung.

"HAHAHA PAGI PAGI HARUS SEMANGAT!"

(Name) menepuk jidatnya. Ia tahu pagi itu harus semangat. Tapi tolong, Chiaki terlalu overdosis semangatnya.

"Pagi ini Ryuusetai nggak ada latihan atau jadwal apapun, kenapa sudah datang kemari?" Tanya (name)

"Tidak apa-apa, aku hanya sedang bersemangat hari ini!" Jawab Chiaki dengan senyum khasnya.

Sedang semangat? Perasaan setiap hari juga semangat 45..

(Name) menggeleng pelan. Heran dengan leader unit yang ia urus ini. Terkadang ia bisa memahami perasaan Midori yang selalu ingin keluar Ryuusetai.

"(SurName) sendiri kenapa sudah datang sepagi ini?"

"Ada beberapa berkas dan proposal yang harus kuurus," Ucap (name) sambil menunjukkan tumpukan map berkas yang ia bawa.

"Kalau gitu biar aku bantu!"

Chiaki mengambil tumpukkan berkas tersebut tanpa menunggu persetujuan dari (name). Ia pun berjalan mendahului (name), tapi..

"MORISAWA-SAN! ARAHNYA BUKAN KESANA!" Seru (name) saat melihat Chiaki berjalan cukup jauh namun di arah yang salah.

Langkah Chiaki pun terhenti, kemudian berjalan mundur tanpa menoleh lagi. Untung nggak ada orang lain di lorong ini, kalau nggak udah tertabrak orang lain dia.

(Name) memimpin jalan menuju ruangan yang di tuju. Chiaki yang berdiri di belakang (name) hanya senyum senyum sendiri. Dia senang karena bisa berdua dengan (name) pagi-pagi begini.

Sesampainya di ruangan yang dituju. (Name) menunjuk meja tempat Chiaki harus meletakkan berkas tersebut. Chiaki pun meletakkan tumpukkan berkas tersebut.

"Apa ada lagi yang bisa ku bantu? Katakan saja!"

"Tidak ada, Morisawa-san juga tidak akan mengerti jika kuminta membantuku memperbaiki proposal bukan,"

Chiaki meneguk ludahnya. Ia ingat proposalnya yang dulu saat masih di Yumenosaki. Hancur dan berantakkan, bahkan kouhainya bilang itu bukan lagi proposal. Lebih mirip karangan anak SD.

Akhirnya Chiaki cuma duduk liatin (name) yang lagi sibuk dengan berkasnya. Ia berpikir mungkin pekerjaan seorang produser lebih sibuk daripada pekerjaan Idol. Kadang Chiaki melihat (name) pulang paling malam, datang juga paling pagi. Seperti sekarang, apalagi akhir-akhir ini Ryuusetai sedang dapat banyak tawaran kerja.

(Name) yang sadar kalau dia sedang diperhatikan hanya diam saja. Sesekali melirik ke arah Chiaki. Hari ini jadwal Ryuusetai akan dimulai siang. Wajar saja ia tidak akan ada pekerjaan lain.

"Morisawa-san, daripada menganggur lebih baik latihan saja dulu di ruang latihan, kalian ada akan konser di taman bermain lagi bukan? Lebih baik persiapan, leader itu harus jadi contoh yang baik buat membernya," Jelas (name).

"AH IYA TENTU SAJA HAHAHA! HERO HARUS BANYAK BERLATIH AGAR SIAP MELAWAN PENJAHAT!"

Setelah mengatakan itu, Chiaki langsung berlari keluar ruangan dengan kecepatan penuh. Bahkan (name) bisa merasakan tiupan angin yang kencang dari kecepatan lari Chiaki. Untungnya berkasnya tidak berantakkan kemana-mana.

𝐒𝐩𝐫𝐢𝐧𝐠'𝐬 𝐒𝐲𝐦𝐩𝐡𝐨𝐧𝐲 || Morisawa ChiakiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang