#01 One

4.6K 469 155
                                    

"ITADORI YUJII BERHENTI KAMU!"

"ASTAGFIRULLAH MAAFIN SAYA PAK DEMI ALEK SAYA GAK SENGAJA"

Tidak pernah ada kata damai di Jujutsu High School, keributan tidak pernah absen dari sana. Seperti sekarang, Yuji sedang bermain kejar kejaran dengan kepsek Yaga karena tidak sengaja mecahin pot kesayangannya

Beberapa kali Yuji harus menubruk bahu orang lain hingga tidak sengaja menumpahkan ember yang penuh dengan air pel kelantai. Kejar-kejaran ini tidak akan terjadi jika Sukuna kakaknya tidak dengan sengaja mendorongnya hingga terjatuh diatas pot kesayangan kepala sekolah. Ia menyumpah serapahi kakaknya itu "Anjing pak, istirahat bentar kek! Gak capek apa woy"

"AWAS AJA LO YUJI KALO AMPE KETANGKEP! GUE JADIIN BONEKA LO!"

Yuji berteriak. Wajahnya menoleh kebelakang dengan ekspresi memelas. "Huwee pak maafin saya napa. Salahin Sukuntil tuh yang udah dorong saya tadi huwee"

"GAK DA! KAU YANG MEMULAI MAKA KAU YANG HARUS MENGAKHIRI"

Yuji terpekik saat melihat wajah gurunya yang semakin mirip gojila. Ia menambah kecepatan larinya, berharap dewi fortuna segera memberinya pertolongan

Saat dibelokan, terdapat Gojo yang sedang berjalan santai sambil bersenandung ria. Mata Yuji berkaca-kaca. Sepertinya dewi fortuna masih menyayanginya, guru penyelematnya datang disaat yang tepat

Tanpa berfikir panjang, Yuji langsung melompat kearah gurunya lalu memeluknya. "Gojo senseii! Help me!" Gojo terparanjak kaget. Ia hampir kehilangan keseimbangannya, jika saja ia tidak berpegangan pada tembok

Gojo bernafas lega. Ia baru saja mengira bahwa ia sedang ditempeli roh terkutuk yang tidak diundang, namun yang menempelinya justru sang gebetan tercinta. Gojo bersorak dalam hati

"Yes baby boy~ what happened?" ucapnya dengan nada menggoda

Yuji ingin sekali memukul wajah gurunya yang berubah seperti pedofil. Namun, niatnya ia urungkan mengingat situasi sedang gawat saat ini. "Tolonginnn, ituu pak kepsek ngamuk kek gojila"

Gojo memejamkan matanya. Ia hampir terbang kelangit ketujuh saat melihat betapa imutnya pria yang berada digendongannya ini. "Yuji plies, jangan bikin gue pingsan"

Yuji mengerutkan dahi. Ia memukul kepala belakang Gojo dengan cukup keras. "Serius dikit sensei tolol! Niat nolongin gak sih"

Gojo mendesis lalu mengusap belakang kepalanya yang berdenyut nyeri. "Galak banget sih. Tenang aja gu-"

"YUJI DISINI LO RUPANYA!@#$%#!" Potong Yaga

Yuji terpekik. Ia memeluk leher Gojo erat dan menyembunyikan kepalanya diceruk lehernya. Gojo tersenyum. Ia mengusap rambut muridnya dengan lembut

"Kepsek Yaga mending jangan marah marah atuh, kalem wae kalem. Nanti cepet mati loh"

Beberapa kerutan muncul didahi Yaga. Rasa kesalnya semakin mencuat saat ia melihat Gojo Satoru didepannya. Ia menggulung lengan kemejanya hingga kesiku dan memasang tampang ingin bertumbuk

"Hahh ngomong apa lo barusan?! Siniin Yuji biar gue geplak tu anak"

"Ogah. Mau modus ya? Lagian Yuji salah apa sama bapak? Orang dia anaknya gemes gak bedosa gini" Yuji mengangguk, menyutujui perkataan senseinya

"Matamu gak bedosa. Dia baru aja mecahin pot gue"

Gojo menoleh kearah Yuji dan menatpnya. "Benarkah?" Yuji menggeleng dengan cepat. Ia kemudian menceritakan kejadian sebenarnya dari awal hingga akhir. Ia juga menceritakan bahwa dia didorong oleh Sukuna, lalu dengan tidak sengaja membuat pot kesayangan kepala sekolah pecah

Goju mengangguk. Ia mengangkat telunjuknya keatas. "Kalo gituu berarti itu salahnya Sukuna bukan salah Yuji"

Yuji sekali lagi mengangguk, lalu mendengus. "Benar! Hmph!"

