Sedih, sakit, kecewa. Sunoo tidak bisa mendeskripsikan perasaannya saat ini, rasanya semua itu bercampur menjadi satu.
Hanya menghela napasnya berat karena menahan tangis yang sepertinya akan keluar.Menulikan pendengarannya terhadap panggilan-panggilan dan pesan yang berbunyi dari ponselnya. Dia sekarang sudah berada di rumah setelah meminta izin untuk pulang dengan alasan sakit. Hatinya yang sakit lebih tepatnya.
Sunoo memejamkan matanya, berharap bisa tertidur dan melupakan semua kejadian hari ini. Namun setelah satu jam bukannya tertidur, Sunoo malah menangis lagi.
"Astaga, Kim Sunoo bodoh! Kenapa kau menangis hah?! Itu memang salahmu, kau bersalah karena sudah lancang menyukai kekasih sahabatmu sendiri. Kau— hiks kau memang pantas menerima perkataan seperti itu." Dia memukul kepalanya sendiri dengan tangannya sambil merutuki dirinya.
Setelah puas menangis Sunoo menekan tombol memanggil pada nomor seseorang di ponselnya. Dia yakin orang itu pasti mengerti dirinya, karena mereka merasakan hal yang sama.
Setengah jam setelah dia menelpon, orang yang dia tunggu akhirnya datang juga. Dengan tatapan yang sulit diartikan seorang pemuda duduk dihadapannya.
"Katakan, ada apa? Jangan hanya menangis."
"Kak Jay.."
"Iya aku disini, katakan ada apa?"
Pemuda itu langsung memeluk tubuh Sunoo yang tiba-tiba menangis dengan erat. Dia bisa merasakan rasa sakit yang dirasakan oleh sepupunya itu.
Park Jay. Sepupu Sunoo yang paling dekat dengannya. Orang yang sudah dia anggap sebagai kakak sendiri, karena dia orang yang paling mengerti Sunoo setelah Taehyung dan Jungwon, yang akan mendukungnya dalam keadaan apapun. Walaupun dia juga sahabatnya Sunghoon.
Sunoo melepas pelukannya, memilih menunduk. Menghela napas berkali-kali untuk tetap tenang.
"Aku lemah sekali ya kak? Aku terus menangis hanya karena perkataannya yang itu memang benar adanya."
"Ada apa? Perkataan siapa? Cepat ceritakan."
Sunoo mulai menceritakan segala kejadian yang dialami tadi tanpa melewatkan sedikitpun.
Mendengar apa yang dialami sepupunya tentu Jay merasa marah. Dia sudah pernah memperingatkan Sunghoon untuk tidak mengatakan apapun yang bisa menyakiti Sunoo. Tapi ternyata sahabatnya tidak menghiraukannya. Baiklah, tolong ingatkan Jay nanti untuk memukul si Park Sunghoon itu.
"Kak Jay, dia bilang aku terlalu ketara menujukan sikap bahwa aku menyukainya. Apa benar?"
"Ya mungkin. Aku juga tidak tahu. Sekolah kita kan berbeda."
Sunoo menghadap keatas, melihat langit-langit kamarnya yang sebenarnya tidak ada yang menarik untuk dilihat.
"Bagaimana kak Jay bisa menyembunyikan perasaan kakak ke Jungwon tanpa pernah ketauan?"
Jay melihat Sunoo, kemudian dia juga ikut menatap langit-langit kamar sepupunya itu.
"Entahlah. Yang jelas, saat didekatnya aku berusaha untuk tidak melihatnya."
Ya benar, Jay menyukai Jungwon. Dia menyukai Jungwon sebelum Sunghoon menyatakan cintanya pada sahabat Sunoo itu. Jay dan Sunoo tidak menyangka bahwa kisah cinta mereka akan sekonyol ini.
Lama mereka menatap keatas, tak ada yang membuka suara karena sibuk dengan pikiran masing-masing.
Namun tiba-tiba mereka dikejutkan dengan suara ponsel Jay yang berbunyi. Entah dari siapa yang jelas Jay terlihat sangat serius. Setelah selesai menelpon Jay tersenyum cerah ke Sunoo.
"Sunoo."
"Kenapa?"
"Minggu depan kita ke taman bermain saja bagaimana? Untuk menghilangkan stres, ide bagus kan?
Sunoo hanya menangguk saja, menolak pun tidak akan bisa. Sepupunya itu agak keras kepala.
"Oke sudah dipastikan. Sunoo, Jay. Hwaiting!"
©ARCADE©
Baru saja Sunoo datang, sudah dihadiahi tatapan tajam dari sahabatnya. Dia yakin Jungwon pasti akan menanyakan soal kemarin.
"Jangan melotot, kau terlihat jelek." Sunoo duduk dibangkunya dengan tenang.
Jungwon mendengus, dia langsung menodongkan banyak pertanyaan. "Kau kemarin kamana? Kenapa tiba-tiba tidak ada di kantin? Aku menelponmu berkali-kali, kenapa tidak diangkat? Dan itu! Kenapa matamu terlihat sembab?"
"Sakit." Sunoo berusaha terlihat tenang.
"Jangan berbohong!"
"Aku tidak bohong, dan semalam aku bergadang nonton drama korea jadilah mataku seperti ini."
Jungwon hanya bisa percaya, dia merogoh tasnya untuk mengambil sesuatu. "Kupikir kau sedang ada masalah."
"Tidak, kau tenang saja."
Setelah mendapat buku catatan miliknya Jungwon memberikannya pada Sunoo. "Ini. Kau bisa menyalinnya. Lusa kita ulangan harian. Aku tidak mau nilaimu menjadi jelek."
Sunoo tersenyum, "Terima kasih."
Sejenak Sunoo terfokus pada buku catatan Jungwon sebelum suara yang familiar menyapa indra pendengarannya.
"Kak Sunghoon, kenapa disini?"
Sunghoon mengusak rambut Jungwon, "Menemui pacarku."
Sunoo tetap melanjutkan kegiatannya tanpa menyadari ada sepasang mata menatapnya dengan penuh arti.
"Nanti jam istirahat, ke kantin sama-sama ya."
"Boleh boleh. Aku ajak Sunoo juga ya kak." mendengar itu Sunghoon menjadi tidak suka. Berbeda dengan Sunoo dia langsung terkejut.
Sunoo tersenyum canggung, "Tidak perlu. Kurasa kalian butuh waktu bedua, aku tidak mau jadi obat nyamuk. Lagi pula aku bawa bekal."
Jungwon nampak sedih, "Ya sudak kak, nanti jam istirahat jemput aku."
Sunghoon tersenyum senang lalu mencubit pipi Jungwon, "Baiklah. Kakak kekelas dulu. Bye."
Sunoo memperhatikan tiap langkah yang semakin menjauh itu. Dia menyadari seberapa tidak sukanya Sunghoon padanya, perasaan cinta Sunoo itu tetap ada.
Degup jantungnya tetap berdetak abnormal jika melihat Sunghoon. Namun jika memikirkan kembali sahabatnya, Sunoo juga menyadari bahwa dia tidak jauh dari seorang penjahat.
"Kau lihat apa?"
Sunoo tersenyum pada Jungwon. "Tidak ada."
Sunoo berpikir mungkin inilah saatnya dia mulai belajar melupakan perasaannya pada Sunghoon.
TBC
Jangan lupa vote dan coment.
-T-

KAMU SEDANG MEMBACA
ARCADE ||Sunghoon x Sunoo
أدب الهواة"Mencintaimu adalah sebuah permainan yang tak akan pernah bisa aku menangkan" . . Warning! Sunghoon X Sunoo BxB Yaoi Book Homopobhic ✖️