SETITIK HARAPAN

255 24 11
                                    

Mikasa tersenyum melihat wajah damai levi, mikasa sangat rindu dengan levi, ketika mikasa sudah berada diujung sofa ia berniat utuk membangunkan levi, tetapi levi tak kunjung bangun, mikasa sedikit panik lalu dia mengecek suhu tubuh levi dengan cara menempelkan punggung tangannya ke dahi levi 'panas' itulah yang dikatakan mikasa setelah memeriksa levi.

Mikasa langsung mengambil air hangat dan satu handuk kecil untuk mengompres levi, semoga saja dengan begitu panasnya cepat mereda.

Levi merasakan sesuatu menempel pada dahinya, dengan cepat levi membuka matanya dan mengerjapkan matanya berkali kali untuk mengumpulkan semua kesadarannya

Setelah selesai mengumpulkan kesadarannya levi langsung bangun dari posisi tidurnya dan dia langsung duduk, dia merasakan suhu tubuhnya sangat panas, dan kepalanya sedikit pusing, mungkin karena semalam dia tidur diruang tamu?.

Mikasa membantu levi untuk duduk dan setelah membantu mikasa langsung bertanya kepada levi

"apa yang kau rasakan? suhu tubuhmu sangat panas, apalagi yang kau rasakan?"

"hei tenanglah tidak perlu khawatir mikasa, aku tidak apa apa, hanya sedikit kelelahan"

"tapi kau tidak terlihat baik baik saja, kau terlihat sangat pucat, apa ini karena semalam kau tidur diruang tamu?"

"yaa sepertinya begitu, tapi kau tenang saja"

Mikasa tidak mendengarkan ucapan levi yang terakhir, dengan inisiatif sendiri, mikasa meminjam dapur levi untuk membutkan bubur untuk levi

Setelah beberapa menit kemudian mikasa keluar dari dapur dengan membawakan semangkuk bubur dan air putih untuk levi, setelah sampai di ruang tamu, mikasa langsung duduk disebelah levi yang tengah memijat pelipisnya

Mikasa langsung menyendokkan bubur dan memasukkannya kedalam mulut besar levi, suapan demi suapan telah selesai sekarang waktunya levi meminum obat, levi hanya menurut saja dengan apa saja yang sedari tadi mikasa katakan

Levi merindukan momen ini, ketika dia sakit, jiwa ke ibu an mikasa keluar, tapi dulu levi malah menyia nyiakan nya, dia malah memilih berobat ke rumah sakit dibanding dirawat dengan mikasa

Levi tidak sadar jika sedari tadi dia melihat mikasa tanpa berkedip dan sambil tersenyum, lima detik kemudian levi langsung mengerjapkan matanya berkali kali untuk tidak melamun lagi

"kau tidak apa apa levi?"

"tidak, aku tidak apa apa mikasa"

"ah syukurlah, lebih baik sekarang kau tidur supaya kau cepat sembuh"

"tidak mau"

"hei kenapa tidak mau? kau tidak mau sembuh?"

"pokoknya aku tidak mau mikasa"

"tapi kenapa?"

"nanti jika aku tidur, pasti kau akan pulang" ucap levi sambil menatap teduh mata tajam mikasa

"ya aku pasti akan pulang levi, tidak sopan jika berada didalam rumah orang lain terlalu lama"

"aku tidak ingin kau pulang" ucap levi sambil memeluk erat pinggang mikasa

Seperti anak kecil saja ahaha.

"hei kau manja sekali"

"tak apa, aku hanya manja ke kau saja"

"ah baiklah baiklah aku tidak akan pulang sebelum kau sembuh"

"benarkah?!"

"iya levi" ucap mikasa sambil mencium pipi kanan levi, yang dicium hanya bisa merona

'astaga apa yang sudah ku lakukan?' batin mikasa

"hei kau menciumku"

"a-ahh maaf, aku tidak sengaja"

"hanya kanan saja yang dicium?"

"h-hah??"

"hanya pipi sebelah kanan ku saja yang kau cium? sebelah kiri tidak?"

"kau bicara apa levi, cepat tidur atau aku akan pulang"

"baiklah baiklah aku tidur"

Mikasa menatap mata levi yang mulai terpejam, mikasa tersenyum, mengelus pelan rambut levi yang sedikit berantakan, lalu mikasa mengelus pipi levi

Mikasa masih setia menunggu levi bangun dari tidurnya, jam sudah menunjukkan pukul 3 sore, lalu levi terbangun

"kau sudah bangun?"

"...."

"bagaimana? apa sudah lebih baik dari sebelumnya?"

"hoamm....aku sudah merasa lebih baik"

"baguslah, kepalamu masih terasa pusing?"

"sudah tidak"

"baiklah"

Mikasa bangkit dari duduknya lalu berjalan keluar kamar levi, dia masuk kedalam dapur untuk membuatkan levi sup

Selang beberapa menit, sup yang mikasa buat sudah jadi, mikasa langsung menyendokkan sup yang berada didalam panci untuk memindahkannya kedalam mangkuk

Mikasa masuk kedalam kamar levi untuk memberikan sup yang tadi ia buat, tidak lupa dengan obat penurun panas nya

"aku membuatkan mu sup jika kurang, ada di dapur"

"baiklah,terimakasih mikasa"

Mikasa mengangguk sebagai jawaban, lalu dia keluar lagi untuk mengambil beberapa barang milik mikasa

Setelah dirasa tidak ada yang ketinggalan, mikasa masuk ke kamar lagi untuk berpamitan dengan levi

"levi aku pamit, terimakasih"

"hei..."

"ada apa?"

"kau pulang sekarang?"

"iya, kau sudah lebih baik levi"

"mikasa, tapi aku...."

"kenapa?"

"aku masih ingin kau berada disini"

"tidak bisa levi"

"mika...ku mohon"

"huh, tidak bisa, tapi aku janji jika aku ada waktu aku akan bermain kesini"

"benarkah?"

"iya levi"

"janji?"

"aku berjanji"

"baiklah, hati hati dijalan, maaf aku tidak bisa mengantarkan mu pulang"

"tidak apa apa, lagipula kau sedang sakit"

"nanti jika sudah sampai tolong kabari aku"

"baik, levi"

"ya ada apa mikasa?"

"aku menyayangi mu"

Setelah mengatakan itu mikasa lansung berlari keluar kamar levi, levi tersenyum ke arah pintu kamar yang terbuka lebar

'akhirnya ada setitik harapan untuk aku kembali kepadamu mikasa'

"aku juga menyayangimu, sangat"




















Hai minna, arigatou buat yang udah baca, jangan lupa vote dan follow yaa, gomen author lama up
.
.
.
.
mau sad ending or happy ending nih???

I always waiting for you (rivamika)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang