6. Kidnaped!

797 80 6
                                    

Dia dibawa ke suatu tempat, semacam peternakan kumuh, dengan rumahnya yang mungil dan sederhana.  Dasar Cindy yang amat polos, dia tak sadar dirinya telah diculik.   Gadis itu justru asik mengamati sekelilingnya, 

“Astaga, aku sangat merindukan tempat seperti ini!   Boleh berhenti sebentar?” pintanya dengan mata berkilau.

“Kita memang sudah berhenti!” dengus Lukas. 

Cindy menoleh sambil nyengir kuda, membuat Lukas tertegun.  “Boleh berhenti sedikit lebih lama?” tanyanya penuh harap.  Dia mengacungkan ujung telunjuknya.

Mengapa gadis ini nampak begitu berbeda dibandingkan Candy yang dulu dikenalnya?  Seharusnya Candy adalah gadis licik, sangat egois dan jahat!  Apa ini adalah triknya?  Dia berubah menjadi gadis polos nan ceria untuk menarik simpati orang-orang yang membencinya.  Juga mereka yang dendam padanya!

“Mengapa?”

“Tempat ini seperti tempatku dulu, aku kangen.  Boleh ya aku melepas rindu disini?”

“Seingatku Candy, kau tak pernah tinggal di peternakan!”

Ya ampun, dia lupa ... kembarannya adalah wanita kota.  Setelah menikah dengan Rafa, barulah Candy tinggal didaerah yang agak sunyi.  Itupun di hunian bergelimang kemewahan. 

Dia menyeringai gugup.  “Maksudku, tinggal di peternakan ini adalah impian masa kecilku.  Sepertinya seru, seperti di film koboi.”

Apakah dulu Candy pernah memiliki ekspresi kekanak-kanakan seperti ini?  Lukas memastikannya, tidak!  Lalu mengapa dia bisa memerankannya dengan begitu sempurna dan alamiah?  Lukas merasa takjub.  Dia jadi penasaran, ingin tahu sejauh mana Candy dapat memerankan kepribadian barunya yang sangat bertolak belakang dengan dirinya yang dahulu.  Jadi Lukas mengijinkan Candy turun.

Gadis itu berlari lincah kesana kemari bagaikan kupu-kupu yang beterbangan hinggap di bebungaan.  Lukas tak dapat menahan kehangatan yang menelusup masuk ke hatinya yang dingin.  Didepan matanya Candy nampak begitu suci seperti bayi yang belum terjamah dosa.  Dia menyentuh ringan dedaunan, membelai kepala hewan ternak yang ditemuinya.  Kambing, sapi, kuda, dan ...

Guk!  Guk!  Guk!

Bahkan Black anjing doberman miliknya yang biasa hanya bisa didekati oleh Lukas kini mendekat pada Candy dengan lidah terjulur.  Gadis itu tertawa riang sembari mengulurkan tangannya pada Black.

Sesaat Lukas berharap anjingnya akan menggigit tangan Candy, namun ternyata Black justru menjilat manja.  Lukas terheran sekaligus sedikit lega.  

Lega?  Mengapa dia bisa lega?  Seharusnya dia menyesal Black tak menggigit tangan gadis licik itu!  Lukas menggeram kesal.
 
“Candy!!” panggilnya ketus.

“Ya, ada apa?” sahut Candy dengan senyum di matanya.  Ia nampak begitu berkilau dibawah sinar matahari, seperti malaikat yang turun ke bumi. 

Ingat Lukas, jangan tertipu lagi.  Dia adalah iblis yang menyamar menjadi malaikat!   Lukas memperingatkan dirinya sendiri.

“Kemari!” perintahnya galak.

Cindy masih belum puas bermain dengan anjing yang baru ditemuinya dan langsung lengket dengannya, dengan polos ia meminta ijin, “Bisakah kau memberiku waktu sedikit lebih lama ....?”  Dia tak tahu nama pria ini, yang dia tahu orang ini adalah mantan kekasih kakak kembarnya.

“Kakak, mantan kekasihku, aku ingin bermain sebentar dengan anjing hitam ini.  Dia sangat manis dan lucu!”

Tak pernah ada yang mencap anjingnya manis dan lucu, Black termasuk anjing ganas yang suka menyerang orang yang tak disukainya,  Lukas tersingung anjingnya dianggap seperti anjing mainan, dan ia benci diingatkan bahwa mereka pernah menjalin hubungan cinta! 

Dengan menggeram kesal, Lukas menghampiri Cindy, dia berdiri menjulang didepan gadis itu sambil berkacak pinggang.

“Berdiri!” bentaknya galak.

Perlahan Cindy berdiri dengan sorot mata bertanya-tanya.  “Apa aku akan dihukum berdiri sambil menjewer telinga?” cicitnya memelas.

Astaga, apa dia pikir Lukas adalah bapak guru yang ingin menghukumnya karena bolos saat pelajaran?  Lukas jadi muak dengan akting sok polos dan kekanak-kanakan Candy.  Dia akan mengingatkan gadis ini bagaimana bersikap jalang seperti wanita dewasa!

Tak merasa perlu menanggapi ucapan Cindy, Lukas memanggul gadis itu di bahunya hingga membuat Cindy panik.

“Ya ampun, turunkan!   Turunkan!  Jangan begini, Tuan!” dia berteriak ketakutan.

Bagus, baru sekarang dia takut padaku!  Batin Lukas puas.  Dia gemas, sedari tadi gadis ini seakan tak sadar jika dirinya tengah diculik.
  
Ceples!

Lukas memukul pantat Cindy gemas. 

“Baru sekarang kamu ketakutan, hah!” bentak Lukas gemas.

“Tentu saja!  Turunkan, Tuan!  Aku takut jatuh!” balas Cindy panik.

Dia hanya takut jatuh?  Bukan takut padanya!!  Sialan!  Lukas jadi gusar, bagaimana caranya membuat gadis ini takut padanya?  Apa yang bisa membuat seorang perempuan polos takut pada seorang pria bajingan?  Diperkosa?!

Bluk! 

Dia melempar tubuh Cindy ke ranjangnya yang tergeletak di pojok ruangan.  Bukannya ketakutan, perempuan itu justru nampak bersyukur.

“Terima kasih kau tak melemparku ke tempat yang keras,” ucap Cindy lugu.

Apakah perempuan ini bodoh atau apa?  Barangkali kepalanya terhantuk sesuatu hingga menyebabkan otak liciknya berubah idiot!  Pikir Lukas geram.  Tapi hal itu tak menyurutkan keinginannya untuk membalas dendam.  Dia tetaplah wanita jahat yang telah mengacaukan hidupnya!  Lukas harus membuatnya menderita! 

“Jangan berterimakasih padaku!” bentak Lukas.  “Pada orang yang akan membuatmu kesakitan dan menderita!”

Cindy membelalakkan mata kaget.  Terkejutnya alami, tak dibuat-buat.   Lukas jadi heran.

“Mengapa?  Mengapa kau ingin membuatku menderita?  Apa kalian .. eh, kita putus tak secara baik-baik?”

Pertanyaan Cindy membuat pria itu makin gusar.  Astaga, bagaimana dia bertanya tanpa merasa bersalah setelah apa yang dilakukan pada Lukas!

“Lihat parut di wajahku!” perintah Lukas kasar.  Ia mendekatkan wajahnya didepan wajah Cindy supaya wanita itu bisa mengamatinya lebih jelas.

Spontan Cindy memperhatikannya dengan sorot prihatin.  Tak hanya melihat,ia juga menyentuh parut kasar di wajah Lukas.  Diluar kehendaknya, sentuhan itu membuat Lukas bergelenyar, dia meremang .. hatinya berdesir.  Dan Lukas marah karenanya.  Tidak!  Jangan sampai ia terjebak dengan perasaan sialan itu lagi!!

“Maaf, apa kita putus karena luka ini?” tanya Cindy menyesal.  “Mungkin aku saat itu belum bisa menerimanya, tapi percayalah .. lukamu tak membuat dirimu jelek.  Kau tetap tampan, jangan rendah diri.  Jangan karena kuputuskan membuatmu terpuruk dan malu dengan keadaanmu ...?  Maaf, siapa namamu?  Ingatanku belakangan ini payah, tolong maafkan aku yang tak bisa mengingatmu.”

Lukas menatap tak percaya.  Ternyata perempuan jahat ini benar-benar berubah idiot!  Bagaimana dia bisa memikirkan hal aneh seperti ini?!  Dia harus segera disadarkan!

Lukas mendorong kasar tubuh Cindy, hingga gadis itu jatuh terhempas keatas ranjang.

“Shit!! Tak usah berbicara omong kosong seperti ini!  Apa kau tak sadar maut tengah mengintaimu, Jalang?!  Kau pikir untuk apa aku menculikmu?!  Aku sedang balas dendam padamu!   Akan kubuat hidupmu menderita!  Akan kuhancurkan dirimu berkeping-keping, Candy!!” teriak Lukas menggelegar.

Wajah Cindy berubah pias.   Apa yang dilakukan kembarannya hingga mantannya semarah ini?

“Apa?!  Kau men-menculikku?” tanyanya gugup.

Jantung Cindy berdegup kencang.  Bayangan penculikan seperti yang ada di adegan televisi berkelebat di benaknya.  Apa dia akan mengalaminya?

==== >(*~*)< ====

Bersambung

Cindy yang polos baru sadar kalau diculik.

Hahahaha..

39. SCAR (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang