"hei lepaskan aku bodoh, aku sesak" gerutu mikasa karena levi tidak mau melepaskan pelukannya pada mikasa
"jawab dulu pertanyaan ku huh" jawab levi yang malah makin mempererat pelukannya
"apa" tanya mikasa
"mau kah kau menjadi pacarku?" ucap levi yang langsung melepaskan pelukannya dan beralih menatap intens mikasa
"h...hah?! kau sudah gila? lelucon mu sangat tidak lucu kau tau?" ucap mikasa berbohong, sebenarnya mikasa senang, enah senang karena apa rasanya seperti ada seribu kupu kupu yang berterbangan didalam perutnya
"hei mikasa" panggil levi dengan nada serius sambil kedua tangannya memegang pundak mikasa
"ap–" baru ingin melanjutkan nya levi sudah membekap mulut mikasa dengan tangannya
"dengarkan aku, aku benar benar menyukai mu, sejak lama aku selalu memperhatikan mu dari kejauhan, aku ingin kenal denganmu lebih dekat, oh ya yang pada saat itu kau menabrakku di depan toilet sebenarnya bukanlah tidak sengaja, aku sudah tau kau sudah berada di toilet, dan aku sudah merancang sebuah rencana supaya aku dan kau bisa saling melihat secara dekat, dan apa kau tau? aku selalu menanyakan kabarmu pada eren secara diam diam" ucap levi dengan penuh keyakinan dan levi langsung melepaskan bekapannya
"setidaknya berikan aku waktu untuk bernafas bodoh" ucap mikasa yang langsung memukul pelan kepala levi
"ittai" rengek levi
"wlee" ledek mikasa
"hei sudah berani denganku huh?" ucap levi
"kenapa juga harus takut pada pria cebol sepertimu?" ucap mikasa dan sehabis itu tawa mereka berdua pun pecah
Jujur ini pertama kalinya levi bisa melihat tawa mikasa secara dekat, ya walaupun mikasa tertawa karena mengejek levi, tapi levi senang, karena tawa itu untuk levi
'manis, teruslah tertawa dan tersenyum seperti itu, aku suka sangat suka' batin levi
Tak lama kemudian pun tawa mikasa pun berhenti, levi bingung apakah dia sudah puas tertawa dibawah pederitaan levi yang tadi di ejek oleh mikasa atau mikasa sedang memikirkan masalah lain karena wajah mikasa tiba tiba tampang murung
"hei kau kenap–" tanya levi yang terpotong karena mikasa tiba tiba memeluk levi
"arigatou senpai, arigatou sudah memperhatikan ku sejak dulu, aku tidak pernah merasa sakit seperti ini, tapi saat aku melihat kau berduaan dengan petra senpai rasanya seperti ada seribu jarum yang menusukku, aku tidak suka kau berduaan dengan petra senpai hiks" ucap mikasa sambil menangis
Levi tersenyum sambil mengelus rambut hitam mikasa yang indah, levi senang, secara tidak langsung mikasa bilang padanya bahwa mikasa menyukainya
"jadi ini yang membuatmu tadi menangis disekolah?, jadi ini yang membuat sifatmu seharian ini berubah?, kau tidak ingin melampiaskan amarahmu kepada seseorang, melainkan kau melampiaskan nya ke dirimu sendiri, perempuan yang sangat baik, aku makin menyukaimu, dan maaf sudah membuatmu sedih" ucap levi yang melepas pelukannya pada mikasa lalu dia menghapus air mata mikasa
Mikasa tersenyum, itu bukan senyum yang dibuat buat, itu tulus sangat tulus.
"hei jadi bagaimana?" tanya levi
"apanya?" tanya mikasa karena dia tidak mengerti maksud levi
"kau mau tidak menjadi pacarku?" tanya levi yang mengulangi ucapannya yang tadi
"aku mau" ucap mikasa bersemangat
"ahaha ku sudah menduganya kalau kau mau jadi pacarku, lagipula siapa yang berani menolak ku huh?" ucap levi berlagak sombong