Brak ...
Suara gebrakan pintu mengalihkan atensi pemuda berwajah datar itu, sebelum umpatannya keluar dari bibir merah tebal itu matanya yang menanam berubah menjadi biasa. Itu Nyx, pelaku dari gebrakan pintu sekaligus kakak dari gadis yang dia jaga saat ini.
"Kenapa adek gue bisa gini?" Tanpa aba-aba, Nyx menarik kerah seragam Eros, si pemuda berwajah datar, dengan wajah yang memerah menahan emosi.
Branneth baru saja keluar dari rumah sakit, jangan sampai gadis itu masuk kesana lagi. Dan ... jangan sampai Athena dan Ares mengetahui hal ini.
"Maaf," ujar Eros.
Bugh ...
Satu pukulan telak mendarat di rahang tegas Eros, pemuda itu menerima serangan tanpa niat membalas. Dirinya cukup sadar, jika ini salahnya.
Arthur yang masuk dengan napas tersengal-sengal menatap aneh kedua sahabatnya itu, wajah Eros yang terdapat lebam dan wajah Nyx yang emosi.
"Kalian kenapa?" tanya Arthur, namun tidak ada yang mau menjawab.
"Gue gak butuh maaf lo, gue cuma nanya sama lo. Dia. Kenapa?!" Rahang Nyx mengeras sembari menatap tajam Eros, Arthur semakin bingung melihat suasana yang kian memanas.
Namun sedetik kemudian netranya menangkal sosok gadis yang terbaring di atas brankar. Arthur kenal wajah itu, walau tidak sering melihat dia hafal betul dengan gadis itu. Branneth, adik Nyx.
"Gue maksa dia buat lari keliling lapangan."
Bugh ....
"Sialan! Lo pikir adek gue gak bakalan mati lo gituin?!"
Arthur segera memisahkan kedua sahabatnya itu, sebelum terjadi perang didalam UKS yang terbilang kecil ini. Arthur memaklumi kemarahan Nyx pada Eros, dan pemuda itu tidak habis pikir pada sahabatnya, Eros.
Sedari kemarin Nyx mewanti-wanti mereka, mengatakan bahwa fisik adiknya lebih lemah dari manusia biasanya. Terlebih gadis itu memiliki penyakit asma, bawaan sejak lahir.
Seharusnya Eros mengingat itu. Arthur jadi heran sendiri, bukannya saat Branneth pulang dari rumah sakit Eros bersama mereka? Bahkan dia mengatakan Nyx karena terlalu kekanak-kanakan pada adiknya.
Huft. Entahlah. Arthur juga tidak ingin ikut campur, dan terlalu malas mencari tau.
"Udah! Kalian gak mau istirahat Anneth keganggu, kan?"
"Maaf, Nyx."
Nyx menghela napas, menepis tangan Arthur dengan kasar yang sedari tadi memegang tangannya. Walaupun jomblo, dia masih suka gadis. Bukan cowok modelan Arthur. Eh?
"Gue cuma gak mau dia kenapa-napa, harusnya lo gak anggap ucapan gue kemarin main-main. But, it's okay. Lain kali hukuman buat dia yang ringan aja," Nyx berujar sambil menatap wajah pucat Branneth dengan tatapan sendu.
Eros semakin merasa bersalah, dirinya merutuk pada kecerobohannya. Andai dia mendengarkan kata-kata gadis itu untuk memaklumi, karena merupakan murid baru. Mungkin kejadian ini tidak akan pernah terjadi.
"Er, gue boleh minta tolong, gak? Beliin bubur buat, Anneth." Nyx menyodorkan yang berwarna biru pada Eros, yang langsung diterima.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRANNETH ||Hiatus||
FantasíaPublish : Kamis, 25 Februari 2021 Finish : (On Going) Transmigrasi biasanya tidak jauh dari hal-hal bernama, novel, antagonis, protagonis dan figuran. Sebagai figuran, dia hanya berperan sebagai pelengkap suasana. Namun bagaimana jika kenyataan nya...