Sinom

16 2 0
                                    


Anda bisa menyetel musik yang tersedia di atas, menggunakan headset/headphone/earphone akan lebih membawa suasana yang mendukung. Terimakasih! -ps author


Kresna hanya bisa diam di situ, seperti orang bodoh dengan kedua pipi yang memerah. ''Bye, sampai jumpa,'' kata Timothy lalu meninggalkan Kresna sendirian. 

''Ah payah, payah, payah,'' gumam Kresna, sambil mengacak-acak rambutnya, merangkul tasnya, dan pergi pulang. 

Malam itu adalah malam yang sangat dingin, hujan tidak menghampiri, tapi rasanya Kresna hanya ingin bergelung dan membentuk bola dari tubuhnya, serta membiarkan dirinya berada di ujung jalan. 

Lampu-lampu jalanan dan gedung-gedung tinggi tidak membuat Kresna senang, namun malah makin membuatnya pusing.

 Ayo, coba kita renungkan apa saja yang dialami Kresna hari ini. 

Pertama, ia kedatangan squad yang keren abis. 

Kedua, tangannya dicium, oke bagian itu kita lupakan saja.

 Ketiga, ada surat kecil dari Timothy. 

Keempat, ia berjabat tangan dengan Timothy. 

Dan poin dari semuanya, Kresna tidak bisa mengendalikan dirinya di depan Timothy, yang berarti ia tidak bersikap profesional.

Hahah, kasihan sekali Kresna. 

Di jalan pulangnya, Kresna berpikir untuk berhenti sebentar di sebuah minimarket.

 Membeli onigiri atau sesuatu yang bisa dikunyah, harganya dibawah Rp.20.000,00, dan termasuk makanan sehat selain soda. 

Diambilnya onigiri tuna dan ayam di kasir, lalu menyodorkan onigiri itu ke depan tangan Mas Kasir. 

Mas Kasir itu terlihat tidak asing. Kedua matanya sipit, terlihat ke-jepang-an, rambutnya seperti anime. 

''Totalnya Rp.25.000,00 ya, mau pakai kantung plastik?'' katanya. 

''Yaelah ini lagi. Ceritanya mau beli sesuatu di bawah Rp.20.000,00 malah kelebihan,'' pikir Kresna. 

''Mas? Mau pakai plastik?'' ujar Mas Kasir itu sekali lagi. 

''Eh-, nggak, nggak usah,'' balas Kresna sembari menyambar kedua onigiri itu ke tangan kirinya. Dirogoh sakunya, lalu diambil uang Rp.30.000,00.

''Dirga,'' batin Kresna sambil membaca name tag yang terpasang di seragam Mas Kasir itu. 

.......

''Ini kembaliannya,'' kata Mas Kasir itu sambil menyodorkan kembaliannya, lalu merapihkan uang-uang yang ada di meja kasir. 

''Terimakasih,'' ucap keduanya, Kresna dan Mas Kasir. Kresna hanya terkekeh canggung lalu cepat-cepat keluar dari minimarket itu. 

''Hari ini ada apa sih?'' batin Kresna sambil mengunyah onigiri yang hangat itu. ''Hmm, lumayan,'' katanya. 

DDUK

''Maaf, maaf!'' teriak seorang perempuan yang mengenakan baggy jeans dan crop top itu. Rambutnya blonde, dan ia berlari menjauhi Kresna, setelah ia menabrak Kresna cukup keras. 

''Baru saja aku bilang ada apa dengan hari ini.''

.............

Dilepasnya kemeja dan dasi Kresna yang mengikat tubuhnya semalaman itu. Diacak-acak rambutnya, diraihnya kipas angin miniso, dan menyetelnya dengan kecepatan 3x. 

Ia kepanasan, sungguh kepanasan. Padahal di jalan, semua orang mengenakan mantol berlipat-lipat. 

Hidung Kresna terasa panas. Disentuhnya, haha, darah.

 Kresna mimisan. 

Ia cepat-cepat berlari ke seberang ruangan, mengambil tissue, dan menutupi hidungnya dengan tissue sembari ia berganti baju. 

Lalu, entah mengapa di kepala Kresna, muncul terus menerus muka Timothy. Ugh, ugh! Hilanglah, hilang, hilang. 

Kresna menyeduh teh hangat, lalu duduk di balkonnya sambil melihat lalu lintas yang sepi. 

Ia tersenyum, lagi-lagi karena mengingat kejadian tadi. Pipinya meronar-rona seperti saat ia menyeruput tehnya dan kepanasan. Bodoh. Payah. Dia menyantetku atau bagaimana sih? 

 Dia menyantetku atau bagaimana sih? 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



to be continue~

Metanoia ArcaneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang