Wife ~ Luwin ~ Complete

~ Dua ~

Lucas merenggangkan badannya saat menyambut mentari pagi. ia berhenti menguap saat menyadari ada seseorang di sampingnya.

Lelaki cantik yang tidur tengkurap dengan meraup bantal di bawahnya.
Lucas tersenyum, lalu menundukkan badannya menjangkau pelipis lelaki cantik yang masih tampak pulas itu.

"Good Morning, Cantik." Bisiknya setelah menekankan kecupan pada lelaki cantik itu.

Lelaki cantik itu menyipitkan matanya dan sedikit mengangkat kepalanya untuk melihat sekitarnya. ia memegangi kepalanya saat membalikkan badannya.

"Aaaa...!"

Teriaknya histeris saat bertemu dengan mata Lucas dan lebih histeris lagi saat ia menyadari tidak memakai atasannya.

Lucas hanya terkekeh.

Lelaki cantik itu terdiam. ia mencoba mengingat apa yang terjadi semalam.
ia berada di sebuah klub malam, ia pergi ke sana setelah Dahyun memberinya undangan pernikahan.
ia mencoba menggali ingatannya lebih jauh. setelah meneguk habis satu gelas wine, dia tidak mengingat apapun lagi.

Lucas menyeringai sambil memandang lelaki itu yang menyipitkan matanya, mencoba mengingat kejadian semalam.

"Kau siapa?" Tanya lelaki itu pada Lucas.

"Perkenalkan, namaku Lucas. dan siapa namamu cantik?"

"Winwin. dan aku tampan, bukan cantik!" Jawab Winwin dengan kesal.

"oke,, sekarang ceritakan apa yang membuatmu mabuk semalam?"

Winwin pun menceritakan apa yang telah terjadi pada dirinya. ia ditinggal menikah oleh kekasihnya karena ia dianggap manja dan tidak akan mampu untuk menjadi seorang suami.

Lucas tertawa mendengar cerita Winwin.

"Kenapa kau tertawa?" Tanya Winwin kesal.

"Tentu saja. Kau memang tidak pantas untuk menjadi suami siapapun. karena, Kau pantasnya menjadi istriku." Ucap Lucas dengan wajah jahilnya memandang Winwin sambil mengusap-usap dagu Winwin.

Sejenak Winwin terbuai dengan usapan jemari Lucas di dagunya  hingga,

"Lepas! apa yang kau lakukan hah?" Winwin segera menepis tangan itu. dan lagi, Lucas hanya menanggapi dengan kekehan kecil.

🍁🍁🍁

Winwin menghempaskan punggungnya ke sofa. diraihnya minuman di atas meja, lalu diteguknya hingga nyaris tandas.

Kesal sudah pasti menggunung di hati Winwin.
Bagaimana tidak. bisa-bisanya ia yang tampan ini diperlakukan seperti seorang wanita oleh lelaki asing.

Winwin menghela napas dalam-dalam. apa yang dikatakan lucas ada benarnya juga.
bagaimana mungkin ia bisa menjadi suami orang kalau dirinya saja belum mandiri, manja, juga cengeng.

Namun diam-diam, Winwin berpikir.
Bagaimana kalau benar ia lebih pantasnya menjadi istri bukan suami.
tapi kan ia pria normal?
mana mau ia dijadikan istri oleh seorang laki-kaki?

~ To be continued... ~