Yaga mengibaskan tangannya seolah tidak peduli dengan cerita Yuji. Ia hanya menganggap itu sebuah alasan, supaya Yuji bisa lari dari hukuman. "Saya nggak percaya. Jangan nyari alasan buat bisa kabur dari hukuman. Bagaimanapun juga kamu harus tetep dihukum"

Yuji cemberut. Ia menatap Gojo dengan penuh harap serta wajah memelasnya. Gojo merasa tidak tega melihat uk- ehm murid tercintanya tersiksa seperti ini

Tanpa diduga terdapat sebuah ide terlintas dipikirannya. Ia menjentikkan jarinya, lalu menyeringai. "Kalo gitu biar saya aja yang ngehukum Yuji"

Yuji bersorak bahagia dalam hati. Jika seperti ini maka dia akan bebas dari hukuman, karena ia tahu bahwa gurunya ini tidak akan pernah bisa menghukumnya dan tidak akan pernah menghukumnya. Itu hanya alasan supaya kepala sekolah tidak mengejar ngejarnya lagi. Yah setidaknya itu lah yang diyakini otak tolol Yuji

Yaga menatap Gojo dengan penuh curiga. Ia mencari letak kebohongan disana, karena ia tau bahwa guru tampan itu tidak dapat dipercaya. Walau sedikit terlihat mencurigakan, namun setelah ditelusuri lebih dalam tidak ada kebohongan dari ucapannya itu. Ia kemudian mengangguk sebagai jawaban

"Oke deal. Saya percayakan hukumannya kepada Gojo Sensei, kalo bisa hukum yang berat sampe tu anak insap"

"Hokey! Tenang aja pak saya mah ahli dalam hukum menghukum" Gojo diam diam menyeringai. "Apalagi hukuman yang bikin puas"

Yaga memijat pelipisnya. Ia berbalik, pergi menjauh dari kedua pasangan guru dan murid sebleng itu

Saat melihat punggung kepseknya menjauh, Yuji baru bisa bernapas lega. Jantungnya sempat traveling beberapa saat waktu melihat wajah kepseknya yang mirip seperti gojila. Dia tidak takut dengan siapapun disekolah ini, kecuali kepada kepseknya. Orang itu memiliki wajah yang mengerikan dan sikap yang tegas

"Wah wah keknya ada orang yang betah gue gendong nih"

Wajah Yuji langsung memerah. Ia baru sadar jika posisinya masih memeluk Gojo, posisinya benar benar terlihat ambigu. Ia kemudian langsung melepaskan kaki serta tangannya yang melingkar pada tubuh Gojo. Kedua pantatnya terbentur lantai dengan cukup keras, ia mungkin merasa pantatnya patah sekarang

Gojo tertawa terbahak-bahak, membuat Yuji memajukan bibirnya kedepan. Ia kemudian berdiri lalu merapikan pakainnya yang terlihat kusut

"Sakit?"

"Telat lo anjing! Tapi btw makasih dah nyelametin gue. Oke sekarang gue mau cabut bye"

Yuji berbalik. Ia hendak melangkahkan kakinya, namun tiba tiba kerah belakangnya diseret Gojo yang ingin membawanya pergi entah kemana

Yuji meronta. Ia berteriak dan melayangkan beberapa kata umpatan ke gurunya itu. "Lepasin! Sensei mau bawa gue kemana sih?! Lepasinnnnnn"

Gojo tersenyum. "Gue mau ngehukum lo, murid bandel kesayangan gue"

Yuji seketika swet drop. Jadi ucapannya tadi bukan untuk menyelamatkannya? Ia benar benar ingin menghukumnya? Yuji merasa dihianati sekarang. Jadi ini yang dimaksud dengan, 'Keluar dari lubang singa, masuk kelubang buaya' Yuji benar benar sial hari ini. "Hidup ini memanglah tidak adil"

Tbc

Bonus chap:

"Jadi dek Megu-hachoooo" Sukuna mengusap hidungnya yang tiba tiba terasa gatal. Badannya seketika meriyang, perasaan apa ini?

"Bang Sukuna gk papa? Jangan jangan Bang Sukuna kena korona ya? Semoga cepet mati ya bang" Megumi melemparkan kalimat sarkasnya dengan wajah yang datar

Sukuna yang melihat itu semakin merasa gemas. Ia semakin mendekatkan diri kearah gebetan tercintanya itu, walaupun dihadiahi sedikit bogeman Megumi. "Makin sayang deh sama Dek Megumi. Pacaran yuk"

"Maaf kak saya demennya sama yang waras"

gojoyuji crazy teacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang